Connect with us

Kota Banjarbaru

Ini Tanggapan Warganet Soal Badut Karakter di Banjarbaru

Diterbitkan

pada

BADUT KARAKTER, Keberadaan badut jalanan karakter kartun di Banjarbaru menjadi sebuah dilema ekonomi dan ketertiban umum. Foto : devi

BANJARBARU, Keluarnya penyataan Sekdako Banjarbaru H Said Abdullah terkait rencana penertiban badut jalanan karakter kartun, mendapat respon beragam dari masyarakat. Warga net yang teragung dalam grup habar banua 6+ seperti sepakat menginginkan agar badut jalanan karakter kartun tersebut tidak ditertibkan. Warga net meminta pengambil kebijakan ‘melegalkan’ saja keberadaan salah satu hiburan anak-anak itu.

Seperti salah satu komentar dari warga net @wahab D’garudas sungkar, ia mengatakan

“kasian pak sekda..orang cari nafkah..masa mau di tertibkan..toh tidak mengganggu yang lain dan mereka hanya menghibur berharap ada imbalan dari yang bersedia memberikan. mereka juga tidak menadahkan tangan layaknya pengemis yang disampaikan oleh pak sekda. kalau pengemis dan orang gila yg harusnya di tertibkan karena sudah meresahkan”.  Begitu salah satu komentar dari warganet.

Hal senada juga diungkapkan warganet lainnya yang cenderung menginginkan kalau badut jalanan karekter kartun tersebut jangan ditertibkan dari jalanan, selagi tidak menggangu ketertiban umum dan lalu lintas.

Reaksi warga hampir seluruhnya menginginkan agar badut jalanan karakter kartun tersebut jangan dirazia.

Meski keberadaan mereka yang kini mulai bertambah, setidaknya dengan keberadaan mereka yang menggunakan karakter favorit anak-anak dirasa sangat menghibur. Pun jam mangkal yang sering terlihat mulai sore hingga malam.

Para badut karakter ini tidak pernah mendatangi seseorang atau mengganggu seseorang hanya untuk sekedar meminta uang, cara mereka hanya berdiri di satu titik yang ramai dilintasi warga, sambil melambai-lambaikan tangan. Jika ada warga yang ingin berfoto bisa langsung berselfie dan memberikan uang secara sukarela kepada badut jalanan tersebut.

Sebelumnya kehadiran mereka oleh Sekdako Banjarbaru Said Abdullah diperintahkan kepada instansi terkait untuk melakukan penertiban.

“Satpol PP dan Dinsos perlu menertibkan mereka,” katanya.

Foto : devi

Sekdako Banjarbaru menganggap para badut jalanan itu sama dengan pengemis, hanya saja menutupi kedoknya dengan cara mengenakan kostum badut. “Mereka sama dengan pengemis, mangkal di pinggir jalan dan menerima uang dari para pengguna jalan. Kalau dibiarkan menjadi masalah di Kota Banjarbaru,” ujarnya.

Menurutnya, Kota Idaman harus bebas dari pengemis. Karena kalau dibiarkan, jumlahnya akan terus bertambah. Maka dari itu, dia ingin instansi terkait menindak mereka. “Tangkap para pengemis dan kembalikan ke daerah asalnya,” pintanya.

Salah satu badut jalanan kepada Kanal Kalimantan mengaku, sangat menyayangkan jika mereka harus dirazia oleh Satpol PP. Aris (18) yang baru bekerja 3 minggu sebagai badut karakter mickey mouse mengaku, hanya seorang lulusan SMP dan memiliki tanggungan ayah yang sudah lansia, kakak, adik dan seorang keponakan. Dengan penghasilan rata-rata Rp 50-60 ribu perhari, Aris saat ini bisa sedikit bernafas lega.

“Alhamdulillah sudah bisa buat beli beras sama buat jajan adik, sudah cukup buat saya,” ujar Aris dengan nada yang sangat sopan.

Sebelum berprofesi sebagai badut karakter, Aris mengaku dulunya hanya seorang buruh cuci motor. Ia mengaku warga Banjarbaru yang tak mampu meneruskan pendidikan ke jenjang SMA karena terkendala biaya. Aris berharap badut karakter yang dilakoni mampu menafkahi keluarga dan bisa membuat adik maupun keponakannya mampu meneruskan pendidikan.

Tak mudah menjadi seorang badut karakter ini, baju yang tebal dan suhu panas jalanan perkotaan, ditambah lagi topeng di kepala dengan berat kurang lebih 2 Kg membuat Aris bermandikan peluh sepanjang hari.

“Jangan dirazia atau ditertibkan, kami tidak ganggu orang-orang, kami Cuma menghibur anak-anak,” iba Aris.

Sama halnya dengan Reza (24), badut karakter naruto ini sangat digandrungi anak laki-laki. Saat berpapasan karakter kartun naruto itu ada anak-anak yang berteriak “kakak naruto, dadah” seraya melambaikan tangan kepada reza anak itu tertawa lepas. Ada pula anak yang bilang. “Kakak naruto foto yuk,” ujar Fadhil yang langsung turun dari sepeda motornya .

Reza yang baru bekerja kurang dari sepekan itu, merasa cukup nyaman dengen profesinya, meski harus menempuh perjalanan jauh mengelilingi kota. Panasnya kostum yang digunakan Reza, tetap semangat, ini demi menafkahi ibu dan adiknya di rumah.(devi)

Reporter : Devi
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->