Connect with us

Bisnis

Dollar Kembali Menguat, Kontraktor Lokal Mulai Was-Was

Diterbitkan

pada

Menguatnya kembali Dollar terhadap Rupiah membuat harga bahan bangunan terancam kembali naik. Foto : Arief Rahman

BANJARMASIN– Kembali merangkak naiknya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar hingga mencapai Rp 15.000 lebih untuk 1 Dollar menjadi kegelisahan tersendiri bagi pelaku usaha kontruksi di Banua.

Ketua Gabungan Pengusaha Kontruksi Indonesia (GAPENSI) Kalsel Edy Suryadi bahkan mengklaim, jika mata uang Rupiah terus tertekan, maka akan banyak kontraktor lokal yang bangkrut dan mentake over proyek infrastruktur yang dimenangkannya. “Di Jakarta sudah terjadi, untuk Kalsel kemungkinan juga akan menyusul jika nilai mata uang Rupiah kita terus memburuk,” tegas Edy, Rabu (3/10).

Saat ini saja ungkapnya, sudah mulai banyak bahan baku kontruksi yang mengalami kenaikan harga akibat melemahnya Rupiah. Salah satunya bahan baku jenis semen, besi, alumunium hingga aksesoris.

“Kalau proyek sudah dimenangkan dan dikerjakan, saat bahan bangunan naik kita tidak bisa lagi menuntut penyesuaian harga. Akibatnya kontraktor pun harus rela menanggung kerugian karena biaya bahan baku yang membengkak diluar perkiraan,” tambahnya.

Untuk itulah Edy pun dalam kesempatan ini meminta Pemerintah untuk serius dalam memperkuat nilai mata uang Rupiah terhadap Dollar. Jika tidak maka kedepannya akan semakin banyak pelaku usaha kontruksi di daerah yang bertumbangan.

“Khususnya pengusaha kontruksi di daerah, pasti akan banyak tumbang kalau Rupiah tidak membaik dan makin memburuk. Hal ini karena kemampuan finansial mereka rata-rata terbatas,” ucapnya.

Sebelumnya, pelaku usaha perumahan di Banjarmasin, M Fazrin juga mengakui, mulai ada kenaikan harga beberapa bahan baku kontruksi sejak mulai melemahnya mata uang Rupiah terhadap Dollar.

Untuk perumahan menengah ke atas menurutnya hal ini tidak masalah, mengingat pihaknya masih bisa menaikkan harga jual rumah. Namun untuk perumahan bersubsidi pihaknya mengaku cukup dirugikan karena naiknya harga bahan bangunan.

“Kalau rumah bersubsidi harganya sudah ditentukan oleh pemerintah. Jadi saat beberapa harga bahan bangunan naik seperti sekarang, terpaksa kita harus mengurangi margin keuntungan,” keluh Direktur Utama PT Perumahan Awang Permai tersebut.(arief)

Reporter : Arief
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->