Connect with us

Kabupaten Barito Selatan

Bayi Ainun Menunggu Operasi, 9 Bulan Sudah Alami Hidrosefalus

Diterbitkan

pada

Ainun bersama ayah dan ibunya. Foto: digdo

KANALKALIMANTAN.COM, BUNTOK – Nasib dialami Ainun, balita 1 tahun penderita hidrosefalus, anak kedua pasangan Dadang Suherman (45) seorang kuli bangunan dan Lia Wati (39) ibu rumah tangga. Warga desa Baru yang menetap di sebuah kontrakan di jalan Jelapat, kota Buntok, hanya bisa menunggu bantuan untuk memeriksa kesehatan sang anak.

Sang ayah mengatakan, Ainun waktu lahir masih normal. Namun ketika sudah berumur 3 bulan, mengalami sakit yang saat itu di bawa ke RS Jaraga Sasameh Buntok, ternyata langsung mendapatkan rujukan ke RS Doris Silvanus Palangkaraya, setelah diperisa ia divonis kena penyakit hidrosefalus dan dirawat hingga kurang lebih 3 bulan.

“Jadi Ainun mulai mengalami sakit sejak umur 3 bulan, dan sudah dirawat di RS Palangka Raya hingga sempat kurang lebih 3 bulan,” kata Dadang Suherman kepada Kanalkalimantan.com, di rumahnya, Rabu (18/3/2020).

Ia mengungkapkan, ketika membawa Ainun ke Palangka Raya dirinya cuma modal nekat karena masih belum tahu berapa ongkos yang dikeluarkan, terlebih dari Buntok tidak memakai BPJS atau yang lainnya.

Sehingga saat di sana sempat keluar biaya cukup besar sebelum terbantu dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS) oleh pihak kerabat di Buntok.

“Namanya kita kurang pengetahuan dan demi anak biaya belakangan, jadi saat di Palangka dengan biaya besar agak sedikit terbantu, karena dibuatkan KIS oleh kerabat,” beber Dadang.

Ainun, bayi satu tahun penderita hidrosefalus. foto: digdo

Lebih lanjut diceritakannya, untuk pengobatan Ainun selama 3 bulan di Palangka Raya sudah menghabiskan biaya Rp 30 juta. Ia sempat mengaku puas atas pelayanan karena perawatan Ainun berhasil, sehingga bisa dipulangkan ke Buntok. Belakangan terjadi pembesaran kepala Ainun dan menurut medis harus di operasi ke RS Soetomo Surabaya dengan jumlah biaya besar tentunya.

“Dalam perawatan 3 bulan itu saja sudah menghabiskan 30 juta lebih, dan menurut dokter untuk operasi pengecilan kepala Ainun ini hanya bisa dilaksanakan di RS Soetomo Surabaya,” beber Dadang.

Masih kata Dadang, dalam waktu dekat akan kembali ke Palangka Raya untuk mengecek Ainun, apakah sudah bisa dioperasi atau tidak, sekaligus untuk mengetahui berapa biaya yang diperlukan.

“Rencananya bulan ini kita akan kembali ke Palangka mengecek kesiapan Ainun, apakah bisa dioperasi atau tidak, sekaligus untuk mengetahui berapa biayanya,” tutur Dadang.

Ia pun berharap pemerintah daerah maupun pihak mana saja bisa membantu. Sekali lagi pihak keluarga Ainun sangat berharap sekali kiranya ada bantuan dari pemerintah atau donatur dari manapun, untuk dapat membantu operasi pengecilan.

“Siapapun saya harap bisa membantu, agar Ainun bisa menjalani operasi pengecilan kepalanya,” pungkasnya penuh harap. (kanalkalimantan.com/digdo)

Reporter : digdo
Editor : bie

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->