Connect with us

Kabupaten Banjar

Webinar Literasi Digital: Bebas Terbatas di Jagat Digital, Jangan Langgar Hak Orang Lain!

Diterbitkan

pada

Webinar literasi digital “Bersosialisasi di Ruang Digital” di Kabupaten Banjar, Selasa (22/6/2021) siang. Foto: ist

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Berlangsung secara virtual, webinar literasi digital dengan topik “Bersosialisasi di Ruang Digital” diselenggarakan di Kabupaten Banjar. Acara dimulai pukul 10.00 Wita menghadirkan narasumber Linda Widiachristy, anggota Indonesia Architect Association (IAI), Dyan Nugraha, Dosen Farmasi Universitas Sari Mulia, Fitryan Rozi Owner and Founder Cut Barbershop Group Indonesia, dan key opinion leader (KOL) Ni Putu Dwi Verayanti Utami SS MHum, CSP Professional Public Speaker, Lecturer, Enterpreneur, Founder dan CEO of @publicspeakingbali.

Kegiatan yang dihadiri secara online ini merupakan bagian dari program literasi digital nasional : Indonesia Makin Cakap Digital yang telah dicanangkan oleh Presiden RI, Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu.

Masing-masing narasumber menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama Literasi Digital yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).

Wawasan kebangsaan, karakter yang bisa dipegang teguh saat bermedia sosial, tetap pada nilai-nilai Pancasila saat berinteraksi di medsos, sehingga nilai kekeluargaan, gotong royong, menyadari bahwa dunia digital bukan milik pergolongan atau perorangan, hargai perbedaan seperti yang tertuang pada bhineka tunggal ika.

 

 

“Sehingga keragamaan potensi kesatuan tetap terjaga diderasnya arus digital. Boleh saja digital culture dan aktif diaplikasi digital culture tanpa melupakan budaya kita,” Linda, milenial dari Kalimantan yang sekarang melanjutkan studi di Belanda.

Menurut mahasiswi MSc Student Urban Environmental Management Wageningen University, The Netherlands dan peneliti perkotaan ini, dalam berbudaya di era digital haruslah memahami, implementasi, inklusif, pluralistik, apresiasi, kesatuan dan adil serta menjaga nilai-nilai budaya Indonesia dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam dunia maya, menghargai perbedaan dan berkomentar dengan tidak SARA.

Senada, Dyan Nugraha pad sesi penyampaian kedua mengatakan, dalam dunia digital jangan melanggar hak orang lain.

“Bebas terbatas adalah obat dalam internet. Obat bebas dibeli tanpa resep dokter, namun dengan jumlah yang terbatas, dan terdapat peringatan pemakaiannya. Sama halnya dengan internet atau kanal digital, penggunaanya dan kebebasan ekspresinya harus dibatasi dan terdapat peringatan di dalamnya,” beber Dyah Nugraha.

“Apa yang sudah kita lempar ke publik dunia media digital tidak akan bisa dengan mudah kita tarik kembali,” ungkap mantan jurnalis TV nasional ini. Batasan tersebut sudah diatur oleh agama, norma dan nilai kebaikan, kesusilaan, perjudian, pencemaran nama baik, kerugian konsumen, pemerasan dan atau pengancaman, SARA dan kekerasan.

“Cek validasi, urgensi dari berita yang kita dapat dari media sosial,” ingatnya.
Internet menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Indonesia menjadi pembuka kata dari Key opinion leader, Ni Putu Dwi Verayanti Utami SS MHum. Menurut pengajar public speaking dari Bali ini Nilai positif bisa bertemu dengan orang lain di dunia maya, bisa berbagi dan menawarkan produk jualan dengan mudah. Hal negatif dari internet karena bulliying saling ejek komentar yang berhujung tindak kekerasan.

“Berkomentarlah seperlunya jangan hanya mengikut hal-hal viral yang akhirnya merugikan diri sendiri,” menurut CEO of @publicspeakingbali.

“Dalam era digital ini untuk lebih berhari-hati saat upload, like, share dan komentar yang baik, sehingga kelak 10 tahun atau 20 tahun kemudian, kita masih bisa melihat jejak positif yang bisa kita lihat di internet,” jelasnya.

Sementara itu, Fitryan Rozi, Director of Go.orbit Training & Consulting mengatakan, zaman digital siapapun bisa menjadi pebisnis, tapi bagaimana bisa menghadapi badai Covid-19.

“Tips nya rubah VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) bisnis anda!,” Bang Ozi panggilan Fitryan Rozi- pemilik usaha Cut Barbershop ini.

Menurut pembicara penutup pada webinar ini, Kemenkominfo tahun 2021 VUCA adalah Volatility rubah menjadi visi, goals produk layanan bisnis. Uncertainty rubah menjadi lebih memahami, dinamis memahami pasar konsumen. Complexity rubah menjadi clarity fokus pada perbaikan produk/layanan saat ini. Ambiguity rubah manjadi Agility eksekusi dengan lincah dan adaptasi dengan cepat.

Sekadar diketahui, Kemkominfo RI menyelenggarakan kegiatan Webinar Literasi Digital : Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021. Kegiatan webinar literasi digital ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa. (kanalkalimantan.com/desy)

Reporter : desy
Editor : kk


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->