Kanal
Seni Ukir Banjar yang Kian Tergusur (1)
Pengukir ornamen rumah tradisional Banjar seperti Mansyur yang bekerja di bengkel kecilnya di Jl A Yani, Martapura, bernasib sama dengan rumah tradisional Banjar. Terjepit oleh modernitas yang congkak dengan warna tradisi.
Seiring berakhirnya era kejayaan industri kayu di Kalimantan hingga tahun 2000-an, industri kusen dan ukiran juga terkena imbasnya. Kian sulitnya mendapatkan bahan baku, ditambah harga kayu ulin yang terus melangit, membuat sebagian banyak orang tak lagi membuat rumah berkonstrusi kayu. Tren rumah minimalis yang kian meninggalkan unsur kayu dan etnik, membuat usaha pembuatan ukiran kian terpuruk.
H Muhammad Aini, salah satu pemilik usaha pembuatan kusen dan ukiran ‘Ulin Indah’ di Martapura mengaku, kian hari pesanan pembuatan ukiran kian berkurang. Jika di era tahun 1990-an H Aini memiliki hingga 15 anak buah untuk memenuhi pesanan pelanggan hingga ke Jakarta, kini tak satupun pekerjanya yang masih bertahan.
Meski kian sepi pemesan, di bengkel pembuatan kusen miliknya, H Aini tetap menerima pembuatan ukiran. “Saat ini hanya ada satu tukang ukir yang masih sering saya gunakan jasanya. Tapi itu pun jika ada pesanan pembuatan ukiran,†kata H Aini.***
-
NASIONAL2 hari yang laluCek Kenaikan UMP 2026 Kalimantan di Semua Provinsi, Potensi Naik 10,5%!
-
Kanal3 hari yang laluUMR Kalimantan 2025 Jelang Pengumuman UMP 2026: Cek UMP dan UMK Lengkap Semua Provinsi
-
HEADLINE2 hari yang laluBulir Padi Tak Keluar Selama Dua Tahun di Tatah Makmur
-
HEADLINE3 hari yang laluSawah Menyempit Bikin Panen Sedikit, Petani Tatah Makmur Banjarmasin Menjerit
-
Kabupaten Balangan3 hari yang laluTinggi Muka Air Sungai Balangan Naik, Empat Desa Dilanda Banjir
-
HEADLINE3 hari yang lalu12 Sekolah di Banjarbaru Buka Penginapan Gratis Jemaah Sekumpul



