Connect with us

HEADLINE

Ngadu ke Kakak Lelaki, Korban Rudapaksa di Pontianak Dibiarkan ‘Digarap’ Ayah Sendiri

Diterbitkan

pada

Ilustrasi korban rudapaksa anak perempuan oleh ayah sendiri. Foto: kat jayne from pexels

KANALKALIMANTAN.COM, PONTIANAK – Seorang anak perempuan berinisial AG (11) di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) yang menjadi korban rudapaksa oleh ayah kandungnya berinisial ST rupanya sempat mengadu kepada kakak laki-lakinya, namun tidak digubris.

Padahal, AG menjadi korban rudapaksa oleh ST, sejak masih duduk di bangku kelas 2 SD pada tahun 2019 lalu.

“Pengakuan korban, abang-abangnya semua tau perbuatan pelaku, tetapi mereka tidak berbuat apapun, hanya diam,” kata Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar, Eka Nurhayati Ishak kepada Suarakalbar.com -jejaring mitra Kanalkalimantan.com, Minggu (2/7/2023).

Baca juga: Pasca Gempa Bantul, PLN Pulihkan Sistem Kelistrikan Bantu Warga Terdampak

Tindakan tak semestinya itu rupanya tidak hanya diketahui oleh kakak laki-laki korban, bahkan mantan ibu tirinya sempat menyaksikan sendiri perbuatan ST terhadap AG.

Melihat kejadian itu, kata Eka, ibu tiri AG memutuskan untuk bercerai dan pergi dari rumah.

“Karena melihat perbuatan pelaku terhadap korban, di depan matanya, sebab itulah mantan ibu tiri memilih cerai. Setelah itu meninggalkan rumah, dan tidak tau lagi dimana posisinya,” terang Eka.

Sebelumnya, AG sempat dilaporkan hilang bersama adiknya oleh ST lantaran pergi dari rumah secara diam-diam.

Baca juga: Fachruddin Dilantik Menjadi Dirut Bank Kalsel

Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Raden Petit Wijaya menjelaskan bahwa ST yang merupakan tersangka sekaligus ayah korban, sempat melaporkan 2 anaknya hilang atau diculik.

Ternyata, kedua anak tersebut diamankan oleh KPPAD Kalbar karena terindikasi mengalami kejadian kekerasan dalam rumah tangga yang sangat memprihatinkan.

“Anak AG telah diduga menjadi Korban KDRT dan persetubuhan atau perbuatan cabul terhadap anak dibawah umur serta kekerasan seksual dalam rumah tangga yang dilakukan oleh ST yang merupakan ayah kandung korban sendiri, yang saat ini sudah ditahan diruang tahanan Polda Kalbar,” jelas Kombes Raden pada Kamis (29/6/2023).

Menurut Raden, terungkapnya perbuatan bejat ST bermula saat korban AG mengirimkan pesan via Whatsapp kepada wali kelas dan menceritakan bahwa dirinya dipukuli oleh ayah kandungnya dengan menggunakan kursi.

Kepada wali kelasnya itu, AG juga menceritakan bahwa dirinya telah dicabuli oleh ayahnya.

Baca juga: Jersey Baru Barito Putera Disebut Mirip Milik Al Nassr 

Selanjutnya, pada hari Senin (19/6/2023) korban AG dipanggil oleh wali kelasnya untuk bercerita tentang apa sebenarnya yang telah terjadi.

“Akhirnya, korban bercerita bahwa selama ini tersangka ST telah menyetubuhinya setiap malam rentan waktu antara jam 22.00 wib sampai 01.00 wib mulai dari sejak tahun 2019. Sejak korban kelas 2 SD, dengan intensitas sekitar seminggu tiga kali tersangka mengajak korban untuk bersetubuh,” terang Raden.

“Pada saat korban sudah tidur, tersangka ST masuk ke dalam kamar korban dan sebelum menyetubuhi korban, tersangka ST mengancam jika korban tidak mau menuruti maka nanti tidak akan dikasih uang jajan dan akan menyita HP korban,” lanjutnya.

Mendengar kejadian tersebut, kata Kombes Raden, karena ibunda AG sudah meninggal dunia dan dari pihak saudara kandung tidak ada yang bisa diharapkan, maka pihak sekolah mengadukan hal tersebut kepada KPPAD Provinsi Kalbar.

“Selanjutnya, pihak KPPAD Provinsi Kalbar selaku pendamping korban melaporkan kejadian tersebut kepada Ditreskrimum Polda Kalbar,” terang Raden. (Suara.com)

Editor: kk


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->