Connect with us

ACT KALSEL

Muslim Uighur Tak Pernah Bebas Berislam

Diterbitkan

pada

Muslim Uighur masih mengalami ketertindasan di Xinjiang Foto: ACT

Fakta lain diwartakan BBC dalam laporannya tentang sebuah area di daerah terpencil Xinjiang, bernama Dabancheng. Bulan Juli tahun 2015 silam, satelit di atas atmosfer pernah memotret sebuah lahan kosong gurun dan pegunungan di wilayah ini. Salah satu gambar memunculkan hanya tentang kekosongan, lahan tak tersentuh, dan penuh pasir berwarna abu-abu khas gurun di pegunungan tinggi.

Namun hanya berselang tiga tahun setelah potret satelit tahun 2015 itu, foto terbaru didapat pada April 2018. Lahan kosong itu telah berubah menjadi sebuah bangunan besar, masif, seperti ditembok tinggi tanda fasilitas keamanan nomor satu. Investigasi yang diwartakan BBC menyebut, bangunan baru itu dikelilingi oleh 2 km panjang pagar dan 16 menara penjaga seperti sebuah bangunan penjara. Di titik inilah, masalah persekusi atas Muslim Uighur, memuncak ke permukaan.

Masih dalam laporan Amnesty International dan Human Right Watch, sejumlah etnis Uighur di Xinjiang dipaksa untuk bersumpah setia kepada Presiden Cina Xi Jinping. Tak sedikit dari mereka yang ditahan tanpa alasan dan batas waktu. Lokasi penahanan besar ini salah satunya diduga berada di area terpencil, bernama Dabancheng.


Meluas dari wilayah Dabancheng, investigasi lebih lanjut sejumlah pihak bahkan menyebut ada ratusan fasilitas keamanan lain yang dibangun di Xinjiang sampai akhir 2018 ini. Sebuah lembaga ruang angkasa multinasional bernama GMV memiliki data tentang jumlah pasti fasilitas keamanan (baca: penjara raksasa) yang mereka temukan dari pantauan satelit khusus.

Analisis terbaru menyatakan sedikitnya ada 101 fasilitas keamanan tingkat tinggi yang terdeteksi di Xinjiang. Meski Pemerintah Cina menyangkal bahwa fasilitas tersebut hanya sebagai gedung pendidikan vokasi (keahlian khusus), tapi banyak bukti satelit menunjukkan hal yang berbeda.

Identifikasi GMV menyatakan, fasilitas keamanan yang mereka temukan lebih mengarah ke fasilitas tertutup, raksasa, punya pagar besi dan beton, dan punya menara pemantau untuk mengontrol pergerakan siapapun di dalamnya. Ini serupa dengan sebuah penjara raksasa ketimbang bangunan pelatihan.

Data yang diwartakan BBC dari sumber GMV bahkan menunjukkan, terjadi peningkatan jumlah fasilitas keamanan yang sangat signifikan di Xinjiang. Pada 2017 lalu misalnya, terdeteksi 15 titik fasilitas keamanan baru di Xinjiang. Sementara pada 2018 ini terdapat pembangunan 10 titik fasilitas keamanan baru di pelosok Xinjiang lainnya.

Analisis lebih lanjut dari investigasi BBC pun menyatakan, tidak semua fasilitas keamanan – yang diduga untuk memenjara etnis Uighur – dibangun dari lahan kosong. Beberapa fasilitas lain dikonversi dari bangunan sekolah ataupun pabrik, namun dibangun pagar besi panjang dan menara pengawas. Di lokasi inilah Pemerintah Cina menampik tentang penjara raksasa, alih-alih sebuah “gedung pusat pelatihan keahlian vokasional” bagi warga Muslim Uighur.

Laporan masih akan terus berlanjut, seiring dengan beberapa investigasi sejumlah pihak yang masih berjalan. Lebih dari 10 juta populasi Muslim Uighur di Xinjiang berjuang untuk bertahan di tengah tekanan, diskriminasi dan persekusi. Bagi warga dunia, cerita tentang persekusi Uighur bisa jadi adalah hal baru yang didengar. Padahal sesungguhnya sudah sejak bertahun silam nasib Muslim Uighur tak pernah bebas berislam. (act)


Laman: 1 2

iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->