Connect with us

Kanal

Koi, Si Pemilik Warna Indah Pembawa Hoki

Diterbitkan

pada


BANJARBARU, Warnanya cantik, beraneka ragam dan tentu saja harganya lumayan mahal!.
Itulah beberapa kata yang terucap saat melihat ikan Koi.

Di negara Jepang, ikan Koi tidak hanya dipelihara di kolam tertentu saja, namun juga di selokan!. Ya, selokan. Hal ini bisa saja terjadi, sebabnya kualitas air di Jepang sangat bersih. Pembuangan limbah-limbah rumah tangga tidak langsung dialirkan ke selokan, makanya Koi bisa bertahan hidup dengan bebas di dalam selokan.

Bagi pecinta ikan Koi asal Kota Banjarbaru, Dwi Koerniawan, ikan Koi adalah jenis ikan hias yang sangat unik dan indah.

“Karena keindahan warnanya itulah saya hobi memelihara ikan Koi, selain itu juga ada kebanggaan tersendiri memeliharanya,” ucap Dwi.

Menanggapi mitos dan anggapan kebanyakan orang bahwa Koi adalah ikan pembawa hoki alias keberuntungan, Dwi mengatakan hal itu bisa saja terjadi ketika mempunyai Koi dengan kualitas bagus.

“Kalau memeliharanya benar dan dilakukan dengan baik perawatannya mulai dari kolam, filter, tentunya Koi yang kita pelihara pun juga semakin indah. Semakin indah warnanya maka bisa dijual dengan harga yang tinggi. Jadi ya, keberuntungannya terletak pada mahal tidaknya ikan Koi kita dihargai orang lain. Jadi pada dasarnya jangan ragu dan takut untuk memelihara ikan Koi,” beber warga Komplek Griya DPR Asri 2 Landasan Ulin ini.

Untuk mendapatkan ‘hoki’ itu, tentunya diperlukan pengalaman. Menggeluti hobi mengoleksi dan memelihara ikan Koi sejak 10 tahun yang lalu, Dwi memiliki banyak pengalaman dalam hal perawatan kolam dan Koi. Dwi juga merupakan Ketua Umum Banua Koi Club.

Tujuannya bergabung dan menjadi ketua umum di klub itu adalah agar ia bisa mengembangkan serta mengenalkan dunia Koi di Kalimantan Selatan. Tidak hanya itu, di dalam klub Koi ini antar anggota (penghobi) juga bisa saling sharing mengenai Koi.

Dwi Koerniawan, sudah sepuluh tahun menjadi penghobi ikan Koi.

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum memelihara Koi, tambah Dwi, adalah membuat kolam serta sistem penyaringan air yang standar. Menurutnya, ukuran kolam (tergantung lokasi) kedalaman kolam minimal 1,25 meter (berfungsi untuk mengatur temperatur/suhu air ketika panas matahari terik atau curah hujan tinggi) serta sistem filterisasi minimal 30% dari volume kolam juga wajib diperhatikan.

“Paling diperhatikan adalah pengelolaan air kolam itu sendiri. Kondisi air yang sehat banyak asupan oksigen, maka Koi juga akan sehat, tingkat keasaman air juga harus diperhatikan. Semakin kita masuk ke dalam, semakin banyak keunikan yang belum kita ketahui tentang Koi,” tegasnya.

Pembuatan kolam dengan sudut-sudut mati juga perlu dihindari. Hal ini dilakukan agar air yang mengalir bisa berjalan lancar dan menghasilkan banyak oksigen, untuk meminimalisir pertumbuhan lumut. Sudut-sudut mati tentunya membuat pertumbuhan lumut juga semakin cepat.

Jenis Koi Gosanke (Kohaku, Showa, Shiro) merupakan jenis Koi yang sangat ia sukai. Ia mengaku warna Koi jenis inilah yang menurutnya paling bagus. Tapi secara keseluruhan, ia sudah memiliki 6 jenis dari 17 jenis Koi yang ada.

“Tidak semua jenis itu bisa didapatkan di Kalsel, karena sudah banyak breeder (Peternak) di Indonesia. Dari segi harga juga bervariasi, tergantung dari jenis, ukuran dan juga kualitas warnanya,” ungkapnya.

Pria kelahiran Lumajang, 22 Juni 1983 ini biasa membeli Ikan Koi di Petani Koi Indonesia, terkadang juga di toko-toko ikan serta di dealer Koi.***


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->