Connect with us

Kabupaten Banjar

Ini Tiga Dampak Kemarau yang Hantui Kabupaten Banjar

Diterbitkan

pada

Kemarau menyebabkan sejumlah kasus kebakaran lahan, kekeringan, hingga ISPA Foto: rendy

  • Ada Sebanyak 216 Penderita ISPA

Meningkatnya angka kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Banjar dengan terjadinya kabut asap mulai dirasakan dampaknya. Untuk menghindari munculnya penyakit, terutama ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan), Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar melaksanakan aksi bagi-bagi ribuan masker ke pengguna jalan.

Berdasarkan data hasil dari 5 puskesmas yang menggunakan (Sistem Informasi Kesehatan Daerah (Sikda) Generik secara online, diperoleh tren peningkatan penyakit saluran pernapasan yang diderita warga. Informasi dari Kepala UPT Puskesmas Martapura 1, dr Nurmah Megawati, di Puskesmas Martapura 1 juga terjadi peningkatan jumlah penderita saluran pernapasan dari Bulan Juni sebanyak 136 menjadi 216 pada bulan Juli.

Menurut Kepada Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Rusidawati, pembagian masker dilakukan untuk mencegah merebaknya penyakit saluran pernapasan akibat kabut asap.

 “Pasien penyakit saluran pernapasan kecenderungan meningkat sejak 30 hari terakhir, hingga menjadi penyakit urutan dua terbanyak. Atas instruksi dari Kadis Kesehatan, Ikhwansyah, M.Kes, kami melakukan pembagian masker kepada para pengendara motor,” jelasnya.

Pembagian masker juga dimaksudkan agar warga sadar serta berjaga-jaga agar terihindar dari penyakit saluran pernapasan. Warga diharapkan selalu waspada dari bahaya asap akibat kebakaran lahan dan senantiasa menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

“Sebaiknya, para orang tua memastikan anak-anak mereka yang pergi ke sekolah menggunakan masker agar terhindar dari paparan asap,” pungkasnya.

  • Ribuan Hektare Lahan Pertanian Terancam Gagal Panen

Petani di Kabupaten Banjar diyakini sudah punya bekal ilmu pengetahuan untuk menerapkan pengaturan pola tanam dan bisa mengantisipasi bencana kekeringan pada saat musim kemarau seperti sekarang ini.

Dijelaskan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Banjar Mochammad Fachry saat ditemui Kanal Kalimantan, beberapa waktu yanglalu, dia menjelaskan kemungkinan gagal panen karena ancaman kekeringan yang melanda lahan pertanian di Kabupaten Banjar sangat sangat minim. Ia yakin petani di Kabupatan Banjar sudah punya pengaturan waktu pola tanam yang sesuai dan para petani sudah mempunyai pengalaman, sehingga dapat memprediksi kondisi iklim di setiap tahunnya.

“Contohnya saja para petani sudah menanam padi pada bulan April, Juni dan Juli yang lalu jadi, sekarang di musim kemarau tinggal panen, kecuali ada yang menanam di bulan Juli atau Agustus mungkin ada sebagian kecil terganggu, namun mereka pada umumnya sudah di fasilitasi dengan pompa air,” jelasnya.

Dijelaskan Fachry, pihaknya memfasilitasi para petani di Kabupaten Banjar yang membutuhkan pompa air jika diperlukan untuk membasahi wilayah pertanian atau persawahan menghadapi ancaman kekeringan musim kemarau yang melanda.

“Untuk menghadapi musim kemarau, kita akan fasilitasi para petani dengan pompa air, di Brigade Alsintan kantor Dinas TPH Kabupaten Banjar, kita banyak stok pompa air itu akan kita pinjamkan, silahkan mereka memanfaatkan. Alhamdulillah sampai saat ini masih belum ada laporan tanaman yang rusak karena kemarau,” akunya

Untuk mengantisipasi musim kemarau para petani juga bisa mengantisipasi dengan menanam tanaman jenis sayuran di dekat sumber air dengan system pompanisasi walaupun memanfaatkan lahan yang tidak begitu luas, namun bisa menghasilkan dalam waktu yang singkat.

“Mereka sudah tahu kapan mereka harus menanam, mereka juga sudah tahu kapan mereka harus panen, bahkan para petani juga bisa membaca pasar, karena mereka sudah mengalaminya,” tegas Fachry.(rendy)

Reporter: Rendy
Editor: Chell


Laman: 1 2

iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->