Dominasi Pemilih Generasi Milenial di Kalsel, Pegiat Demokrasi Beri Catatan Khusus

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Selatan (Kalsel) telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024.

Hasil pleno KPU Kalsel menetapkan sebanyak 3.025.220 pemilih yang tersebar di 13 kabupaten/kota di Provinsi Kalsel.

Kemudian jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pemilu 2024 disebutkan berjumlah sebanyak 13.584.

Lebih rinci, dari data infografis KPU pemilih dikategorikan berdasarkan usia, yaitu Generasi Pre-boomer kelahiran di bawah 1945, Generasi Baby Boomer 1946-1964, Generasi X 1965-1980, Generasi Milenial 1981-1996, dan Generasi Z kelahiran 1997 ke atas.

Baca juga: Tipu-tipu Perbaikan Deco Mobil, Macan Barbar Membekuk TH Habiskan Uang Rp80 Juta Dipakai Nikah

Data KPU Kalsel menunjukkan pemilih pada Pemilu 2024 didominasi oleh Generasi Milenial yaitu sebanyak 1.054.334 orang, kemudian disusul Gen X 870.071, Gen Z 711.955, dan Generasi Baby Boomer 357.515 orang.

Kemudian untuk Generasi Preboomer hanya 31.345 orang. Data itu diamini oleh Ketua KPU Kalsel Andi Tenri Sompa yang baru dilantik beberapa waktu lalu.

“Ya, data menunjukan demikian,” kata Andi Tenri Sompa saat dikonfirmasi, Jumat (30/6/2023) malam.

Baca juga: Kala Para Capres Naik Haji: Kompak Ibadah di Tengah Kontestasi, ‘Jualan’ Simbol-simbol Religiusitas

Dijelaskan Andi Tenri Sompa untuk pemilih kalangan disabilitas di Kalsel berjumlah sebanyak 21.673 orang atau 0,72% dari DPT. Dengan rincian disabilitas fisik sebanyak 9.687 orang (0,32%), disabilitas mental 5.406 (0,18), disabilitas sensorik wicara 2.645 (0,09%), disabilitas intelektual 1.186 (0,04%), disabilitas sensorik netra 1.949 (0,06%), dan sensorik rungu 800 (0,3%).

Pegiat Ambin Demokrasi Kalsel Noorholis Majid memberikan catatan penting terkait data KPU Kalsel yang menunjukan banyaknya pemilih kaum milenial di Pemilu 2024 mendatang.

Menurutnya, kalau Generasi Milenial dan Gen Z tidak menaruh perhatian pada politik, maka kualitas Pemilu juga akan ikut terpengaruh. Bisa jadi berakibat mereka hanya akan memilih berdasarkan tampang atau popularitas.

“Kalau sebagian besar dari mereka ikut Pemilu, tapi tidak suka pada isu-isu politik, maka cenderung akan sembarangan dalam memilih,” katanya kepada Kanalkalimantan.com Jumat (30/6/2023) malam.

Baca juga: Spesialis Bobol Brankas Lintas Daerah di Kalsel, Tujuh Kali Beraksi Gasak Ratusan Juta

Maka menurut Noorhalis, tugas KPU Kalsel sebagai penyelenggara pemilu untuk memberikan pencerahan kepada para pemilih khususnya dari kalangan milenial yang berjumlah satu juta lebih.

Tentu sosialisasi yang diharapkan bukan hanya sekedar sosialisasi teknis, tetapi juga menyangkut kesadaran politik bahwa kontestasi lima tahunan ini sangat menentukan nasib mereka lima tahun kedepan.

“Karena itu harus melek politik, lihat jejak rekam setiap calon, jangan asal pilih,” pesannya.

Selain KPU, peran perguruan tinggi menurutnya juga penting dalam memberikan penguatan dan pencerahan kepada masyarakat, dengan tujuan agar pemilih cerdas dan tahu apa yang dipilihnya.

Baca juga: Persiapan Kepulangan Jemaah Haji, 32 Kg Berat Koper Maksimal Jemaah

“Kalau politisi dilarang masuk kampus, maka sebaiknya orang kampuslah yang harus memberikan pencerahan kepada warga,” ujarnya.

Terpisah, salah seorang Bakal Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Kalsel Muhammad Hidayattollah cukup optimis dalam menanggapi data pemilih yang dirilis KPU Kalsel.

Dirinya yang termasuk caleg dari kalangan anak muda berusia 24 tahun mengatakan optimis dapat memperoleh suara dari kalangan milenial pada Pemilu 2024 mendatang.

“Menandakan anak muda siap tempur, apapun hasilnya, anak muda punya nya semua golongan lintas umur. Yang jelas anak muda support anak muda,” katanya. (Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter : rizki
Editor : bie