Connect with us

ACT KALSEL

Ceria Ratusan Anak Gaza Terima Jaket Hangat

Diterbitkan

pada

Anak-anak Palestina di Gaza memerlukan jaket hangat menghadapi musim dingin. Foto : act

GAZA, Departemen Meteorologi Palestina memberi peringatan dini cuaca buruk untuk wilayah Gaza, Jumat (15/2). Hujan dengan suhu udara dingin akan menyelimuti Negeri Syam itu hingga Senin (18/2). Dari pantauan cuaca, suhu di Gaza berada di angka 12 hingga 10 derajat celsius. Sementara itu, hujan bahkan badai juga diprediksi akan melanda beberapa wilayah di Gaza. Warga juga diperingatkan untuk waspada terhadap adanya kemungkinan banjir yang akan melanda. Cuaca yang menurun ini membuat warga Palestina makin membutuhkan logistik yang mampu membantu mereka menghalau hawa dingin maupun kemungkinanakan banjir.

Selama musim dingin ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara berkelanjutan menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina. Akhir Januari lalu, 425 jaket hangat dibagikan ke anak-anak Palestina yang tinggal di sekitar kota Gaza, seperti Shejaiya, Khan Younis, dan Beit Lahia. Ratusan jaket hangat tersebut seketika ceriakan anak-anak Gaza yang menerimanya.

Andi Noor Faradiba dari Tim Global Humanity Response (GHR) ACT mengatakan, bantuan jaket hangat ini diberikan kepada anak-anak yatim dan berkebutuhan khusus. “Banyak anak-anak yang harus merasakan udara dingin setiap kali ke sekolah karena tidak memiliki jaket yang memadai. Alhamdulillah, jaket yang diberikan pada akhir Januari lalu bermanfaat hingga kini, di tengah cuaca Gaza yang saat ini sedang menurun,” jelas Faradiba, Senin (18/2).

Mariam, salah satu anak berkebutuhan khusus yang juga yatim, merasa senang mendapatkan jaket hangat untuk melewati musim dingin yang berat tahun ini. Ibunya tak bisa membelikan baju hangat akibat kondisi perekonomian keluarga yang tidak memungkinkan. “Aku merasa senang sekali, aku merasa mendapatkan kiriman jaket hangat dari ayah di surga. Terima kasih ACT,” kata Mariam.

Musim dingin di Palestina sudah mulai terasa sejak akhir tahun 2018 lalu, tepatnya di sekitar bulan Oktober dan November. Menjelang 2019, suhu udara terpantau terus turun. Sampai saat ini sudah tercatat puluhan orang meninggal dunia.

Selain orang dewasa, tercatat juga anak-anak menjadi korban musim dingin di tengah blokade yang berkepanjangan. Peringatan malnutrisi sudah diberikan kepada anak-anak sekolah. Mereka amat rentan kekurangan gizi akibat kurangnya sarapan sebelum sekolah.

Tak hanya manusia, dari laporan Al Jazeera pada pertengahan Januari lalu empat anak singa mati di Kebun Binatang Gaza. Empat hewan itu mati setelah satu hari dilahirkan. Mereka tidak tertolong setelah badai merobek pelindung kandang hangat mereka. Tim Kebun Binatang Gaza Fathy Joma menjelaskan, tak bisa menyelamatkan hewan yang mulai langka itu karena tidak memiliki persediaan obat yang memadai pasca blokade oleh Israel belasan tahun lalu. (act)

Reporter:ACT
Editor:KK


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->