Bisnis
Beras Lokal Penyumbang Inflasi Kalsel di Dua Bulan Terakhir
BANJARMASIN, Manager Kehumas Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Provinsi Kalsel Abdul Haris menegaskan, pihaknya akan berupaya mengkaji komoditas beras lokal sebagai salah satu penyumbang inflasi yang cukup besar setiap momen hari raya besar.
Hal tersebut diungkapkannya dalam kegiatan temu wartawan bulan Juni 2019 bersama Perwakilan BI Wilayah Kalsel, Selasa (18/6/2019) di Cafetaria lantai 3 Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalsel.
“Pada dua bulan terakhir, beras lokal memang menjadi salah satu komoditas yang cukup tinggi dalam menyumbang inflasi di Kalsel. Hal ini tentunya akan menjadi bahan kajian kami untuk diteliti lebih jauh,†tegasnya.
Pengkajian sendiri penting dilakukan agar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalsel bisa melihat secara seksama kenapa beras lokal mengalami inflasi yang cukup besar selama momen hari raya besar. Apakah karena memang dari sisi produksinya tidak mencukupi atau kah memang pola komsumsi masyarakat yang terbilang tinggi saat momen tersebut.
“Dari hasil kajian tersebutlah kita nanti akan melakukan kordinasi dengan TPID Kalsel untuk melakukan berbagai langkah strategis, agar kedepannya komoditas beras lokal harganya senantiasa stabil dan tidak lagi menjadi sumber terjadinya inflasi,†tegasnya.
Bukan hanya komoditas beras saja, berbagai komoditas lokal lainnya yang menjadi andil terjadinya inflasi juga menjadi perhatian TPID Kalsel. Bahkan bukan hanya didorong ketersediaannya secara instan, namun juga melalui peran serta masyarakat.
“Misalnya untuk memenuhi kebutuhan cabai dan bawang merah di Kalsel, kita mendorong masyarakat di beberapa kabupaten untuk dapat membudidayakannya. Dengan demikian kedepannya Kalsel bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus tergantung dengan daerah lain,†tambahnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel merilis kondisi inflasi yang ada di kota Banjarmasin pada Mei 2019. Hasilnya Kota Banjarmasin mengalami Inflasi sebesar
0,90 persen. Ada pun laju inflasi kalender tahun 2019 (Mei 2019 terhadap Desember 2018) sebesar 2,91 persen dan laju inflasi “year on year†adalah 4,89 persen.
Ada pun komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Banjarmasin antara lain ikan bakar, beras, kue kering berminyak, pepes ikan dan angkutan laut. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain tarif pulsa ponsel, sepeda motor, bawang merah, daging ayam ras dan telur ayam ras.
Di 82 kota di Indonesia, tercatat 81 kota mengalami inflasi, 1 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di kota Tual sebesar 2,91 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Kediri sebesar 0,05 persen. Adapun satu kota yang mengalami deflasi yaitu kota Merauke sebesar 0,49 persen. Dari kota-kota IHK di wilayah pulau Kalimantan mengalami inflasi ada 9 kota, Inflasi tertinggi terjadi di kota Sampit sebesar 1,01 persen dan inflasi terendah di kota Samarinda sebesar 0,42 persen. (arief)
Editor:Bie
-
HEADLINE20 jam yang lalu
Geger Temuan Dua Mayat di Banjarbaru, Jasad RFS Didapati Masuk Tong Air Kaki di Atas
-
Bisnis2 hari yang lalu
Harga Emas di Pasar Bauntung Banjarbaru Terus Naik dari Ramadan hingga Lebaran
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Terjerat Cuci Uang Narkoba, Nasib Ayah Fredy Pratama Tinggal Ketuk Palu
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Riding Bersama Wali Kota, Salurkan Bansos Hari Jadi ke-25 Kota Banjarbaru
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Ini Harga Beras di Pasar Bauntung Banjarbaru Pasca Lebaran
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Ngamuk Pakai Parang di Sungai Tiung, ODGJ Dibawa ke Sambang Lihum