HEADLINE
Asal Usul Warga Pontianak dan Sejarah Tionghoa di Kota Khatulistiwa
KANALKALIMANTAN.COM, PONTIANAK – Asal usul warga Pontianak, Kalimantan Barat. Sejarah Kota Pontianak yang berjuluk Kota Khatulistiwa tak lepas dari kedatangan warga Tionghoa atau China.
Kota Pontianak merupakan ibu kota Kalimantan Barat. Pontianak jadi salah kota terkenal di Indonesia.
Secara geografis, kota ini dilalui oleh dua sungai terbesar di Pulau Kalimantan, yakni Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Kedua sungai ini pun diabadikan sebagai lambang Kota Pontianak.
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman pada 23 Oktober 1771. Pendirian ini ditandai dengan pembukaan hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar.
Baca juga: Pasca Diterjang Banjir, Baguna Banjarbaru Bagikan 30 Rompi Pelampung di Kecamatan Satui
Selain itu, juga ditandai dengan berdirinya berbagai balai dan rumah permukiman. Beberapa tahun setelah itu, Syarif pun membangun masjid yang dikenal sebagai Masjid Jami untuk menandai kekuasaannya.
Namun, seorang sejarawan, V.J. Verth dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, mencatat sejarah yang berbeda. Menurutnya, Belanda masuk ke Pontianak pada tahun 1194 dari Batavia.
Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarief Husein bin Ahmed Alqadrie, meninggalkan kerajaan Mempawah dan merantau sampai ke Banjarmasin. Di sana, ia menikah dengan adik sultan Banjar Sunan Nata Alam dan dilantik sebagai pangeran.
Dia pun berhasil mempersenjatai kapal pencalang dan perahu lancang untuk melawan Belanda. Dengan bantuan Sultan Pasir, Syarif Abdurrahman berhasil membajak kapal Belanda dan menjadi kaya. Setelah itu, mereka mendirikan permukiman.
Sejarah warga Tionghoa di Kota Khatulistiwa.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mary Somers Heidhues dalam bukunya Penabang Emas, Petani dan Pedagang di “Distrik Tionghoa” Kalimantan Barat, orang-orang Tiongkok telah menyebar ke Malaka dan Nusantara sejak abad ke-3. Ini menjadi asal usul Pontianak.
Mereka menyusuri pantai Asia Timur dan kembali ke China melewati Kalimantan bagian barat dan Filipina. Beberapa dari mereka pun menetap dan membuat distrik-distrik di Kalimantan Barat, termasuk di Pontianak.
Kedatangan orang Tiongkok ke Kalimantan Barat pada abad ke-18 disebabkan oleh paksaan dari pekerjaan menjadi buruh tambang dan perkebunan.
Baca juga: Pasca Gangguan SUTT, PLN Percepat Penormalan Suplai Listrik di Kalselteng
Sebagian dari mereka datang langsung dari Provinsi Guangdong, Tiongkok Selatan. Sementara itu, sebagian lain berasal dari Provinsi Fujian dan termasuk dalam suku Hokkien. Bahasa sehari-hari yang mereka gunakan adalah Hakka, Teochio, Kanton, dan Hainan.
Sejak tahun 1881, Pontianak memang menjadi tempat transit para pedagang Tiongkok. Mereka menyebar ke daerah pedalaman. Dua etnis besar yang ada di Pontianak adalah Teochiu dan Hakka.
Namun, etnis terbesar yang berada di Pontianak adalah Teochiu yang menempati Pontianak bagian selatan.
Sementara itu, ada sebagian pula Hakka di sana yang menempati bagian Utara Pontianak.
Namun, orang Tionghoa di Pontianak berbeda dengan orang Tionghoa di daerah lainnya. Mereka pedagang kecil, nelayan, pemilik toko, dan petani.
Beberapa di antaranya banyak yang hidup sederhana, bahkan cenderung miskin. Meski demikian, mereka bisa hidup berdampingan dengan suku-suku lain yang ada di sana, seperti suku Bugis dan suku Melayu.
Itulah asal usul Warga Pontianak dan sejarah Tionghoa di Kota Khatulistiwa. (Suara.com/sekar jati)
Editor : kk
-
Kota Banjarmasin3 hari yang lalu
Nobar Piala Asia U-23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota Banjarmasin
-
Kota Banjarmasin2 hari yang lalu
Polresta Banjarmasin Tengah Selidiki Kasus Bayi Meninggal Saat Persalinan
-
HEADLINE23 jam yang lalu
Lelaki di Banjarmasin Habisi Kakak Ipar, Jasad Dibuang ke Wilayah Kintap
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Kasus Cuci Uang Narkoba Fredy Pratama, Sang Ayah Divonis 20 Bulan Penjara
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara3 hari yang lalu
Pengedar Sabu di Desa Paminggir Seberang Diringkus Polisi
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Relokasi Normalisasi Sungai Kuranji di Cempaka Warga Ada yang Tak Setuju