Komunitas Sepatu Converse Bukan KW di Banua

Hampir menjadi rahasia umum jika komunitas anak muda selalu ingin mencuri perhatian. Kali ini bukan ingin membahas komunitas genk motor, tapi komunitas sepatu anak muda di Banua yang menarik perhatian, yaitu Converse Head Indonesia (CHI) South Borneo.

CHI South Borneo sudah hadir 2 tahun sejak diresmikan 16 Juni 2016, saat ini CHI South Borneo memiliki 49 anggota, berdomisili di Banjarbaru, Banjarmasin dan Tanjung.

Tak hanya sekedar ngumpul-ngumpul saja CHI sering kali berpartisipasi memeriahkan event, baik itu talkshow, acara musik, dan lain-lain. Dalam setiap event, komunitas ini menjual sepatu-sepatu produk legendaris asal negeri Paman Sam, Converse original.

Jika kamu belum tau sepatu ini, sepatu Converse adalah merk sepatu populer dari dulu hingga saat ini, disukai banyak remaja dan anak muda sekaligus menjadi favorit mereka.

Sepatu Converse juga menjadi sepatu yang tertua, paling dicari, dan terlaris sepanjang masa. Converse merupakan perusahaan sepatu yang berbasis di Amerika yang telah dikenal keahliaanya dalam pembuatan pakaian olah raga dan juga sepatu gaya hidup. Di pasarkan di Indonesia secara offline maupun online.

Produk utamanya dari Converse fokus pada pada produksi barang olahraga dan juga barang-barang lainnya. Penggerak Utama (All Star) Converse adalah Marquis Mills Converse dan dari nama inilah sekarang terkenal dengan sebutan Converse All Stars.

Tepatnya di Malden , Massachusetts pada bulan Februari 1908, Marquis Mills Converse mendirikan perusahaan sepatu yang bernama Converse Rubber Shoe Company. Pembentukan usaha produksi stabil dan berjalan baik, 13 tahun kemudian, Converse mulai memproduksi sepatu olahraga untuk tenis yang merupakan olahraga paling popular pada masa itu.

Namun popularitas Converse juga tidak berjalan lancar, Converse sempat berada diambang kebangkrutan lantaran konsumen terus tergerus. Pada 22 Januari 2001, perusahaan Converse beralih kepemilikan, saat itu pabrik di Amerika Serikat ditutup. Seiring berjalannya waktu, diproduksi di beberapa negara di Asia serta negara-negara Eropa, terhitung Cina, Indonesia, Italia, Lithuania serta Vietnam pada 9 Juli 2003, perusahaan Nike mengakuisisi perusahaan Converse dengan harga $ US305 juta.

Keunggulan sepatu Converse yang bisa dipakai dalam beragam situasi serta dapat digabungkan dengan beragam jenis baju menjadikan sepatu ini dapat menjaga popularitas sampai sekarang ini.

Nah, bagi kamu pecinta sepatu Converse dapat bergabung dalam komunitas ini, PIC (Person In Charge) Komunitas CHI South Borneo, Lida (21) mengungkapkan kepada Kanal Kalimantan, pihaknya sangat terbuka namun tentu saja ada syaratnya.

“Kami sangat terbuka kalau ada yang mau gabung, tapi ada syaratnya sepatu Converse-nya harus original,” ujarnya

Di zaman yang serba canggih ini tentu saja sulit membedakan sepatu original dengan sepatu KW. Produk pasaran sepatu Converse KW saat ini telah menggiurkan banyak masyarakat dengan harganya yang murah. Untuk kamu yang belum tau cara membedakan mana sepatu Converse yang KW dan original, Doe (24) salah satu anggota CHI mengungkapkan tips cara mengetahuinya yaitu dari harga barangnya, kardus sepatunya dan kondisi sepatunya sendiri.

“Kalau yang originalnya itu harganya paling murah sekitar Rp 400 ribu, yang asli pasti pake kardus yang bagus, rapi yang isinya kertas kemasan sepatunya, dan tag logo Converse resminya, dan perhatikan heel patch logo yang bertuliskan Converse All Star, tempelan heel patch pasti akan jauh lebih kuat. Untuk seri yang original kamu dapat merasakan dari bahannya yang tebal, padat, dan juga terlihat berkualitas,” bebernya.

Hingga saat ini ada 32 komunitas CHI di seluruh wilayah Indonesia dan berpusat di Yogyakarta, pada tahun lalu seluruh CHI diseluruh Indonesia berkumpul di Yogyakarta untuk merayakan hari jadi komunitas mereka.

Bagi kamu yang tertarik untuk bergabung dan melihat koleksi sepatu converse yang original, dapat berkunjung di Instagram : chi.soutborneo dan juga disitu tertera nomor whatsappnya. (rico)