HEADLINE
Berawal dari Adat Tradisi Kawin Tangkap di NTT, Dian Purnomo Bersuara Lewat Buku “Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam”
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Tulislah sesuatu yang tidak punya suara. Suarakan sesuatu yang mereka tidak mampu menyuarakan suaranya sendiri.
Hal itu tersimpul dari talkshow melalui siaran langsung dari aula Dinas Perpustakan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (10/3/2022). Talkshow bertema “Memperjuangkan Keadilan Melalui Literasi”, itu menghadirkan seorang penulis buku Dian Purnomo.
Penulis buku Dian Purnomo adalah seorang pengamat sosial yang dikenal karena produktivitasnya menulis buku novel dan antologi cerita pendek. Berkat pengalamannya bekerja di institusi sosial dan linkungaan dari berbagai organisasi seperti Save the Children, hal itu tentu memberikan nafas baru bagi karyanya.
“Saya itu penghayal gila-gilaan, jadi selama 12 tahun ini saya mendapati banyak sekali permasalahan sosial dari mulai transmigrasi yang tidak aman, kekerasan terhadap perempuan dan anak, juga isu kesehatan yang berkaitan dengan isu sosial lainnya. Dan dari situ timbul kelelahan-kelelahan yang terpikirkan oleh saya mengapa permasalahan negara kita ga selesai-selesai,” lirih perempuan berdarah Jawa tersebut kepada penggemar.
Baca juga: Jokowi Lantik Ketua Otorita IKN Nusantara, Bambang-Dhony Duet dari Non Parpol
Setelah lulus kuliah Master Kriminologi dan Perlindungan Anak di Universitas Indonesia tahun 2017, menandai kehadirannya kembali ke dunia literasi dengan terbitan buku ‘Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam’ dengan bahasan tradisi adat kawin tangkap.
Kawin tangkap sendiri, ujar Dian, merupakan tradisi adat dari daerah Sumba, Nusa Tenggara Timur, yang mana perempuan dipaksa untuk diperkawinkan dengan didahului oleh penculikan.
Dalam talkshow yang dipandu Randu Alamsyah, jurnalis sekaligus penulis, Dian mengungkapkan bagaimana pedihnya seorang perempuan yang hidup di NTT.
Hal tersebut diceritakan Dian atas pengalamannya saat melakukan riset di Sumba pada tahun 2019. Yang mana berkat komunikasi yang ia jalin bersama masyarakat-masyarakat Sumba, ditemukan lah isu-isu yang membuatnya geleng-geleng kepala.
“Setelah saya ke Sumba lima kali, saya bertemu dan mengobrol dengan masyarakat di sana, kemudian ketemu nih isu isu yang ‘Kok pedih banget ya jadi perempuan di sini’,” ujarnya.
Hal itu lah yang membuat Dian sampai di titik di mana ia terpikir untuk mengubah sesuatu dengan super power yang dimilikinya, yaitu menulis. Dengan harapan apa yang dirinya tuliskan bisa memberikan perubahan nasib bagi perempuan yang menjadi korban kawin tangkap.
Baca juga: Api Hanguskan Perpustakaan SD dan Kantor Pembakal Desa Kitano Martapura
“Kawin tangkap adalah kekerasan seksual, saya ingin dengan saya menulis ini dunia akan berubah. Banyak orang yang harus mendapat informasi serta inspirasi dari tulisan saya, maka muncul lah buku ini,” tegas Dian.
Selain itu, dari perbincangan selama satu jam lebih itu, berhubungan dengan peringatan Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada tanggal 8 Maret 2022 lalu, Dian juga berbincang mengenai kesetaraan gender di Indonesia hingga arti kemerdekaan seorang perempuan.
Lebih jauh pembahasan itu tentu disambut baik oleh penggemar dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan para penggemar yang ‘kepo’, baik secara langsung maupun secara daring.
Diakhir acara, para penggemar berbaris rapi untuk melakukan sesi foto bareng hingga pemberian tanda tanda dan sebuah buku ‘Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam’ yang dibagikan cuma-cuma kepada penggemar yang beruntung. (Kanalkalimantan.com/wanda)
Reporter: wanda
Editor : bie
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Daftar Bareng Aditya-Yuti, Koalisi “AYUHA” PPP-Gerindra di Pilwali Banjarbaru
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Nasdem-PKS Koalisi di Pilwali Banjarbaru, Darmawan Jaya Siap Tantang Petahana
-
HEADLINE9 jam yang lalu
Bangunan Liar di Atas Sungai Dibongkar Satpol PP Banjarmasin
-
Kota Banjarmasin1 hari yang lalu
Syarat Dukungan Ditolak, Bakal Calon Perseorangan Pilwali Banjarmasin Ajukan Sengketa ke Bawaslu
-
Kota Banjarbaru1 hari yang lalu
ETLE Segera Terpasang di Banjarbaru
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Ini Penyebab Utama Crossing Drainase di Karang Anyar 1 Sering Berlubang