UNBK, Ujian Nasional yang Bikin Kalang-kabut

Dibandingkan tahun lalu (2016/2017),  Ruspan mengakui terjadi penurunan peserta. Dimana pada tahun 2017, ada 12 sekolah yang mengikuti UNBK ini. Hal tersebut disebabkan besarnya anggaran biaya yang dibutuhkan, termasuk fasilitas komputer yang terbatas dan buruknya jaringan internet. “Selain itu juga perlu biaya melatih operator, menyiapkan server memerlukan biaya yang terlalu besar merupakan indikasi utama tidak terlaksananya UNBK secara maksimal,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Disdikbud Kalsel. Menurutnya, problem yang terjadi di beberapa sekolah terkait fasilitas, jaringan listrik, dan jaringan internet.  Terutama dengan sekolah-sekolah yang berada di wilayah dengan topografi pegunungan dan kepulauan.  “Sekolah yang berada di pegunungan dan kepulauan mengalami gangguan keterbatasan berupa jaringan listrik maupun internet,” ujarnya.

Demi menunjang lancarnya pelaksanaan UNBK di Kalsel, Disdikbud Kalsel telah melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak terkait kelancaran pelaksaan UNBK tahun ini.  Yusuf menyampaikan, kalau pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak PT PLN dan provider yang berkaitan dengan pasokan listrik dan jaringan internet pada saat pelaksanaan UNBK nanti.

Sementara itu, saat dihubungi beberapa hari yang lalu, PT PLN Kalselteng melalui Public Relations Supervisor PLN Kalselteng Bayu Aswenda menyampaikan, PLN Wilayah Kalselteng siap support dan mengamankan pasokan distribusi listrik pada saat pelaksanaan UNBK April mendatang. (Baca : PLN Kalselteng Siap Support Pelaksanan UNBK di Kalsel).

Demi menunjang lebih meratanya pelaksanaan UNBK di tahun yang akan datang, Disdikbud Kalsel berencana akan melakukan berbagai langkah dan strategi seperti dengan melakukan pengadaan genset bagi sekolah-sekolah yang mengalami kendala kelistrikan. “Untuk sekolah yang mengalami kendala pada jaringan bisa menggunakan jaringan yang berbasis satelit,” ujar Yusuf.

Secara nasional, pelaksanaan UNBK diakui dapat memangkas anggaran dalam pelaksanaannya.  Hal ini seperti disampaikan Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dadang Sudiyarto terkait Rencana Pelaksanaan UAN dan USBN 2018.

Menurut Dadang, ujian waktu belum ada UNBK menyediakan dana sekitar 135 miliar. Dengan UNBK yang mencapai 78 persen peserta akan mengeluarkan sekitar 35 miliar. “Jadi turun 70 persen lah dari sebelumnya (ujian) kertas menjadi UNBK,” katanya.

Dadang menambahkan, penggunan anggaran tersebut lebih banyak digunakan untuk dua hal. Pertama pengadaan penyiapan naskah ujian, kedua pendistribusian naskah ujian. “Efisiensi anggaran dari kertas ke UNBK ini memang banyak berpengaruh pada pengadaan penyiapan naskah ujian dan distribusi. Jadi dua komponen itu (besarnya keluar anggaran),” ujarnya.

Kemendikbud menjadwalkan pelaksanaan UN jenjang SMK dimulai tanggal 2-5 April 2018. Jenjang SMA/Madrasah Aliyah (MA) diselenggarakan pada tanggal 9-12 April 2018. Untuk peserta didik yang tidak dapat mengikuti UN pada tanggal tersebut dapat mengikuti ujian susulan pada 17 dan 18 April 2018.

Pada jenjang SMP/MTS (Tsanawiyah) akan dilaksanakan pada tanggal 23-26 April 2018. Sedangkan UN susulan akan diselenggarakan tanggal 8 dan 9 Mei 2018. (abdullah)